webnovel

Suicidal Codes

Realistic
Ongoing · 4.9K Views
  • 1 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Chapter 1Pilihan Rania

Tidak ada lagi yang ingin dilakukan oleh Rania. Tidak ada lagi. Ia kini cukup dengan mendengarkan dirinya sendiri. Masa bodo dengan apa yang dibicarakan teman-teman, Muku hingga keluarganya sendiri tentang dirinya.

"Sudah lebih dari cukup aku hidup lebih dari sembilan belas tahun. Ya, mama. Usiaku dua puluh tahun. Hari ini. Tepat saat engkau tak mau mengakui aku sebagai anakmu lagi," kata Rania di depan kaca.

Perempuan dengan rambut sebahu itu membuka selimut yang melingkupi tubuhnya. Di depan kaca, ia saksikan dirinya sendiri. Tanpa atribut dan aksesoris yang membuatnya disebut perempuan.

"Aku perempuan ya, Ma. Sepertimu."

Rania tersenyum. Ia menepuk dadanya. Puk... puk..., "Dan ketika sakit, aku ingat Mama yang menjaga tidurku. Sejak aku belum tidur, hingga bangunku pukul tujuh. Lalu ganti mama yang sakit."

Ia lepaskan tangan dari dadanya, lalu ke meraba ke bahu, lalu kembali ke bagian yang menyembul di dadanya. "Dan ini. Ini yang memberiku kehidupan kan Ma? Apa ini akan bekerja untuk bayiku kelak?"

Rania cekikikan, "Ah tidak. Aku tidak mau menikah Ma. Aku tidak mau menikah. Aku tidak menolak Tuhan menjadikan usiaku semakin tua, tapi aku tidak mau menikah, Ma. Aku tidak mau menikah. "

Angin dari jendela menyapu kulitnya yang terbuka. Membuat Rania merasa kedinginan. Lalu menggigil. Ia ambil kembali handuknya. Menutup dada hingga atas luturnya. Ia benamkan kembali tubuhnya di atas lantai. Menggulung tubuhnya dengan selimut dan kembali menatap jendela dari lantai dua yang memperlihatkan kehidupan tetangga-tetangganya.

Kebahagiaan ada di setiap kepala. Ia meyakinkan dirinya soal itu. Ia lahir di keluarga yang tidak kurang apapun. Menjadikannya berjarak dengan teman-teman yang bahkan untuk membeli baju baru saja menunggu hari raya idul fitri. Setiap tahun. Hanya sepasang baju baru untuk setiap hari dikenakannya di dua hari fitri bersilaturahmi.

"Dulu, Ma. Teman-teman bilang, aku seberuntung-beruntungnya menjadi anak perempuan. Yang bisa makan kue tart sejak ulang tahun ke tujuh dan membeli sembarang pita semauku. Tapi rasaku, aku tidak merasa sebahagia itu."

Rania berjalan menuju tikar yang disiapkan di atas lantai. Telah ia kumpulkan semua barangnya di dua katung besar di pojokan kamar.

"Sudah baik aku hanya mengunci kamar. Tidak menyapa mama dan tidak menemuimu, Muku. Sudah kubilang, aku tidak percaya kamu. Hubungan. Dan apa yang kamu janjikan soal kebahagiaan pernikahan."

Rania menutup matanya. Berharap matahari segera tenggelam. Menyajikan malam. Dan matahari membangunkannya di hari yang berbeda. []

You May Also Like

DEWASA: Cita, Cinta dan Perselingkuhan.

Sinopsis Cerita 18+ yaa.. Bocah nyingkir dulu. Masa SMAku sudah diujung tanduk. Tinggal menghitung hari saja menjelang tamat. Melihat teman-teman sepermainan kini sudah mulai terasa jauh. Teman-teman yang dulunya setara denganku, tiba-tiba sudah berada di level yang berbeda. Omongan mereka praktis tidak lepas dari kuliah, kuliah dan kuliah. Setiap kali aku menyamperi teman-teman, dimana saja di setiap sudut sekolah, pasti ada saja yang menanyakan soal dimana aku akan kuliah. Cuma bisa aku jawab, "belum tau lagi. Lihat nanti saja." Ekonomi keluargaku terlalu sulit. Tidak mungkin rasanya bisa kuliah. Adikku saja bertiga, dan masih sekolah semuanya. Mamakku bekerja serabutan saja ke ladang orang yang digaji perhari. Meski begitu, jika hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami tidak pernah kekurangan. Di belakang rumahku ada sawah, ada sungai kecil juga. Sawah itu selalu kami tanam sepanjang tahun. Jadi, kami tidak pernah membeli beras. Kadang kalau tidak ada uang sama sekali, berasnya bisa kami jual sedikit. Sungai kecil di belakang rumah itu juga banyak ikannya, yang aku tangkap pakai perangkap setiap hari. Sementara untuk sayur-sayuran, di belakang rumah kami itu juga banyak ditanam sama Mamakku. Cuma ya yang satu itu yang sulit bagi kami. Memperoleh uang tunai. Aku sebagai anak tertua tentu menyadari juga posisiku. Setelah tamat SMA, harusnya aku bisa membantu Mamakku mencari nafkah untuk keluarga. Hanya saja, posisiku menjadi sulit saat ini, karena aku memiliki pacar yang terus mendesakku untuk kuliah. Dia bahkan manawarkan uang tabungannya untuk aku pinjam, agar aku tetap bisa melanjutkan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi. Apakah Cinta tulus ini bisa bertahan sampai akhir...???

Alan_caz13 · Realistic
Not enough ratings
5 Chs
Table of Contents
Volume 1