hewan buas bermata merah dan berwujud manusia itu membuat orang seperti ku membeku
"Dingin" hanya itu yang bisa du ucapkan oleh seorang gadis yang hampir tertimbun oleh dinginnya salju,tangan nya yang sudah membeku,bahkan bulu matanya kini berwarna putih,katana yang berada di di genggamannya pun kini mulai membeku,tak ada yang bisa di pikirkannya saat itu, ia hanya berfikir,bila nanti ia mati,ia berharap jasadnya mampu di temukan oleh pendaki,mengingat ia sekarang berada di hutan menaiki pegunungan,otaknya yang masih berfungsi mengingatkannya pada kejadian 2 jam yang lalu.
flashback.
suara berisik yang keluar dari baling baling helikopter membuat orang orang menjauh hanya untuk sekedar memberi ruang agar helikopter itu bisa mendarat,sepasang pilot yang umurnya sekisara 30 thn,turun dari helikopter itu,di ikuti seorang pria yang sudah beruban,namun tubuhnya yang atletis membuatnya seperti pria berumur 30 thn,rahangnya yang mengeras membuat orang orang yang menyadarinya segera membawa tandu untuk menggotong seorang mayat yang berujur kaku dengan keadaan pucat menandakan tak ada lagi darah di tubuh mayat itu,pria beruban tadi mengusap wajah kasar dan berjalan ke arah seorang gadis yang memegang katana di tangannya,di katana itu telah terdapat bercak merah menandakan misi nya untuk membunuh seorang pengedar narkoba telah berhasil,gadis itu segara berlari ke pria beruban itu yang sebenarnya anaknya sendiri,edward,nama pria beruban itu. Edward memandang miris ketana putrinya,namun gadis itu hanya tersenyum dan menyimpan katana itu kembali ke sarungnya.
"sudahlah pa,ini pekerjaan ku,jangan salahkan aku telah menjiwai darah papa dan mama"ujar gadis itu,ia mengetahui ayahnya adalah seorang membunuh bayaran yang telah insyaf dan mengabdi ke negara untuk memberantas manusia bermata merah itu,Edward masih ingat saat terakhir kali ia melihat istrinya setelah melahirkan anaknya,sebelum menghilang di telan abu,hatinya sakit ketika melihat pemandangan itu,namun semua berubah ketika ia menyadari gadisnya,pelitanya sangat mirip dengan ibunya,dan ia masih menyimpan rahasia dengan identitas asli ibunya.
"tapi papa gak mau kamu terluka,kamu cahaya hidup papa elis"ujar edward kepada gadis itu yang di ketahui bernama elis.
"ayolah pa,ini konsenkuensi ku,dan aku menyukai pekerjaan ku,walau aku merasa hal aneh ketika aku membunuh korban ku"ujar elis,edward yang melihatnya memasang tampang bertanya.
"aku seperti ingin meminum darah itu pa,itu aneh tapi aku mencoba menghilangkan pemikiran itu" ujar elis.Edward hanya terdiam,ia tau hal itu akan terjadi,ia slalu menjaga anaknya dengan baik,dan ia telah mengendalikan anaknya,hanya dia yang mengetahui identitas istrinya.
"Edward!come here,mereka menyerang di arah pengunungan"ujar seorang pria dengan pakaian hitamnya,edward segera berdiri dan mengambil peralatannya yang tersimpan di dalam tas,di dalam tas itu telah tersimpan beratus peluru yang banyak senapan untuk membunuh manusia bermata merah itu,tak lupa ia mengecup kening anaknya,dan berniat berlari menuju mobil salju berwarna hijau,tapi...
"pa,elis mau ikut,elis pengen liat seperti apa mereka" ujar elis sambil menahan tangan anaknya.
"tidak elis,itu berbahaya,kamu gk boleh kesana,papa gak mau kehilangan kamu,cukup mama mu yang pergi,kamu jangan!"ujar edward sendu,dapat terlihat matanya memancarkan berjuta kesedihan. Elis yang mengerti segera melepaskan tangan papa nya,ia mengucapkan permintaan nafas,papa nya benar,dia harta terindah ayahnya,ia tau,bila ia terluka,ayahnya akan terluka pula,edward tersenyum melihat penyesalan anaknya,kini gadis itu tak seperti iblis pembunuh,melainkan malaikat kecil.
"hati hati pa,kembalilah untukku" ujar elis,edward tak berkata "ya" atau "tidak" ia hanya tersenyum,dan itu membuat hatinya gusar. dengan senyum terpaksa,ia menatap kepergian ayahnya.
elis berjalan kearah rumah kecil yang menjadi tempat tinggal ayahnya ketika menjalankan tugas,ia melepaskan sepatu dan mantel salju,rumah kecil hangat itu membuatnya merindukan ayahnya,ia slalu penasaran dengan wajah ibunya,namun itu tak masalah,karna ia bisa melihat ibunya ketika bercermin,ayahnya bilang ia sangat mirip dengan ibunya,hal itu cukup membuatnya senang.
1 jam berlalu,suara gaduh di luar membuat elis keluar dari rumah kecilnya,ia melihat komander alex,yang memimpin pemburuh mata merah di pos itu mengeluarkan raut wajah aneh.
"kirim bantuan!!makhluk menjijikkan itu memanggil kawanannya! cepat!"teriak komander tersebut,tubuh elis membeku,ayah nya,ayahnya dalam bahaya!!!
bersambung