"Nanti malam gue mau ke lapangan Krakataw, Vin." Kata Dev sambil menepuk pundak Vino.
"Lho..?? Loe mau ngapain ke sana? Kebetulan banget kalo gitu, Gue juga mau kesana!" Tanya Vino yang penasaran.
Dev hanya menjawab singkat, "Gue ikut tanding balapan di sana jam 7 malam ini."
"Kok gue bisa gak tau ya kalo ada pertandingan? Loe kenapa gak kasih tau gue sih?" Kata Vino sambil mengerlitkan alisnya.
"Ya, secara ini kan balapan liar. Loe kan emang gak tau apa - apa tentang balap liar gituan. Jadi ngapain gue kasih tau loe! Pasti loe juga bakalan gak mau ikutan," ucap Dev yang melirik sekilas pada temannya itu.
"Karena gue bakalan ke sana juga, kita berangkat bareng aja ya, Dev? Gue kan gak ada kepentingan apa pun di sana, jadi gue gak perlu bawa mobil segala. Ini aja gue terpaksa ke sana karna ancaman si cewek tomboy itu," umpat Vino mengingat pesan singkat dari Nara.
"Iya, sekalian aja loe numpang di mobil sport gue ajah. Besok jam 6 gue jemput loe. Gue juga pengen kenalan tuh sama itu cewek. Untuk apa anak cewek ke tempat kayak gitu?" Dev terlihat seperti sedang berpikir.
Vino membulatkan jari jempol dan telunjuknya membentuk huruf O dan K, "Siip.. Sekalian aku kenalkan kalian berdua. Yang pastinya, dia juga ikut balapan itu."
"Oke dehh, gue mau pulang dulu, nanti jangan sampai loe lama siapnya! Begitu gue jemput, kita tinggal berangkat!" Ucap Dev tegas pada Vino.
**********
Malam harinya..
Arena Balapan Krakataw sudah dipenuhi oleh banyak orang, mulai dari yang dari dalam maupun luar kota. Pertandingan ini merupakan pertandingan yang sangat langka. Karena apa? Baru kali ini ada seorang cewek misterius yang ikut dalam daftar pembalap mobil sport.
Selama dua kali berturut - turut pemilik Arena Balapan Krakataw ini mengadakan kompetisi balapan liar, belum pernah ada cewek yang masuk dalam daftar. Daftar pembalap pada kompetisi ketiga inilah yang membuat arena balapan ini begitu ramai. Jika dibandingkan dengan kompetisi sebelumnya, jumlah penonton yang bertaruh pada kompetisi ini mencapai 5 kali lipat.
Sudah saatnya mobil - mobil sport memasuki barisan di belakang garis start. Semua pembalap bergegas memasuki arena dengan teratur. Para penonton pun sudah duduk di bangkunya masing - masing.
Mobil sport dari yang sederhana hingga yang mewah sudah terlihat rapi dalam barisan. Para pembalap mulai melakukan pengecekan sebelum pertandingan di mulai. Begitu juga dengan Nara dan Devan. Mereka juga sudah dalam posisi mereka masing - masing. Mata Devan sempat menangkap sosok cewek misterius yang berdiri di sebelah mobil sportnya. Dia juga memperhatikan mobil sport yang terlihat sederhana itu.
Dari antara para pembalap, hanya Nara lah satu - satunya cewek yang ikut dalam pertandingan kali ini. Cowok - cowok yang melihatnya, menganggap remeh kemampuan Nara. Karena mereka merasa cewek itu tidak seharusnya diperbolehkan untuk ikut dalam kompetisi berbahaya seperti ini.
"Nara! Loe harus menang! Gue udah taruhan banyak untuk loe. Gue percaya sama loe!" Ucap Boby sambil menepuk pundak Nara.
"Pasti, Bob. Loe tenang aja! Gue pasti gak bakalan kecewain loe. Doakan gue supaya selamat sampai finish." Kata Nara sambil mengenakan alat keamanan balap yang sudah tersedia.
"Weess, itu udah pasti! Gue tunggu loe di garis finish ya! Loe harus menang! Semangat!" Boby pun berlari menjauhi Nara menuju ke kursi penonton yang berada di dekat garis finish.
