webnovel

Cara Pendekar Membuka Pintu

Editor: Atlas Studios

4 Juni, malam.

Song Shuhang tidak bisa tidur. Ia terbangun di kasur. Mengapa ia merasa bersemangat? Apa karena ia akan bertemu Senior 'Tabib' besok, belajar teknik meditasi dasar dan teknik membuat ramuan, lalu mendapat 100 hari Foundation Establishment?

Atau, karena ia tidak perlu tidur seperti biasa setelah meminum ramuan itu? Apa itu alasan ia tidak bisa tidur?

Bagaimanapun, ia tidak bisa tidur.

Ke 3 teman sekamarnya mendengkur dengan keras, tapi ia berguling-guling, terbangun.

Otaknya masih aktif meskipun ia menutup matanya.

Ia merasa ia sudah memejamkan matanya cukup lama, tapi ketika ia melihat ponselnya, itu hanya kurang dari 5 menit sudah berlalu.

'Tuhan, bagaimana aku bisa melalui ini?'

Song Shuhang menghela napas.

❄❄❄

5 Juni, masih panas.

Semalaman tidak bisa tidur, Song Shuhang terlihat agak lelah. Ia tidak lelah tubuh, Nyatanya, ia ia tidak merasa mengantuk meskipun ia tidak tidur semalaman.

Kelesuan 18 tahun membuat ia merasa seharusnya ia lelah setelah tidak tidur semalaman, jadi secara mental ia lelah.

Ada 4 kelas di pagi hari, dan Song Shuhang membawa ponselnya. Kali ini, ia ingat untuk mengisi baterai ponselnya, agar Tabib dapat menelponnya.

Dalam keadaan terjaga, ke 2 jam pelajaran terlewat dengan cepat, namun, Tabib tidak menelponnya.

Menderita karena menunggu terlalu lama, Song Shuhang merasa sudah menunggunya bertahun-tahun.

Pelajaran ke 3 adalah Bahas Inggris Perkulihan.

Selama istirahat, Profesor Smith masuk dengan menggunakan tongkat penyangga.

Profesor ini tidak pernah mengijinkan mahasiswa terlambat, ia juga begitu. Ia tegas terhadap orang lain , tapi lebih tegas pada diri sendiri.

Katanya ia digigit oleh anjingnya 3 hari lalu dan harus di rawat di rumah sakit. Ketika ia keluar dari rumah sakit semalam, ia mengirim anjing itu ke toko daging anjing, untuk dimasak.

Semakin dalam cinta, semakin sakit ketika tersakiti oleh yang ia cintai. Apa itu karena ia tidak bisa mentolerir penghianatan anjingnya?

Melihat rambut profesor itu yang disisir rapi, Song Shuhang merasa kasihan padanya.

Menurut si Bulu Lembut, ia sudah memberikan Profesor Renshui dan Profesor Smith kompensasi. Song Shuhang tidak bertanya kompensasi apa yang dimaksud.

"Sayang sekali Profesor Smith sudah keluar dari rumah sakit. Aku pikir ia akan dirawat lebih lama lagi." Tubo merasa darahnya membeku ketika ia melihat profesor Smith.

Ia tidak pintar bahasa inggris. Sedangkan, profesor itu bukan orang yang bisa ia hadapi.

"Aku akan pindah ke belakang," Ia bertanya. "Kau bagaimana?"

"Ya, aku juga." Li Yangde mengangguk.

Tidak seperti Tubo, L i Yangde pintar bahasa Inggris dan sudah menguasai poin-poinnya. Jadi, dikelas ini, ia akan duduk di belakang juga, berpikir tentang kode-kode yang ia tulis.

"Aku akan berpindah ke Yayi, jadi aku akan pindah ke belakang juga." Gao Moumou mendorong kacamatanya dan tersenyum.

Nama belakang Gao Moumou adalah Gao, dan nama depannya adalah Moumou. seperti Tubo, is juga memiliki nama yang akan membuat orang tidak percaya ia adalah anak ayahnya. Ia sangat membenci namanya.

Kebetulan, ia juga mencuri Kartu KK dan pergi ke kantor polisi, mencoba mengganti namanya sendiri ketika ia kecil. Sayangnya, ia juga gagal. itu alasan mengapa ia masih di panggil Gao Moumou1.

Ia membayar lebih berat daripada Tubo.

Lagipula, Tubo hanya dipukuli oleh ayahnya, tapi Gao Moumou dipukuli oleh kedua orangtuanya. Di hari itu, ia menangis dan berteriak dengan keras, dan tidak bisa bangun keesokan harinya.

Yayi yang disebutnya tadi adalah kekasihnya, perempuan yang lucu yang tingginya sekitar 1,43 m. Song Shuhang selalu bingung bagaimana ia menaruh tangannya. Perempuan itu terlihat seperti anak SMP, atau bahkan lebih muda. Sangat susah untuk lelaki biasa menyukai perempuan seperti itu, kecuali lolicon2, bukan?

Lelaki itu pasti lolicon. Itu mengapa ia mencari kekasih yang terlihat seperti loli.

"Yang benar saja? Kita semua pindah ke belakang?" Song Shuhang mendesah dan mulai membereskan buku-bukunya, bersiap menemani teman-temannya.

Saat itu, Tubo menyeringai dan menghentikan Song Shuhang: "Shuhang, sebaiknya kau tetap disini. Jadilah murid teladan dan dengarkan dosen dengan seksama."

