Meski marah pada Aqila, Fadhil tetap menjalankan kewajibannya untuk mengantar Aqila ke kampus. Bukan karena cintanya pada Aqila yang terlalu besar pada Aqila, tapi karena Arumi dan Rayyan. Ya karena Fadhil tidak mau melupakan amanah yang diberikan Rayyan dan Arumi untuk menjaga Aqila. Kesal memang tapi dia masih punya tanggung jawab akan keselamatan Aqila.
"Kalau pulang naik taxi saja. Kalau tidak tahu caranya pesan taxi, telpon aku. Biar aku yang pesan." ucap Fadhil ketus sebelum Aqila turun dari mobilnya di depan kampus.
"Kamu ini kenapa sih, Dhil? ketus amat ngomongnya dari kemarin."
"Buruan turun. Nanti kamu bisa telat." balas Fadhil tanpa melihat wajah Aqila. Pandangannya masih mengarah lurus pada jalanan.
"Hufft.." Aqila kesal. Dengan wajah cemberut, dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana meninggalkan Fadhil tanpa mencium tangan laki-laki itu terlebih dahulu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com