Semua pembalap sudah berada dalam mobil masing - masing. Begitu bendera dikibarkan, mobil sport yang berjumlah 20 unit itu melaju dengan kecepatan tinggi. Masing - masing mobil sport memiliki keunggulannya tersendiri yang memang diperuntukkan dalam kompetisi ini.
Di awal start saja, Nara berada pada posisi ke 15. Dia sengaja berada di belakang karena dia ingin memperhatikan bagaimana kemampuan setiap lawannya. Mobil sport miliknya hanyalah mobil sport sederhana yang sudah berulang kali di modifikasi sendiri olehnya.
Nara begitu mengenal kemampuan lawan dari gerak - gerik mobil sport yang melaju. Dia juga bisa tau apakah mobil sport yang dikendarai oleh lawannya itu masih baru atau sudah di modif sama seperti mobil sport miliknya. Sebenarnya, sejak awal, dia menyukai hal - hal yang berbau otomotif. Karena suatu alasan, dia harus mengambil Jurusan Ekonomi.
Belum habis 1 putaran, Nara hampir saja menabrak mobil sport yang berada di depannya. Kedua mobil itu saling menyenggolkan sisi kiri dan kanan mobilnya pada lawan.
"Gila ya! Kayak kurang kerjaan aja nih dua mobil. Mau cari mati, jangan ngajak - ngajak gue kali!" Umpat Nara yang kesal melihat kedua mobil yang mehalangi jalannya untuk menyusul mobil sport lainnya.
Tiba - tiba pembalap mobil sport sebelah kanan membantingkan stirnya ke arah kiri dengan keras untuk menyenggol lawan di sebelahnya. Saat jalur kanan ada sedikit celah, Nara langsung menginjak pedal gas nya dengan kecepatan penuh. Dan sekarang Nara berada di posisi 12.
Nara mulai megetahui siapa - siapa saja yang masih amatiran dan yang memang jago dalam balapan. Lalu dia berusaha untuk mengejar ketinggalannya dari 11 mobil sport yang masih berada di depannya.
"Nih, gue lambat gini karna tuh dua orang aneh! Gue harus cepat nih!" Nara pun meningkatkan kecepatan mobil sportnya.
Setelah melewati putaran pertama, terlihatlah 3 mobil sport yang saling menyalip satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang mau mengalah, semuanya berlomba - lomba mencari celah untuk menyalip.
"Heehh! Dasar bodoh! Menyalip di trek lurus begini kan tidak sulit sebenarnya. Tapi, biarlah kalian beraksi lebih dulu. Sedikit lagi di depan udah mau jalur menikung. Kalian tidak akan selamat!"
Nara suka sekali memprediksikan semuanya. Dia bisa mengetahui apa yang akan terjadi dari cara lawannya mengemudikan mobil sportnya. Pemandangan seperti itu sudah biasa di lihat oleh Nara selama lebih dari 10 kali ikut kompetisi balap liar seperti saat ini.
Dan benar saja, ketiga pembalap itu mulai kelabakan sendiri melihat adanya jalur menikung di hadapan mereka. Kecepatan mereka sulit untuk diseimbangkan. Mobil sport paling depan menghantam kuat dinding pembatas tikungan dan dua mobil yang berada di belakangnya tak bisa lagi menghindar.
Ketiga mobil itu hancur dalam sekejab mata. Kecelakaan beruntun seperti inilah yang di maksud Nara sejak awal, "Tuh kan, memang dasar bodoh! Memang pada dasarnya kalian memang sudah tidak bisa selamat lagi!"
Nara pun menyalip dari sisi yang kosong, tapi celah itu terlalu kecil untuk bisa dilewatinya. Dengan terpaksa Nara menyenggolkan body sisi kiri mobilnya ke arah bagasi mobil yang menghalangi jalannya.
Akhirnya, Nara sudah berada pada posisi 8. Dia pun meningkatkan kecepatannya hingga dia melihat beberapa mobil di depannya. Jalur di hadapan mereka adalah tikungan paling ektrim. Tikungan ini biasa di kenal dengan tikungan balik badan.
