webnovel

MULAI DEKAT

Ashraf mempersilahkan anak-anak untuk duduk di tempat yang sudah dia sewa saat ini dia sengaja menyewa satu ruangan di sebuah restoran mewah agar anak-anak Azura bisa menikmati makan malam bersama dirinya.

Ruangan mewah itu juga sudah di-setting sedemikian rapinya Ashraf tidak ingin memberikan kekecewaan kepada anak-anak itu terlebih kepada Arka entah mengapa Ashraf merasa sangat dekat dengan Arka.

"Ayo silahkan duduk, saya sudah memesan kan kalian makanan yang sangat enak kita bisa bicara sambil menyantap hidangan yang sebentar lagi akan disajikan."

"Apakah hari ini Ayah sedang libur tidak bekerja sehingga bisa menemani kami makan siang?" tanya kakak kepada Ashraf.

Arka kemudian menyentuh siku kakaknya dia merasa canggung ketika sang kakak menyebutkan kata ayah pada panggilan untuk Ashraf.

"Tidak masalah Arka kalau kamu mau memanggil saya dengan sebutan ayah, saya malah sangat bahagia.

Mamamu juga memanggil saya dengan panggilan Yah.

Panggilan Yah itu bukan hanya untuk ayah kandung yang ada di rumah kita tetapi panggilan Yah itu adalah panggilan kehormatan untuk laki-laki yang dituakan."

"Jadi kamu tidak perlu khawatir saya tidak akan tersinggung." Kata Ashraf memberikan penjelasan kepada Arka dan kakaknya sedangkan Azura hanya tertawa saja.

Dan ketika makanan itu datang Ashraf kemudian mempersilahkan mereka untuk makan mereka berbincang panjang lebar.

Ada saja kisah yang mereka ceritakan yang lebih banyak mereka bicarakan adalah cerita tentang masa lalu mereka ketika mereka bersekolah

"Ayah semasa masih sekolah malah tidak pernah rangking satu tidak seperti kalian."

"Kami kalau tidak dapat rangking tidak boleh masuk ke dalam rumah Yah."

"Wah kejam sekali siapa yang biasanya berbuat seperti itu?"

Mereka kemudian tertawa terbahak-bahak sambil melihat kearah Azura tampak sekali bahwa mereka saat ini sedang berbahagia.

Saat acara makan siang sudah selesai Ashraf mengajak anak-anak untuk berjalan-jalan dia merasa sangat ingin menikmati perjalanan dan kebersamaan.

"Kamu suruh saja sopir mau pulang biar kamu dan anak-anak ikut di dalam mobilku nanti aku yang akan mengantar kalian untuk pulang."

"Kamu serius?" tanya Azura kepada Ashraf tidak biasanya Ashraf memberikan tawaran seperti itu.

"Iya aku serius apa yang salah dengan mereka saat ini mereka sedang dekat denganku jadi rasanya tidak ada masalah jika aku mengantarkan mereka pulang lagipula sepertinya mereka sedang ingin berjalan-jalan."

"Kita akan berjalan-jalan ke mana?"

"Ke mana saja yang mereka mau dan mereka inginkan aku tidak masalah hari ini aku tidak memiliki jadwal apa-apa dan tidak akan kemana-mana."

"Baiklah kalau begitu aku akan meminta kepada sopir untuk pulang kata Azura kepada Ashraf, tidak berapa lama Azura memanggil sopirnya, mereka tampak berbincang-bincang kemudian bapak sopir itu berpamitan kepada Azura, Ashraf dan juga anak-anak, mobil Azura melintas menuju pulang.

Azura dan anak-anak kemudian naik di mobil Ashraf di dalam mobil itu mereka bercerita dengan sangat riuh Azura merasa bahagia setidaknya apa yang dia pikirkan tentang kekeruhan yang akan terjadi pada diri anak-anak setelah dia mengenal Ashraf tidak terjadi tadinya Azura sempat khawatir jika anak-anak tidak bisa menerima Ashraf.

Sesampainya mereka di rumah anak-anak itu tidak terlalu banyak berbicara ataupun bercerita, mereka biasanya hanya duduk di depan televisi, makan bersama ataupun mencandai satu dengan yang lainnya mereka sudah terbiasa hidup berdua seperti itu, meskipun mereka adalah anak laki-laki, selama ini Azura selalu mengajarkan kepada mereka untuk menyayangi keluarganya dan sepertinya hal itu sudah sangat terekam dalam benak mereka apapun itu Azura merasa bangga terhadap anak-anaknya.