"?" Song Shuhang kebingungan, tidak mengerti apa yang Tubo bicarakan.

"Gunakan kesempatan ini. Bukankah kau selalu bicara tentang kau ingin memiliki kekasih di kampus?" bisik Li Yangde kepada Shuhang, mengangkat alisnya dengan nakal, dengan ekspresi 'kau tahu maksudku'.

"Jangan berterima kasih pada kami, panggil kami Lei Fengs yang hidup." kata Gao Moumou dengan muka yang keren.

Setelah itu, satu per satu temannya meninggalkannya.

Kebingungan dengan perkataan mereka, Song Shuhang ditinggalkan.

Setelah sekian lama, Song Shuhang menoleh dan melihat sekitar, lalu ia tahu alasannya.

Disebelahnya, hanya berjarak 1 kursi, perempuan seksi duduk di sana. Melihat Shuhang melihatnya, ia menyipitkan matanya dan memberinya senyuman manis.

Teman-teman ini pasti salah paham sesuatu?

❄❄❄

Di sisi lain, ke 3 teman Shuhang berpindah duduk di belakang kelas.

Tubo menepis keringatnya di dahinya. "Si*l, kenapa panas sekali? Tadi sejuk!

"Kau belum menyadarinya?" Gao Moumou mendorong kacamatanya dan berpose seperti Conan, "itu karena kita meninggalkan Shuhang."

"Apa hubungannya dengan Shuhang? dia bisa mengendalikan cuaca atau apa?" Tubo mengipas dirinya menggunakan buku dan menggerutu.

"Ia memang tidak bisa mengendalikan cuaca. Tapi, untuk beberapa alasan, ia terlihat bisa mengeluarkan udara sejuk, hampir seperti manusia AC. Aku hampir percaya ia selalu membawa es balok yang besar." kata Gao Moumou dengan nada yang membingungkan.

"Ya, aku rasa juga sepertimu. Selain itu, kau sadar tidak, kulit Shuhang terlihat lebih putih kemarin pagi? Ia lebih putih setelah setengah hari ketika kita pergi mencari apartemen," kata Yangde dengan tenang sambil menutup laptopnya.

Yangde, kau penyuka sesama jenis? Bagaimana kau menyadari kulit Shuhang lebih putih?" Tubo mengejeknya.

"Tubo." Li Yangde tersenyum, "Apa kau masih ingin menyimpan "demonstration videos"3 di Disk F dan isi 5 virtual disk di komputermu?"

"Yangde, aku bersalah." Tubo langsung mengalah. Itu barang berharganya yang dikumpulkan sejak ia di SMA. Bagaimanapun… Yangde tahu tentang video di Disk F, bagaimana ia tahu tentang 5 virtual disk? Sialan, bisakah aku punya privasi? Aku tidak akan macam-macam dengan ahli komputer lagi.

"Kutebak… mungkin ia memakai krim pemutih? Dengan alasan… mungkin ia jatuh cinta dengan seseorang?" lanjut Gao Moumou. Ia menunjuk ke arah Shuhang dan perempuan yang duduk di sebelahnya yang bernama Lu Fei, "aku bertaruh 100… keping! Pasti ada sesuatu terjadi diantara mereka. Aku sudah memperhatikan kelas apapun kemarin, Lu Fei akan selalu mencari kesempatan untuk duduk di sebelah Shuhang."

"Jadi, kita melakukan hal yang benar untuk memberikan ruang pribadi."

Ketika sudah selesai, Shuhang akan mentraktir kita."

Mereka berpikir melakukan kebaikan tanpa pamrih, ke 3 teman itu pindah dengan sendirinya.

❄❄❄

Sayangnya, kenyataannya bukan begitu.

Song Shuhang tidak bermaksud membangun hubungan dengan perempuan itu. Ia melirik ponselnya terus menerus, menunggu kapan 'Tabib' sampai.

Otaknya terisi dengan pengembangan diri, teknik meditasi dasar, dan 100 Hari Foundation Establishment.

Di depan kelas, Profesor Smith menulis berbagai kata di papan tulis. Mungkin karena ia sudah menua, tapi walaupun ada berbagai alat bantu untuk belajar di kelas, ia masih memilih cara mengajar yang sederhana- papan tulis hitam.

Kelas itu hening. Di kelasnya, jika kau tidak menyukainya, kau bisa tidur. Ia tidak memaksa para mahasiswa mendengarkannya. Tapi jika siapapun yang berani bersuara dan mengganggu kelas, kau tidak akan mendapat nilai untuk semester ini.

Sebagai mahasiswa, sejak kau datang ke kelas, berarti kau ingin mendapat nilai. Tidak ada yang menolak nilai. Paling tidak, bisa tidur.

"Crack! Boom, boom!"

Tiba-tiba, suara keras dan aneh terdengar. Suara itu terdengar sangat keras di kelas yang sunyi.

Semua orang tertuju ke arah sumber suara- pintu kelas.

Pintu yang terkunci terlihat terdorong oleh dorongan yang kuat dan mur kunci pintu perlahan terlepas dari pintu.

"Crack!" Pintu itu terbongkar.

Seluruh gagang pintu itu terlepas, seperti gerbang kastil yang dihantam oleh pemukul di perang jaman dulu. Itu benar-benar di luar imajinasi!

Next chapter