webnovel

Buah Terenak

Para pelayan berjalan dan menyajikan setiap makanan dengan rapi. Nefertari memberikan arahan kepada pelayan yang sebelumnya dia perintah, untuk memberikan buah itu kepada Indah.

Dengan perasaan sedikit gugup, pelayan itu berjalan ke arah Indah. Pelayan itu lalu menawarkan buah tersebut di hadapan Indah.

Indah melirik pelayan itu, lalu pandangannya beralih ke buah yang ada di tangan si pelayan.

Indah merasa sedikit tertarik dengan buah itu, lalu menyodorkan tangannya untuk mengambil salah satu.

Saat menggigit buah itu, Indah dapat merasakan rasa manis dan asam secara bersamaan, namun rasa itu sangat nikmat dan begitu segar.

Membuat Indah ketagihan untuk terus memakannya, si pelayan berdiam diri di sana dan tidak pergi. Pelayan itu masih memegang keranjang buah dalam diam, Fiuh... untung saja gadis ini menyukai buah yang kubawa! Jika tidak, maka aku pasti dalam masalah besar jika Nona Nefertari mengetahui aku telah menukarnya, pikir pelayan itu.

Nefertari yang melihat Indah dengan semangatnya memakan buah itu, merasa sangat puas.

Semakin banyak dia memakannya, maka akan semakin cepat kematiannya.

Nefertari lalu memutuskan untuk pergi dari sana, dia sudah tidak tertarik dengan acara persembahan ini. Buruan telah memakan umpan, jadi dia akan pulang untuk merayakan kemenangan besarnya.

Dia merasa sangat senang sekarang, aksi balas dendamnya telah sukses.

Nefertari tidak menyadari, bahwa semua usahanya itu hanyalah sia-sia belaka. Kekalahannya yang dikira kemenangannya, akan berujung petaka pada dirinya sendiri. Dia bahkan tidak mengetahui bagaimana hal itu bisa terjadi.

Di lumpur yang kotor, seekor babi gemuk menggerogoti lumpur, babi itu terlihat memakan sesuatu. Itu merupakan buah yang telah di jatuhkan oleh pelayan yang sebelumnya.

Dalam sekejap, buah itu hampir habis di makan oleh si babi. Pada saat si babi makan, dua orang tiba-tiba menyergap babi itu dan menangkapnya.

"Babi sialan! Sudah mau mati juga masih aja bisa kabur! Bikin orang lain susah, bahkan bisa makan begitu lahap sekarang!" celoteh salah satu pria yang menangkap babi itu dengan ekpresi marah.

"Sudahlah, bawa babi ini cepat! Babi ini akan di hidangkan untuk nona muda Nefertari, jika kita terlambat menyediakannya, maka mampuslah kita di tangan Nona muda!" ucap pria yang lain, nadanya terdengar mengandung sedikit rasa takut.

Indah masih saja memakan buah yang di sediakan pelayan untuknya, sekarang keranjang buah itu sudah habis setengahnya.

Indah tidak menyangka akan sangat menyukai buah ini, bahkan dia seperti ketagihan.

"Buah ini sungguh lezat!" ucap Indah kepada si pelayan.

Si pelayan yang mendengar ucapan Indah menjadi bingung, dia tidak terlalu fasih dalam berbahasa Indonesia.

Jadi setelah merenung beberapa saat, pelayan itu hanya berucap dua kata saja.

"Buah terenak!" ucap si pelayan dengan logat yang aneh.

"Oh.. maksudmu ini buah yang paling enak disini?" tanya Indah.

Si pelayan yang mendengar kalimat panjang dari Indah, membuatnya semakin bingung. Si pelayan akhirnya hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah berbicara, Indah meminta untuk memegang keranjang itu sendiri, lalu menyuruh pelayan itu pergi.

Setelah si pelayan pergi, tiba-tiba sosok yang Indah kenali muncul di sampingnya.

"Kamu akan segera pergi?" tanya Kmitri dengan ekspresi sedih.

dia cukup terkejut ketika mengetahui hal ini, bagaimana pun dia sudah menganggap Indah sebagai salah satu temannya.

"Benar, aku akan pergi sebentar lagi! Aku harap kamu bisa menjaga dirimu dengan baik!" ucap Indah dengan nada sedih.

Indah juga sudah menganggap Kmitri sebagai temannya, perlakuan Kmitri padanya jelas terlihat baik dan tulus. Maka dari itu Indah merasa sedikit sedih.

"Tentu saja, kamu juga harus menjaga dirimu dengan baik. Ok!" ucap Kmitri lalu memeluk tubuh Indah sedikit erat.

"Oh iya, apa yang kamu makan ini?" tanya Kmitri sambil melihat buah di tangan Indah.

"Ini katanya buah terenak yang kalian miliki!" jawab Indah polos.

"Kalau begitu berikan aku satu!" pinta Kmitri.

Kmitri lalu mengambil buah itu lalu menggigitnya, pada gigitan pertama ekspresi Kmitri terlihat sangat aneh.

Tidak lama kemudian, Kmitri memuntahkan makanan itu dari mulutnya dengan ekpresi jijik.

"Cuih, buah terenak apanya? kamu pasti salah, sepertinya ini buah yang lain. Rasanya sangat aneh, bahkan membuatku mual!" Kmitri lalu berlari pergi tanpa memperdulikan Indah, dia terlihat akan memutahkan seluruh makanannya pagi ini.

Indah : "...?" apanya yang salah? jelas-jelas buah ini sangat enak, seleranya saja yang aneh, pikir Indah.

Next chapter