"Reno belum punya istri? Wah, apakah dia tajir?" tanya Khanza menggoda pak Gibran. Tentu saja pak Gibran mengerutkan kening melihatnya, wajahnya pun ditekuk seribu lipatan.
"Ya ampun, aku hanya bertanya saja. Aku juga ingin memastikan apakah dia menyukai wanita normal atau malah menyukai sesama laki-laki?"
Pak Gibran tertawa lepas mendengar perkataan konyol Khanza. Dia meredakan sedikit rasa cemburu dan kesalnya karena Khanza terus bertanya tentang Reno.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Khanza keheranan.
"Harusnya aku yang cemas, tapi kenapa justru kamu yang ketakutan begitu?"
"Aku takut dia merebutmu dariku. Tidak ada yang boleh merebutmu dariku, meski seorang lelaki sekalipun!" jawab tegas Khanza, sebenarnya dia hanya ingin meredakan rasa cemburu dan kecemasan pak Gibran. Karena sejak Reno pergi, wajah pak Gibran berubah cemas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com