Kabut dendam telah sempurna menyelimuti hati. Bahkan, jika mereka meminta maaf pun, tidak ada artinya lagi bagiku. Aku menyudahi jemariku mengusap layar ponsel ini, menaruhnya di lantai dan bersiap untuk mandi.
Segar rasanya, mandi tanpa harus menimba dan mengangkat air terlebih dahulu. Mulai hari ini, aku akan merawat tubuh dan wajahku. Aku kini sudah selesai mandi, melihat Fito terbangun aku jadi seperti mendapatkan mood baru.
"Mama ...," sapa Fito. Matanya masih mengantuk. Aku mendekat dan mencium keningnya. Fito balas memeluk erat.
"Iya, Sayang. Fito, doain mama lagi, ya. Supaya jualannya habis semua," pintaku. Fito mengangguk dan mengucapkan doa seperti biasa.
"Tuhan, semoga jualan mama banyak yang beli. Amin."
"Amiiin." Aku mengamini ucapannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com