Aurelia adalah seorang gadis Tunarungu yang tumbuh besar didalam sebuah Yayasan , Aurelia berparas sangat cantik karena Dia berdarah blasteran Belanda dan Jawa . Setelah keluar dari Yayasan , Aurelia bekerja sebagai seorang model pakaian dalam wanita dari salah satu Brand ternama di Dunia . Banyak lelaki yang ingin menjadikan dia sebagai kekasih atau pasangan hidupnya . Walaupun mereka tahu Aurelia mempunyai banyak kekurangan . Namun Aurelia tidak mencintai mereka . Aurelia menjadi model pakaian dalam bukan semata mata karena dia memiliki postur tubuh yang aduhai . Walaupun Aurelia harus mengalami banyak tragedy dan masalah Namun itu semua karena dia ingin menemukan siapa pria yang selama ini menjadi donatur didalam hidupnya. mohon kawan kawan tidak lupa memberikan ulasan , saran dan kritiknya ya... agar saya bisa lebih baik lagi dalam menulis dan bercerita..(◍•ᴗ•◍) terima kasih , salam hormat penuh cinta dari saya. Chandrawati.
" Nama Saya Aurelia Benhard , Umur saya 18 tahun , saya lulusan dari YAYASAN PUTRI ABADI , Tinggi badan saya 170 dan Berat badan saya 50 kg ."
Dengan rasa bangga aku memperkenalkan diriku ,
aku menulis semua data data pribadi ku di atas kertas Folio lalu ku serahkan kepada Om Faisal yang duduk dihadapan ku , Om Faisal sedang ingin merekrut ku untuk bergabung dengan team nya , tanpa ragu lagi dan dengan senang hati aku menerima tawaran ini . Ini adalah keputusanku dan impianku ditambah lagi dengan bayaran yang akan aku terima cukup tinggi nilainya diatas dari bayaran para model model diatas catwalk lainnya , aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang datangnya hanya 1 kali dalam hidup ini .
" Besok kamu rapikan semua barang barang mu lalu kamu ikut dengan ku , kamu akan tinggal di mess bersama dengan anak buah ku yang lainnya ."
Om Faisal berkata kepadaku sambil menggerak gerakkan tangannya , karena dia berbicara kepadaku dengan memakai bahasa isyarat dan aku menjawab nya dengan anggukan kepala ku , sebenarnya walau pun tidak memakai bahasa isyarat Aku bisa membaca gerak bibirnya karena akupun sudah diajarkan untuk bisa membaca gerak bibir selain mempelajari bahasa isyarat dengan memakai tangan .
Aku terlahir dengan mempunyai 2 cacat didalam diriku , Tunarungu dan Tunawicara namun 6 bulan yang lalu aku sudah melakukan operasi pada pita suaraku , dan kini sedikit demi sedikit aku sudah bisa berbicara , walaupun hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengerti perkataan ku namun aku sudah merasakan bahagia yang tiada tara . Kini aku ingin menabung untuk membiayai operasi pendengaran ku , oleh karena itu aku menerima pekerjaan ini karena uang yang kudapat sangat besar jadi aku tidak akan terlalu lama menabung untuk persiapan operasi untuk telingaku ini .
" Ya sudah Om pulang dulu , besok pagi kamu harus sudah siap ..."
Untuk kedua kalinya aku menjawab pesan Om Faisal dengan anggukan kepala ku . Om Faisal adalah orang yang selalu siap menolong terhadap setiap anak-anak di dalam Yayasan ini , dia bukan pendonatur Yayasan ini , tetapi dia selalu membantu paling cepat jika Yayasan ini sedang membutuhkan pertolongan . Om Faisal juga bukan pemilik dari yayasan ini yang kutahu dia hanya suka menolong orang tanpa pamrih dan tanpa melihat Siapa orang yang tolong nya .
Usia Om Faisal mungkin saat ini sudah hampir separuh abad , garis garis halus di area matanya yang tajam menambah kewibawaan yang terpancar dari dalam dirinya , brewok tipis yang mengelilingi wajahnya menambah kesempurnaan paras tampan yang dimiliki oleh dirinya . Sering aku bertanya kepadanya , tentang kehidupan pribadinya , seperti berapa anak nya sekarang ? istrinya berasal dari daerah mana ? dan berapa usia anaknya sekarang ? Namun Om Faisal selalu mengalihkan setiap pertanyaanku , mungkin jika aku memberikan pertanyaan pertanyaan yang seperti ini , itu sangat tidak baik dan kurang sopan terhadap dirinya , tapi aku hanya berfikir , aku hanya ingin mencari teman saja , jika Om Faisal mempunyai anak maka dia akan menjadi temanku karena aku yakin usianya pasti sebaya dengan diriku .
Setelah Om Faisal pamit kepada semua Guru dan pembimbing di Yayasan ini , dia segera melangkah tanpa pernah menoleh kearah kami yang selalu mengantarnya pergi hingga menuju area parkir Yayasan , Om Faisal pun segera menaiki mobil BMW nya , Mobil kesayangannya yang berwarna hitam dan sudah dimodifikasi semua oleh nya .
