webnovel

Who Are You In My Mind

Author: Romaneskha
Realistic
Completed · 100.3K Views
  • 67 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

dr. Alvero Yudistira, Sp. Kj... seorang dokter ahli kejiwaan. Tidak banyak yang tahu dia pernah mengalami gejala psikosis di usia 19 tahun. Sekarang, ia dihantui perasaan bahwa suatu hari nanti penyakitnya akan kambuh. Perasaan yang akhirnya membuatnya membatasi diri untuk berhubungan dengan orang lain. Vero bahkan tidak punya keberanian untuk mempertahankan orang yang ia cintai.

Tags
1 tags
Chapter 1Chapter 1 : Prolog

"Hati-hati! Ada orang gila ngamuk!"

Langkah Amira tertahan. Ada puluhan pasang mata menyorot takut pada seseorang di jarak 20 meter dari tempatnya berdiri. Seorang laki-laki 40 tahunan, mengenakan kemeja berwarna gelap dan celana kain cokelat. Laki-laki itu berjalan tanpa alas kaki dan ada sebuah belati di tangannya. Sejak tadi ia mondar-mandir tidak jelas sambil terus berteriak, "Siapa? Siapa yang tadi menantangku? Ayo, maju! Lawan aku! Biar kubunuh sekalian!" katanya diiringi tawa hebat.

Mati konyol jika ada yang berani melawan orang yang kira-kira sudah tidak waras itu.

"Panggil polisi saja! Tadi sudah ada yang terluka karena diserang olehnya," ujar seseorang di samping Amira, tanpa jelas perintah itu ditujukan untuk siapa.

Idenya memang terdengar cukup logis ketimbang hanya menjadi penonton keributan yang dibuat oleh orang yang tidak waras itu. Amira menoleh ke kanan dan ke kiri, ia belum mengambil keputusan jalan mana yang akan dipilih. Kemacetan mulai terbentuk, beberapa kali terdengar teriakan dan sudah banyak yang memilih lari dari lokasi tersebut. Untuk ini, Amira memang terkesan tidak peduli. Bukan suatu kebetulan ia berada di tempat itu. Itu adalah jalanan yang biasa ia lewati. Jalan ramai di depan satu-satunya mall di kota. Di sana ada halte bus. Pasar tradisional berjarak hanya beberapa ratus meter saja. Jalan itu adalah jantungnya kota kecil di pesisir yang berkembang sekitar dua puluh tahun terakhir. Kota itu, orang-orang menyebutnya Kota Mataram .

Amira baru ingin berbalik pergi, ketika seseorang berteriak panik, "Awas!" katanya.

Orang yang tidak waras menangkap lengan Amira, "Kamu berani menantangku?"

Amira menggelengkan kepala seraya berusaha melepaskan diri. Berhadapan dengan orang asing yang melotot dan menyodorkan belati, tentu itu buruk.

"Berani menantangku?" ulangnya lagi dengan sorot mata seakan ingin membakar Amira. "Asal kamu tahu, aku ini panglima TNI Angkatan Darat, tidak ada yang berani melawanku!" ujarnya kembali tertawa hebat.

"Ayo, ikut!" perintahnya lagi.

Amira ditarik ke tengah jalan raya. Decitan rem mobil terdengar memilukan saat itu. Jika saja orang yang membawa Amira normal, ia akan berpikir puluhan kali untuk menyeberang tiba-tiba. Bukan hal lucu jika akhirnya mereka menggelepar merah seperti ayam yang baru saja disembelih. Amira berharap orang yang menarik tangannya saat itu benar-benar tertabrak, dan Amira bisa terbebas darinya. Amira ingin meminta tolong, namun mengharapkan orang lain, agaknya mustahil. Tidak ada yang akan bergerak menolongnya. Orang-orang itu hanya akan menjadikan dirinya tontonan mengerikan sambil mengatakan, "Kasihan! Padahal masih muda."

Amira pasrah. Tapi, sebuah mobil hitam yang berhenti tiba-tiba di hadapannya, sedikit mengusik harapan Amira. Seseorang turun dari mobil, ia menyingsing kedua lengan kemeja dan segera menangkap tangan yang memegang belati.

"Lepaskan dia!" suara itu terdengar mengancam.

Orang tidak waras masih berusaha melawan. Ia mempererat genggaman pada Amira, sementara tangan kanannya tertawan oleh seseorang yang mengenakan setelan formal.

Orang yang tidak waras itu, tidak banyak yang bisa ia lakukan kemudian. Biar begitu, ia terlihat tidak rela ketika dipaksa melepaskan Amira. Belati tetap diarahkan ke Amira, dan untuk beberapa hal terjadi, akhirnya genggaman tangan ke Amira terlepas. Amira terjatuh dan kepalanya menghantam trotoar.

~II~

You May Also Like

DEWASA: Cita, Cinta dan Perselingkuhan.

