webnovel

ɪ ᴄᴀɴ(ᴛ) sᴇᴇ ʏᴏᴜ

Bagaimana rasanya punya kekurangan? apa kalian pernah merasakannya? walau berat bagaimanapun hidup harus dijalani kan?

donateu_ · Teen
Not enough ratings
11 Chs

Awal Mula

"Carmel, kamu jaga diri ya. aku pasti balik buat kamu, jangan lupa buat telfon aku"

Gadis itu hanya mengangguk "iya! Eric juga jangan lupain aku!" jawabnya.

Eric tersenyum senang dan mengangguk "pasti." tak lama ibu Eric pun memanggil "Eric, ayo. kita bisa ketinggalan pesawat nanti." Eric menoleh dan raut mukanya pun berubah sedih, ia menatap lagi wajah Carmel yang terlihat ceria "aku ga mau pergi" cicitnya.

Carmel menatap Eric bingung "ke luar negri kok ga seneng? enak tau ke luar negri, bisa lihat macem macem, aku aja pengen"

"kalo gitu kamu mau ikut aku?"

Carmel menggeleng "ngga, ngga sekarang. kapan kapan aja ya, ajak aku. oh ya, kalau pulang bawain oleh oleh, oke?"

Eric tersenyum kecut "iya.." dan tiba tiba sebuah tangan menyentuh pundak kecil Eric "Eric.. ayo," itu adalah tangan ibu Eric

"Carmel, makasih ya udah mau ikut ke sini. jaga diri oke?" pamitnya seraya menggandeng tangan mungil Eric untuk masuk ke dalam 'gate'

Carmel masih setia berdiri ditempatnya seraya melambaikan tangannya, walau ia terlihat ceria sebenarnya ia merasa sangat sedih karena teman satu satunya akan pergi meninggalkannya.

Carmel terus menunggu sampai sosok Eric benar benar tak terlihat, dan setelahnya raut wajah Carmel berubah menjadi sedih. ingin rasanya ia menangis tapi ia tak bisa, ia tak ingin mengakhiri kepergian Eric dengan tangisan.

"Carmel, ayo." terdengar suara ibunya yang sudah menantinya di belakang dari tadi

tidak, itu bukan ibu kandung Carmel tapi ibu tirinya. Seira― ibu kandungnya sudah lama meninggal dan ayahnya menikah lagi karena alasan Carmel harus punya ibu agar mendapat kasih sayang.

tapi nyatanya pendapat Alex― ayah Carmel salah. Rika― ibu tirinya tak menyayangi Carmel selayaknya anak. Rika hanya sayang dan peduli pada anak kandungnya dan Alex, tapi walaupun Carmel tau itu dia tetap menyangi adik tirinya itu selayaknya kandung, ia membuang jauh jauh rasa irinya itu pada Alea.

"jangan alay. ayo pulang, cape" ketus Lea yang hanya diangguki Carmel.

Selama perjalanan pulang pun Carmel masih terpikirkan Eric, ia hanya menatap jendela mobilnya yang menampakan pemandangan kota saat ini.

drtak!

Carmel terkejut saat mendengar suara keras yang berasal dari ibunya, ia memperhatikan ibunya yang terus meraba ke bawah kursi mobil "ma? mama cari apa?" tanya Carmel

"duh! diem bisa ga sih! sana duduk jauh jauh" bentak Rika

Carmel pun mundur dengan takut dan duduk diam, walaupun dia tetap memperhatikan

"duh.. mana sih hpnya" gumam Rika

"ma.. aku mau liat konser idol ku dong, katanya mereka mau gelar konser di kota ini" kata Lea seraya fokus pada ponselnya

"iya sayang" jawab Rika

Rika terus meraba bagian bawah kursi yang ia duduki padahal, seharusnya dia harus fokus menyetir, Carmel hanya bisa diam, ia takut jika ia membuat Rika emosi dan marah.

sebagai gantinya Carmel membantu untuk melihat jalanan depan yang tak bisa Rika fokuskan karena sesuatu yang hatuh itu.

"mama cari apa sih?" tanya Lea, seraya bergantian melihat jalan dan bagian bawah kursi Rika menjawab "itu, hp mama jatuh"

dan tanpa sepengetahuan Rika sebuah mobil melaju dari arah depan, Carmel yang melihatnya pun memberi tahu Rika "mama! ma, di depan ada mobil!"

namun sayang, ucapan Carmel tak dihiraukan Rika. "kamu diem bisa ga sih"

tapi disaat seperti ini Carmel tidak mungkin menurut, mereka bisa saja tewas karena kecelakaan ini "ma! lihat depan ma!" kata Carmel

Lea yang terganggu pun mengikuti apa kata Carmel dan melihat depan, sontak mata Lea membulat karena kaget dan takut "mama!"

karena mendengar teriakan Alea, Rika pun menoleh dan

BRUAKH!!

