webnovel

150 Day

Ketika pendidikan harus berakhir karena sebuah pernikahan, Madu berusaha keras membantah permintaan sang ayah yang ingin dirinya menikah dengan seorang pengusaha yang tidak Madu kenal namun sang ayah malah mengancam jika Madu menolak maka sang ayah akan membunuh sang ibu, mau tak mau Madu mengubur dalam-dalam mimpinya yang ingin menjadi seorang dokter dan terpaksa menerima permintaan ayahnya untuk menikah. Seorang pengusaha yang paling berpengaruh di area Eropa dan Amerika membangun beberapa anak cabang perusahaan di area Asia yang di mana salah satunya adalah di Indonesia, Atlas memilih Indonesia karena Atlas ingin di lihat oleh seorang wanita yang sangat ia cintai. Atlas berharap wanita itu akan sangat terkejut dan juga merasa bangga karena melihat dirinya sudah menjadi orang yang sukses. "Pria itu pernah mencampakkanmu dan anaknya juga sering membuatmu menderita maka biarkan aku membalas dendam pada kedua ayah dan anak itu untuk dirimu, Sayang." gumam Atlas menatap foto wanita yang sangat ia cintai. "Seratus lima puluh hari sama dengan lima bulan, aku akan membuat hidup mereka menderita hingga tepat di hari ulang tahunmu. Boom! Mereka akan mati." gumamnya lagi.

Sucici · Teen
Not enough ratings
4 Chs

Prolog

Atlas adalah pengusaha ternama yang datang ke kediaman Admanjaya berniat untuk melamar Madu di hadapan kedua orang tua Madu yaitu Raisa Te Admanjaya dan juga Gustaf Admanjaya.

"Bolehkah aku membicarakan sesuatu kepada kalian?" tanya Atlas pada kedua orang tua Madu.

"Katakanlah!" ucap Gustaf.

"Sebenarnya kedatanganku kemari ingin melamar anak kalian yang bernama Madu," ucap Atlas membuat Raisa dan Gustaf terkejut bukan main.

"Kau mengenal anakku?" tanya Raisa.

Sudah lama Atlas tidak melihat raut wajah Raisa yang sedang terkejut, sungguh menggemaskan di mata Atlas.

"Madu tidak mengenalku tapi aku mengenal dirinya," sahut Atlas membuat Gustaf mengerutkan dahinya begitu juga Raisa.

"Bagaimana bisa begitu?" tanya Gustaf.

"Aku mencintainya secara diam-diam," jawab Atlas menatap Raisa.

Kedua orang tua Madu tersenyum kala mendengar Atlas menyebutkan kata 'Cinta' di depan mereka.

Atlas adalah sabahat masa kecil Raisa, tidak pernah sekalipun Raisa melihat atau mendengar Atlas mencintai seorang wanita namun kini Atlas berani mengutarakan kata-kata cintanya untuk anak tercintanya.

"Baiklah, kami akan bicara pada Madu untuk menikah denganmu." ucap Gustaf membuat Raisa terkejut.

"Terima kasih," ucap Atlas tersenyum menyeringai.

Siang berganti malam, Raisa dan Gustaf membicarakan perihal lamaran Atlas kepada Madu.

"Tidak! Madu belum siap menikah, Dad." pekik Madu setelah kedua orang tuanya bercerita.

"Apa kau tahu siapa Atlas? Dia adalah pengusaha paling berpengaruh di dunia ini, Madu. Hidupmu akan jauh lebih cerah jika kau menikah dengannya." ucap Gustaf pelan.

"Madu masih mau kuliah jadi Madu menolak ...."

"Jangan bodoh, Madu. Setelah kau menikah dengan Atlas, kau masih bisa melanjutkan perkuliahanmu. Daddy tidak mau tahu kau harus tetap menikah dengan Atlas atau ...."

"Madu tidak takut ancaman Daddy," potong Madu.

"Daddy akan membunuh Mommymu," ucap Gustaf membuat Madu terkejut begitu juga Raisa.

"Are you Crazy, Dad? Mom adalah istrimu, demi membuangku pada pria yang bernama Atlas itu, Daddy tega mengancamku dengan cara seperti ini!" pekik Madu menggila.

"Persiapkan dirimu besok," ucap Gustaf kemudian pergi begitu saja.

Hati Madu hancur. Di dalam pelukan sang ibu Madu hanya bisa menangis hingga di hari pernikahannya pun Madu hanya bisa menangis dan menangis.

"Tersenyumlah atau mommymu akan merasa sedih, sayang." bisik Atlas di telinga Madu.

Madu merasa heran dengan Atlas yang seakan-akan sangat mencintai dirinya namun Madu tidak mengenal Atlas jadi dari mana Atlas bisa tertarik dengan dirinya?

Memikirkan semua itu, Madu merasa pusing hingga kepalanya terasa berat dan pada akhirnya Madu pingsan.

"Seratus lima puluh harimu akan di mulai malam ini, Sayang." gumam Atlas ketika membaringkan tubuh Madu di atas ranjang.