"Kata ayah tidak seperti itu ada yang memberikan keterangan bahwa hal itu tidak benar kalau kamu tidak percaya kamu lihat saja di Google."

Begitu sang kakak berbicara kepada Arka, Azura memasang telinganya, "mengapa mereka memanggil kata ayah dalam perbincangan mereka?"

Azura tidak terlalu tahu apa yang mereka bicarakan yang pasti Azura tahu bahwa dalam setiap kesempatan ketika mereka mendapatkan kesulitan maka mereka akan menelpon ayahnya.

"Ayah baru mereka. . Ashraf."

Jika sudah begitu maka Ashraf akan berkabar kepada Azura dengan menceritakan apa-apa yang sudah dikatakan oleh anak-anaknya meskipun anak-anak seringkali memberikan permohonan kepada Ashraf dengan kalimat "jangan bilang-bilang mama ya."

Tapi tetap saja Ashraf memberitahu Azura, alasannya agar Azura memahami apa yang diinginkan dan dirasakan oleh anak-anaknya.

Sepintas Azura merasa bahwa Ashraf bukanlah tempat bercerita yang baik karena setiap kalimat yang disampaikan oleh anak-anak selalu diceritakan kembali kepada dirinya namun meskipun begitu Azura berusaha untuk tidak bercerita kepada anak-anaknya dia tidak ingin memberikan jarak antara anak-anak dan Ashraf.

Azura sudah bersusah payah untuk mendekatkan anak-anak dengan Ashraf dan jika kemudian dia bercerita tentang keburukan yang ada pada diri Ashraf artinya dia akan kembali menutup kedekatan anak-anak dengan Ashraf hal itu akan membuat sesuatu yang tidak baik bagi hubungan Azura dan laki-laki itu.

Beberapa kali Azura bahkan melihat anak-anaknya menghubungi Ashraf tanpa meminta izin kepada dirinya, entah itu untuk menanyakan perihal pelajaran atau pun menanyakan perihal sesuatu yang mereka pertentangkan, Azura tidak menganggap itu sebuah permasalahan, hatinya begitu lapang, bila ternyata dirinya dan Ashraf berjodoh artinya anak-anak akan memiliki Ayah yang sudah mulai dekat dengan mereka dan jika pun ternyata Azura tidak berjodoh dengan Ashraf setidaknya anak-anak memiliki sahabat hanya itu saja yang bisa Azura katakan saat ini.

"Ma aku nanti pulang sekolah tidak langsung pulang ya," kata Arka kepada Azura.

"Mau kemana lagi?"

"Di sekolah ada banyak sekali kegiatan Ma, aku sebenarnya juga capek tapi mau bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur."

"Lagipula aku juga ingin Ma jadi anak yang dikenal dengan banyak prestasi supaya bisa membanggakan mama."

Azura tersenyum memandang putranya itu, dia merasa bahagia memiliki anak seperti Arka dan juga kakaknya mereka tidak pernah memberikan Azura sesuatu yang menyulitkan bahkan mereka lebih sering memberikan kebahagiaan bagi Azura itulah mengapa Azura sangat bersyukur memiliki mereka.

"Oh iya Ma Arka lupa tidak bercerita kemarin Ayah mampir ke sekolah."

"Ayah???" Azura bicara sambil memicingkan matanya.

"Iya Ayah."

"Maksudnya ayahmu?"

Azura bicara sambil terbata-bata dia tidak menyangka bahwa ayah Arka akan datang ke sekolah anaknya.

"Oh tidak Ma tidak, bukan Ayah yang itu, maksud Arka Ayah Ashraf .

"Ya Tuhan, Mama pikir ayahmu."

"Arka sebenarnya bingung dengan Mama, bukannya Mama yang mengajarkan kepada Arka untuk memanggil Om Ashraf dengan panggilan ayah kenapa sekarang Mama yang jadi bingung?"

Azura tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh putranya itu dia baru ingat bahwa memang dirinya yang memberikan label 'ayah' pada nama depan Ashraf, saat itu Azura ingin anak-anak juga memanggil Ashraf dengan panggilan Yah seperti dirinya namun dalam perjalanan waktu semakin banyak hal yang terjadi dan dia pikirkan Azura malah lupa bahwa dirinya yang mengajarkan hal itu kepada anak-anak dan kini anak-anak sudah mulai dekat dengan Ashraf mereka tidak perlu lagi diajarkan memanggil kata Yah pada nama depan panggilan untuk Ashraf karena mereka sudah terbiasa melakukan itu.