Selama putaran pertama, Nara tidak merasa kesulitan melewati beberapa tikungan ekstrim. Tapi di putaran kedua ini, dia merasa kebingungan untuk melewati tikungan berbahaya ini. Sekarang dia mengurangi kecepatan mobilnya dengan harapan dia bisa menghindari kecelakaan pada tikungan ini.
Mobil sport di hadapannya terlihat ugal - ugalan. Dan itu bukan hanya satu atau dua mobil. Ternyata jumlah sebenarnya adalah 5 mobil sport. Dengan gaya mengemudi mobil sport seperti itu untuk melewati tikungan balik badan ini, pasti akan sangat berbahaya.
Nara memang sedang mengalami kesulitan di posisi belakang. Tapi, jika dia bisa melewati kelima pembalap itu, dia bisa langsung berada pada posisi ketiga.
"Ini hal yang tersulit yang pernah ku alami. Menghadapi 5 lawan yang acak - acakan cara mengemudinya. Itupun sudah dekat dengan tikungan balik badan. Damn!" Nara mengumpat karena kesal setengah mati melihat tidak ada celah baginya untuk menyusul sang juara.
Saat melewati tikungan ekstrim itu, mobil sport yang berada di tengah tidak sempat mengerem dan menabrak dua mobil di hadapannya dengan kuat. Kedua mobil yang di tabrak itu pun terlempar keluar arena balapan, sedangkan mobil sport yang menjadi tersangka dalam kecelakaan barusan malah tercampak ke tengah arena.
Dengan kesempatan seperti ini, Nara malah terlihat senang. Dia tersenyum sinis melihat kedua mobil sport yang selamat. Begitu Nara merasa sudah saatnya bagi dirinya untuk beraksi, dia malah menancapkan pedal gas mobil sportnya. Ketika tepat berada di sisi tikungan ekstrim itu, Nara mengerem dan membanting stir mobil dengan kuat ke arah kanan.
Mobil sport yang di kemudikan Nara pun berhasil melewati mobil rusak yang berada di tengah lintasan. Nara menginjak pedal gas dengan kuat sampai kecepatan penuh setelah melewati tikungan sebelumnya untuk mengejar kedua mobil yang tepat berada di depannya kini.
Nara melihat adanya kesempatan baginya untuk melewati mobil balap itu. Dia tidak ingin menyia - nyiakan lagi waktunya untuk meraih posisi teratas. Saat ini, dengan kecepatan penuh, Nara menyalip kedua mobil balap yang sedaritadi tidak menyadari kehadiran mobil sport lain dari arah belakang.
Mobil balap Nara tetap pada kecepatan tinggi menyusul 2 mobil sport lagi yang berada jauh di depannya, salah satunya adalah mobil sport milik Devan. Mereka sudah berada di pertengahan lintasan perputaran terakhir.
"Mereka ini sepertinya sudah pro dehh.. Beda banget dengan yang di belakang. Baiklah, It's show time!" Nara cengigiran sendiri di dalam mobilnya. Dia tidak tau bahwa salah satu dari mereka sudah mengenalnya dan orang itu adalah Devan.
Devan terkejut melihat betapa balapnya mobil sport milik Nara dari arah kaca spionnya, "Gila bener tuh cewek tomboy! Jauh tertinggal di belakang, tapi bisa menyusul dengan kecepatan penuh begitu. Gue gak boleh kalah darinya. Gue gak akan biarin dia ngalahin gue kayak Vino. Gue bakal pertahanin posisi gue ini!"
Ya! Dev menempati posisi teratas. Dia sudah berusaha keras untuk mengahalau mobil sport di belakangnya yang ingin menyalip. Begitu dia melihat mobil sport milik Nara, dia benar - benar tidak menyangka dengan kemampuan Nara yang seorang cewek tapi tidak bisa diremehkan begitu saja.
Sekarang mereka bertiga di hadapkan dengan tikungan balik badan. Mobil sport rusak bekas kecelakaan sebelumnya sudah di singkirkan dari arena balapan. Dev melajukan mobil sportnya dengan kecepatan maksimum. Dia sudah memperhitungkan dengan matang kecepatannya saat ini.
