Sudah satu minggu lamanya, Arseno dan Jingga tidak saling memberikan kabar. Arseno menyibukkan diri dengan bekerja terus menerus. Arseno selalu pergi pagi dan pulang larut malam. Hal ini pastinya dilakukan oleh Arseno untuk melupakan Jingga. Namun, apa yang dilakukan oleh Arseno tentu saja terasa sia-sia. Semakin ingin melupakan, ingatan tentang Jingga seolah selalu bergentayangan di otak Arseno.
Tak bisa dipungkiri jika Jingga selalu ada di hati dan juga otak Arseno. Entah sampai kapan ini akan berakhir, namun Arseno sudah mengurus surat perceraian agar semuanya bisa diproses dengan cepat. Dan pada akhirnya, perceraian lah yang dipilih Arseno, semua ini dilakukan olehnya agar Jingga mendapatkan kebahagiaannya.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu ruangan kerja Arseno kini sudah terdengar oleh Arseno. Kini pintu mulai terbuka dan memperlihatkan Sekretaris Niko berjalan masuk ke dalam ruangan Arseno.
"Tuan Arseno," ucap Sekretaris Niko.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com