-berita hari ini, terjadi sebuah kecelakaan lalu lintas di jalan Panglima. Menurut polisi salah satu mobil mengalami blong pada rem-nya dan mengakibatkan tabrakan pada mobil satunya. Para korban pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat-

"Alea.. bangun nak.. sayang.. hiks" Rika terus memanggil manggil Alea yang tak sadarkan diri, sementara Carmel yang terluka terus mengikuti Rika dibelakangnya.

untung saja Carmel dan Rika hanya mendapat luka luka, tetapi Alea tidak, ia bahkan sampai tak sadarkan diri dan darah terus mengalir dari kepalanya.

suster pun menghentikan Rika saat mereka hendak ikut memasuki UGD.

Rika tak bisa tenang, ia terus berlalu lalang di depan pintu UGD. Rika melupakan luka yang didapatnya dan Carmel yang juga terluka.

tak lama seorang suster pun menghampiri Carmel, ia berjongkok dihadapan Carmel "adek, adek ikut kakak dulu yuk?" katanya

"kemana? ga mau" tolak Carmel, sang suster itu pun memandangi luka luka Carmel "adek ngga ngerasa sakit? ayo di obati dulu lukanya" namun Carmel menggeleng membuat sang suster mengerutkan dahinya

"kenapa?"

"ngga mau, aku mau di sini nunggu Alea, dia sakit"

suster itu pun menatap ruang UGD sebentar dan menatap Rika yang sibuk berlalu lalang "kan Alea sudah ada mama, adek ngga ngerasa sakit? ayo di obati dulu lukanya, cuman sebentar kok nanti kamu bisa ke sini lagi"

Carmel menatap kakinya yang penuh luka "perih" gumamnya, snag suster yang mendengar itu pun tersenyum tipis "ayo, ikut kakak ya"

suster itu pun berdiri "bisa jalan sendiri atau mau kakak gendong?"

"jalan sendiri" kata Carmel seraga turun dari duduknya

selama Carmel pergi untuk di obati suster, Rika sama sekali tidak menoleh padanya dan hanya fokus pada ruang UGD tempat anaknya berada.

beberapa menit kemudian Carmel kembali dan sudah melihat sosok ibunya yang duduk lemas, wajah ibunya tak terlihat karena ia menunduk dan rambut panjangnya menutupi wajahnya.

Carmel yang melihat itu pun berjalan menghampiri dan menyentuh tangan Rika, "ma..? kenapa ma? Lea mana?"

bukannya dijawab Rika malah menepis kasar tangan Carmel "duduk sana" sarkasnya

Carmel hanya menurut, sambil tertatih tatih ia berjalan menuju tempat duduk di depan ibunya.

hanya keheningan yang ada di antara mereka. Carmel bingung, ia ingin bertanya tapi ibunya sedang seperti itu.

beberapa menit keheningan itu berlangsung dan Carmel mendengar samar isakan tangis dari ibunya.

Carmel tak berani bertanya sehingga ia hanya bisa diam dan melihat

"Carmel.." panggil ibunya

Carmel yang dipanggil pun merasa senang karena baru kali ini ibunya memanggil dirinya dengan nada tak membentak

"iya ma?"

"kamu sayang mama sama Alea kan?"

dengan yakin Carmel menjawab "iya, sangat."

dengan mata merah yang berlinang air mata Rika menatap wajah Carmel juka luka lukanya, Rika berdiri dan berpindah tempat duduk di sebelah Carmel

Rika memandangi luka Carmel "sakit ya..?"

sungguh, rasanya Carmel sangat senang bisa mendapat perhatian dari ibunya "ngga kok, Carmel kuat" jawabnya sambil tersenyum

"Carmel mau dirawat mama ngga?"

dengan yakin dan antusias Carmel mengangguk, walau ia sedikit merasa aneh dan kaget tapi ia benar benar ingin.

"kamu sayang kan sama Alea? kamu bener kan?" dan lagi lagi Carmel mengangguk

"kalau gitu kamu mau kan bantu Alea? Lea sekarang sakit, kamu mau kan bantu dia?"

"iya, aku mau bantu"

"kalau gitu kamu mau gantiin mata Lea?"

"h-ha..?"