Sinopsis Cerita 18+ yaa.. Bocah nyingkir dulu. Masa SMAku sudah diujung tanduk. Tinggal menghitung hari saja menjelang tamat. Melihat teman-teman sepermainan kini sudah mulai terasa jauh. Teman-teman yang dulunya setara denganku, tiba-tiba sudah berada di level yang berbeda. Omongan mereka praktis tidak lepas dari kuliah, kuliah dan kuliah. Setiap kali aku menyamperi teman-teman, dimana saja di setiap sudut sekolah, pasti ada saja yang menanyakan soal dimana aku akan kuliah. Cuma bisa aku jawab, "belum tau lagi. Lihat nanti saja." Ekonomi keluargaku terlalu sulit. Tidak mungkin rasanya bisa kuliah. Adikku saja bertiga, dan masih sekolah semuanya. Mamakku bekerja serabutan saja ke ladang orang yang digaji perhari. Meski begitu, jika hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami tidak pernah kekurangan. Di belakang rumahku ada sawah, ada sungai kecil juga. Sawah itu selalu kami tanam sepanjang tahun. Jadi, kami tidak pernah membeli beras. Kadang kalau tidak ada uang sama sekali, berasnya bisa kami jual sedikit. Sungai kecil di belakang rumah itu juga banyak ikannya, yang aku tangkap pakai perangkap setiap hari. Sementara untuk sayur-sayuran, di belakang rumah kami itu juga banyak ditanam sama Mamakku. Cuma ya yang satu itu yang sulit bagi kami. Memperoleh uang tunai. Aku sebagai anak tertua tentu menyadari juga posisiku. Setelah tamat SMA, harusnya aku bisa membantu Mamakku mencari nafkah untuk keluarga. Hanya saja, posisiku menjadi sulit saat ini, karena aku memiliki pacar yang terus mendesakku untuk kuliah. Dia bahkan manawarkan uang tabungannya untuk aku pinjam, agar aku tetap bisa melanjutkan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi. Apakah Cinta tulus ini bisa bertahan sampai akhir...???

Alan_caz13 · Realistic
Not enough ratings
5 Chs

SARI FADILLAH 2

Jika nanti aku belum bisa membahagiakan kamu yang pasti dalam pikiranku harus mengakhiri hubungan kita, walau sudah berjalan cukup lama menjalani suatu hubungan selama 3 tahun. Aku sudah berusaha mengikuti keinginanmu tapi kamu enggak bisa mengikuti keinginanku untuk akhiri hubungan cinta terlarang. Bukannya sudah janji akan selalu setia bersama dalam keadaan suka maupun duka, apapun yang kau alami sekarang belum tentu orang lain bisa menerima dengan lapang dada. Terkadang aku pernah merasakan hal yang dapat merugikan banyak orang, tapi berhubung aku memahami kondisinya langsung menyuruh untuk tidak melakukan yang tak senonoh. Padahal dalam hatiku bisa saja berselingkuh sama perempuan lain. Tapi aku enggak berani untuk menyakiti hatinya seorang perempuan yang kucintai sejak dari SMA sampai sekarang, malah ada niat untuk melamarmu pada saat kita sudah lulus Kuliah. Itu pun kalau kamu enggak selingkuh sama cowok lain. Kejadian tersebut merupakan paling menyebalkan menjalani hubungan pacaran selama 3 tahun, tanpa sadar kau telah menyakiti hatiku. Apa salahku selama menjalin hubungan? Apa kau enggak bisa menjamin bahwa aku tidak bisa setia? Pertanyaan ini masih tersimpan dalam benakku. Perjalanan telah kita lalui bersama sebelum aku pindah ke Bandung. Sempat mikir untuk putus karena kamu itu kurang percaya untuk menjalin hubungan jarak jauh, heh... ternyata dugaanku benar tanpa ada rekayasa yang di buat-buat. Pusing sekali memikirkan kamu di sini apakah baik-baik saja? Ada kejadian yang membuat aku menguras otak yaitu siapa sih sosok cowok selama berada di samping Sari? Penasaran juga setelah whatsapp sama Firdaus ternyata cowok selingkuh adik kelasnya. Hah... Sari suka sama adik kelasnya? Setahu aku kamu enggak mau menjalin hubungan adi kelas. Kenapa sekarang berubah pikiran? Hingga akhirnya aku tak peduli lagi sama Sari. Sudah aku putuskan akan menerima cinta dari perempuan lain, ingin tahu reaksinya seperti apa? Setelah mengetahui bahwa aku telah memiliki kekasih baru, pasti kamu akan cemburu. Namun, entah dari mana dapat informasinya. Apakah dari teman-temanku? Atau dari sahabatku Firdaus maupun Sidiq? Kita tunggu saja ke depannya seperti apa? Menurutku ide ini cukup menarik sih lagian Lusiana juga suka sama aku. Otomatis sudah waktunya merencanakan sesuatu yang lebih kreatif. Berhubung sekarang aku sedang berada di Jatinangor. Rasanya enggak tega juga menyakiti hati Lusiana setelah menerima cintanya, walaupun aku masih pacaran sama Sari. Untuk itu merahasiakan terlebih dahulu bahwa aku sama sekali belum punya pacar. Tapi aku juga harus memikirkan kembali mengenai kondisi kesehatan, kan semakin hari kondisi kesehatanku makin menurun. entah apa yang membuat penyakit dalam tubuhku enggak bisa di sembuhkan? Padahal sudah berusaha kesana kemari untuk menghilangkan penyakitku. Berharap sih Sari Fadillah masih seperti dulu menerima aku apa adanya.

MuhammadLutfiH · Realistic
Not enough ratings
390 Chs