Mobil sport Nara pun akhirnya melewati mobil sport yang ada di belakang Dev. Dev yang melihat kelihaian Nara merasa bahwa dirinya sedang terancam. Dia merasakan ketegangan dalam mengemudikan mobil sportnya. Dev teringat peristiwa di mana Nara benar - benar nekad untuk menyalip mobil balap Vino waktu itu.
"Pasti dia sudah punya rencana. Gue harus bisa mempertahankan posisi gue sekarang! Tinggal sedikit lagi sudah jumpa garis finish. Ayo Dev! Loe pasti bisa!" Devan berusaha menyemangati dirinya sendiri dan mulai memasang wajah serius melihat tikungan tajam di hadapannya itu.
Di sisi lain, Nara sedang berusaha memikirkan cara yang tepat untuk mengambil alih posisi pertama dari pembalap satu - satunya yang ada di depannya.
"Saatnya putaran maut 180 derajat yang terakhir! Lihat saja, siapa yang akan memenangkan pertandingan kali ini." Nara tersenyum merekah setelah mendapatkan ide untuk menyalip mobil sport di depannya itu.
Nara mulai menurunkan kecepatannya menjadi setengah dari sebelumnya. Lalu dia meletakkan kedua tangannya di atas kemudi agar bisa memutar kemudi secara cepat. Nara pun menarik rem tangan sepersekian detik sebelum dia berbelok. Setelah dia mulai berbelok, dia menarik rem tangan dengan cepat dan menekan rem kaki secara bersamaan. Dengan begini, roda belakang mobil sportnya akan terkunci. Nara sudah memikirkan dengan matang caranya berbelok seperti ini lebih aman baginya untuk mencegahnya kehilangan kendali.
Mobil sportnya pun berada tepat bersebelahan dengan mobil sport Devan. Devan sempat melirik ke arah kanannya melihat mobil sport yang kini sedang menyeimbangi kecepatan mobil sport miliknya.
"Gila bener nih cewek!" Umpat Dev sambil mencengkeram stir mobilnya. Dia kesal karena kecepatan mobil sport terbaiknya bisa diimbangi oleh mobil sport sederhana milik seorang cewek. Cewek misterius ini semakin membuatnya penasaran.
Lamunannya buyar setelah melihat mobil sport yang tadinya berada di sebelahnya kini melewatinya dengan kecepatan penuh. Luar biasa! Seorang Devan dikalahkan oleh seorang cewek misterius.
"Shit! Aku kecolongan." Dev hanya bisa mengumpat karena merasa kesal setengah mati melihat keadaan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Bendera bermotif catur pun dilambaikan pertanda garis finish sudah dilewati oleh para pembalap. Mobil sport Nara lah yang menjadi mobil sport pertama yang melewati garis finish. Begitu Nara memasuki garis finish, terdengar sorakan keras dari para penonton. Suara teriakan Boby yang paling keras di antara semuanya. Boby merasa sangat senang melihat temannya itu menang pada detik - detik terakhir.
"Akhirnyaa, Nat! Gue tau dari awal loe pasti bakalan menang! Yeay..!! Selamat ya, Nat..!! Nara sang juara kita! loe memang the best dehh, Nat.!!" Boby berteriak sekencang - kencangnya meluapkan perasaan bahagianya saat ini.
Nara memenangkan kompetisi dan mendapatkan hadiah berupa medali dan uang tunai sebesar 20 juta Rupiah.
Devan juara kedua mendapatkan hadiah berupa medali dan uang tunai sebesar 10 juta Rupiah.
Sedangkan yang juara ketiga mendapatkan hadiah berupa medali dan uang tunai sebesar 5 juta Rupiah.
Setelah selesai dengan ritual pembagian hadiah kepada para pemenang dan foto - foto antara pemilik Arena Balapan Krakataw dengan para pembalap, Nara pergi dan mencari keberadaan Vino.
"Vino sialan! Kenapa belum muncul juga batang hidung tuh bocah? Dasar pecundang! Kabur dari hukuman yang di buatnya sendiri." Nara mengungkapkan kekesalannya pada Vino yang di kira dia tidak datang untuk menepati janjinya.