" Aurelia.... ayo masuk , ada yang mau ibu beritahukan kepadamu ."
Bu Deti memegang pundak ku lalu dia berkata kepadaku . Bu Deti adalah Guru sekaligus kepala Yayasan ini . Dia tidak galak juga tidak baik , sikapnya netral dan tidak pilih kasih jika dimata dia itu salah maka dia akan tidak segan segan untuk memberikan hukuman kepada kami anak anak Yayasan ini . Dan jika dimata dia itu benar dia juga tidak memuji atau mengagung-agungkan anak itu di hadapan kami semua anak anak Yayasan ini . Bu Deti mempunyai pamor yang sangat tegas dan tanpa pilih kasih . Dia benar benar seorang pemimpin yang patut di acungi jempol .
" Ada masalah Bu ? Apakah aku telah berbuat salah ?"
Aku menggerakkan tanganku , aku berbicara dengan memakai bahasa isyarat dan bertanya kepada Bu Deti .
Bu Deti tidak menjawab ku , dia hanya mengajakku untuk terus mengikutinya . Aku pun mengikuti Bu Deti hingga masuk ke dalam ruangan nya . Ruangan Kepala Yayasan , jika seorang siswa atau siswi sudah masuk kedalam ruangan ini , itu berarti siswa atau siswi tersebut tidak akan tertolong lagi dari hukuman , dan kini aku memasuki ruangan ini membuat isi kepala ku ini berfikir , apa yang akan terjadi kepada diriku ? Apa kesalahan yang ku perbuat ... Aku hanya bisa terdiam sambil menunggu apa yang akan Bu Deti sampaikan pada di kepada diriku .
" Aurelia , ini semua buku tabungan mu , dan sisa uang yang kamu miliki , kamu pergunakan dengan baik , jangan kamu habis habiskan , setiap tanggal 10 kamu nanti akan selalu mendapat transferan , dan semua itu adalah untuk kebutuhan mu ."
Ku tatap wajah Bu Deti dengan penuh tanda tanya serta kebingungan yang sulit untuk aku pahami , ternyata Bu Deti memberikan ku semua data data keuangan ini yang sama sekali aku tidak pernah mengetahui asal muasalnya .
" Tapi Bu.. saya kan akan bekerja , dan akan mendapat kan uang .... saya rasa saya tidak perlu uang ini ..."
Aku mencoba mengembalikan buku tabungan dan uang yang diberikan oleh Bu Deti kepada ku . Aku benar benar tidak tau tentang uang ini , jika uang ini dari kedua orang tua ku itu tidak akan mungkin karena kedua orang tua ku meninggal karena mereka bunuh diri bersama sama , jika uang ini dari sanak saudara ku , dari aku lahir hingga saat ini aku tidak pernah tau dan tidak pernah berjumpa dengan mereka .....
lalu dari mana uang ini berasal ?? ingin aku bertanya dengan Bu Deti , namun aku tahu Bu Deti tidak akan segampang itu menceritakan hal ini , karena ini adalah menyangkut masalah dapur Yayasan .
" Sudah ambilah , lalu kamu tandatangani ini , berarti tugas ibu terhadap diri mu sudah selesai ..."
Bu deti pun menyodorkan sebuah buku yang dimana aku harus menandatangani nya . Sesungguhnya berat aku menerima semua uang ini tanpa tahu kejelasan nya , tetapi jika Bu Deti Sudah memutuskan maka tidak asa satu orangpun yang bisa membantahnya . karena apa yang telah diputuskan oleh Bu Deti itu pasti yang terbaik untuk diriku .
" Sudah Bu... "
Aku menyodorkan kembali buku yang telah ku tanda tangani dan berkata dengan memakai bahasa isyarat kepada Bu Deti .
" Ya sudah , kamu siapkan lah segala keperluan mu , karena Faisal sudah berbicara kepada Ibu , Jaga dirimu baik baik , jika kamu merindukan tempat ini , kamu bisa kembali kapan pun kamu mau...."
Aku melihat mata Bu Deti berkaca kaca setelah dia memberi pesan kepadaku , walaupun Bu Deti tegas dan terlihat tidak bisa diajak bercanda namun aku tau didalam hati Bu Deti sangat menyayangi semua anak anak di dalam Yayasan ini .
Semua itu terlihat karena Bu Deti sampai saat ini tidak mau menikah dengan alasan dia hanya ingin waktunya untuk membimbing kami dan membesarkan kami semua . Melihat Bu Deti yang mulai ingin menangis maka Aku berdiri dari duduk ku lalu aku menghampiri Bu Deti dan memeluk dirinya dengan erat , Aku ingin merasakan pelukan hangat dari seorang Bu Deti kepadaku .
Bu Deti pun membalas pelukan ku , dan sedikit demi sedikit aku merasakan kepala ini mulai basah oleh air mata Bu Deti .
========== >>>>>