Hujan bunga dandelion disaat itu tak pernah terlupakan dari memorinya, dibawah sinar rembulan seorang gadis menunggu dengan hati bertabur bunga, rasa bahagianya ketika itu pecah dalam sekejap, pria yang telah mencuri hatinya tengah berdiri dihadapannya
Pria...ya seorang pria yang memutuskan semua hubungan, semua ikatan, semua janji dan harapannya hanya dalam sekejap
Pria itu adalah Julio
"mulai hari ini, detik ini, kita putus!" ucap Julio kearahku dengan lantang
"ta..tapi kenapa?"
"aku tidak ingin bersamamu lagi, aku sudah bosan, aku sudah punya penggantimu yang lebih baik"
seorang gadis cantik mendekati ku "selamat tinggal sayang..."bisik gadis itu pergi bersama Julio meninggalkanku sendirian
______
______
"Zara...! Zara...!Zara...!!!" seseorang berteriak kearahku
Sontak aku terbangun dari tidurku dan sadar bahwa semua yang terjadi barusan hanyalah mimpi buruk tentang masa laluku
Pupil mataku membesar, ku dapati seorang guru perempuan berdiri tepat disampingku dengan wajah marah
"jangan tidur di jam pelajaranku! Jika kau ingin tidur maka tidurlah diluar...jangan didalam kelasku! apa kau mengerti!!"
"hei lihat, si gadis gila itu berulah lagi" bisik salah seorang temanku yang duduk didepanku pada teman yang lainya
"Apa yang kau lihat! Cepat keluar..sekarang!!!" teriak guru itu mengusirku
Aku berjalan keluar kelas sambil menatap tajam pada gadis yang menyebutku gadis gila itu
"bye...bye...Za..ra" kedua gadis itu melambaikan tangan kearahku saat keluar dari pintu kelas
___
Zara..iya.. Zara bell adalah namaku tapi disekolah ini aku lebih dikenal dengan gadis gila apalagi dikalangan murid kelas 12
Sebutan itu terjadi seminggu setelah pacarku-Julio memutuskan hubunganku dengan nya
Setelah dia mengambil semuanya dari ku mulai dari teman, sahabat, hidupku, bahkan diriku, dia mengambil semuanya
Kemudian membuangku begitu saja dan pergi bersama gadis lain
Hal itu terjadi setahun lalu, walaupun sudah setahun lalu tapi itulah yang membuatku hancur hingga depresi
Memang kejadian yang buruk dan sangat berdampak terhadap kehidupanku
Hingga suatu ketika aku bertekat untuk tidak membuka hatiku untuk siapapun lagi sebelum mebuktikan bahwa dia baik atau tidak
ya...walaupun begitu aku memiliki pria hayalan hasil imajinasiku selama tidak memiliki seorang teman
Aku cukup menyukainya walaupun hanya imajinasi pikiranku sendiri
Terkadang aku berbicara sendiri di perpustakaan, di lorong, bahkan dikelas sekali pun
Mungkin itulah sebabnya banyak orang memanggilku dengan sebutan gadis gila, bagiku itu hanya sebutan semata yang tak berarti apapun untukku
__
__
"zara!" panggil seorang wanita berdiri didepan pintu
"iya bu"
"jika kamu terus seperti ini, maka kamu bisa-bisa tidak diluluskan dari sekolah ini dihari kelulusanmu"
"iya bu maafkan saya"
"sekarang masuklah, ibu tidak akan melihat hal seperti ini terjadi lagi, apa kamu mengerti zara"
Aku menganggukkan ucapan dari bu sintia, guru matematika dikelasku yang keluar karena jam pelajarannya telah usai
___ Pulang sekolah ___
"hah..sekolah yang sangat melelahkan" ucapku sambil merebahkan tubuhku diatas permukaan kasur tidur dan membuatnya berantakan
"hei..hei...bagaimana sekolahmu hari ini ?"
Seorang wanita yang umurnya tak jauh beda dariku tengah bersandar dipintu kamarku
"membosankan dan sangat membosankan, lagi-lagi aku tertidur dikelas"
"pasti adikku ini sangat lelah, aku sudah menyiapkan makanan untukmu dimeja makan"
"sungguh kau kakak yang sangat baik" ucapku berlari memeluknya
Setelah selesai makan bersama kakak, aku kembali ke kamar untuk mengerjakan beberapa tugas sekolah
Ketika aku sedang sibuk sengan tugasku, aku merasa ada seseorang yang menyentuh bahu kiriku
"kamu terlihat sibuk hari ini sampai mengabaikanku yang sedari tadi duduk disofa kecil itu" ucapnya sambil menunjuk kearah sofa kecil didekat jendela
Suaranya yang sedikit berat membuatku mudah mengenalinya
"aku tidak mengabaikanmu hanya saja hari ini aku sibuk sekali, apa kamu bisa menungguku sebentar lagi Nicu"
Jelasku pada nya dengan memberi satu kedipan di mata kananku
___
Namanya Nicu, seorang pria khayalan yang berwujud nyata bila dia berada dikamarku dan akan seperti bayangan jika dia jauh dari kamarku
Aku tidak tau kenapa ini bisa terjadi tapi yang pasti saat aku menulis sebuah diary, dia tiba-tiba saja datang menghampiriku, awalnya aku takut tapi lama kelamaan kami menjadi teman
Aku belum memberi tahu siapa pun tentang ini temasuk kakakku sendiri, tapi Nicu tahu tentangku
Anggap saja dia juga diriku yang berbeda bentuk dengan ku
Nicu memiliki jalan pikirannya sendiri, jadi aku tidak bisa memaksanya untuk sesuatu hal
___
"ya" jawabnya dingin
Aku melanjutkan tugasku dan akhirnya pun selesai
Aku berdiri dan berjalan kearah Nicu yang tengah duduk disofa kecil itu menghadap keluar jendela dengan raut wajah cemberut
"wah..wah... Sepertinya Nicu ku marah karna aku mengabaikan nya" ucapku menggodanya dengan sedikit tersenyum
"tidak, aku tidak marah"
"Nicu, apa kamu sedang berbohong ?"
Aku melihat hidungnya sedikit memerah yang menandakan dia sedang berbohong
"tidak" jawabnya singkat
"Nicu, hidungmu memerah, wajahmu tampak lucu" ucapku mencubit hidungnya yang lucu itu
"aww!"
dia mengusap hidungnya sesaat setelah aku mencubitnya
"ya, aku marah karna kau mengabaikanku" lanjutnya menatapku dingin
"maafkan aku"
"hmm"
Dia tidak membalas permintaan maafku
"Nicu...maafkan aku"
Aku melingkarkan tanganku ke lehernya
"kenapa kau memelukku seperti ini, lepaskan"
Nicu menarik tanganku untuk melepaskan pelukanku darinya
Tapi aku malah mengeratkan pelukanku padanya
Aku selalu melakukan itu saat dia marah, aku tak ingin kehilangan nya walaupun dia hanya imajinasiku saja
"iya iya aku memaafkanmu"
Lanjutnya menatap kearahku
Aku melepaskan pelukanku dilehernya dan berdiri didepanya menghadapnya
"Nicu, kau mau kemana?"
Tanyaku saat dia melangkah menuju balkon kamarku
Aku mengikutinya dan sampai diteras balkon kamarku yang menghadap ke jalanan yang sepi dan gelap
Ku dapati dia tengah berdiri menghadap ke jalan sambil bersandar pada pagar besi balkon itu
Next...