webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#BTS

[Bukan] Bodyguard

Kim Yerin. Pecinta hujan yang selalu merindu akan kehangatan yang telah lama hilang menjadi buih dalam memori senja. Kehilangan orang tercinta tentu saja bukan perkara mudah bagi seorang gadis manja sepertinya. Kehilangan semangat hidup dan menjadi seorang yang sangat tertutup, mungkin adalah imbas yang paling kentara terlihat. Sudah lebih dari 5 tahun Yerin hidup sebagai lautan tanpa mentari. Ia adalah genangan dalam yang layak diselami namun selalu terhalang gulita yang menyelimuti. Sedangkan neneknya semakin menua dan tak mungkin menjalankan perusahaan seorang diri. Ia sangat membutuhkan cucu satu satunya itu sebagai penerus dan pewaris tunggal. Hingga akhirnya neneknya memutuskan untuk menghadirkan seseorang yang mungkin saja bisa membuat tawa Yerin kembali. Seseorang yang mungkin bisa membawa Yerin ke jalan dengan benderang harapan. Choi Jungkook, seorang anak pelayan dari keluarga Kim yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun bahkan sebelum Yerin lahir. Bukan kebetulan juga bukan perencanaan, Nenek Kim sedikit menaruh harap saat ia pertama kali melihat Choi Jungkook mengunjungi ayahnya yang sedang bekerja dikediamannya. Tentu Choi Jungkook tidak pernah menolak perintah, terutama dari nenek Kim yang sudah dia anggap sebagai neneknya sendiri. Diumurnya yang ke 17 akhirnya Jungkook memenuhi permintaan nenek Kim untuk menjadi seorang bodyguard bagi seorang Kim Yerin. "Jung... Kenapa kau mau berteman denganku?"

Athena_Park · Book&Literature
Not enough ratings
47 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#BTS

42. Whts??!

Gema ketukan sepatu terus saja menggema di sebuah lorong yang terang dengan ratusan orang yang senang sekali berlalu lalang melewatinya. Setelannya beragam, sebagian memiliki style glamor karena mereka adalah anak orang kaya raya sejagat Abel Red, dan sebagian lagi ada yang biasa saja. Namun bukan berarti yang berpakaian biasa saja adalah dari kalangan kasta terbawah. Pun sekarang Lee Taehyung yang duduk santai kursi besi panjang didepan kelasnya, sedang menunggu dengan begitu bosan sambil melipat wajahnya--kesal.

Duduk dengan kedua kaki terbuka dan badan yang sedikit membungkuk karena sengaja sekali menjadikan kedua sikunya sebagai tumpuan di kedua lututnya. Dengan atasan kaus Celine dari Gucci berwarna hitam yang di linting di bagian ujung lengannya. Dipadukan dengan sangat elegan bersama celana bahan panjang berwarna dark brown serta sepatu ket putihnya. Tatanan rambut yang sengaja tidak terlalu rapih agar terkesan seperti bad boy dengan aura mahalnya. Sesempurna itu seorang Lee Taehyung.

Tentu Taehyung bukan tanpa kesibukan sehingga menghabiskan waktunya hanya berdiam diri saja sembari memperhatikan mahasiswa cupu dengan kaca mata bundarnya berkali-kali melewatinya. Entah dirinya yang salah mengambil tempat duduk atau memang sengaja mencari mangsa. Jika yang dicari oleh Lee Taehyung adalah 'gadis menarik', tentu saja bukan di lorong tempatnya sekarang duduk. Lorong dimana ujungnya adalah sebuah perpustakaan. Sudah tertebak kalau Taehyung salah memilih tempat nongkrong. Karena satu hal, yaitu; Choi Jimin.

Menunggu Jimin adalah salah satu hal paling membosankan dalam hidupnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa sekarang Jimin sungguhan meminta Taehyung untuk menunggu dikelas yang berada tak jauh dari perpustakaan.

Taehyung langsung berdiri saja saat melihat Jimin mulai berjalan kearahnya setelah melihatnya keluar dari perpustakaan. Setelan serba denim dari atas hingga bawah. Skinny jeans hitam dan jaket denim berwarna split yang pas sekali di badan. Rambutnya blonde terbelah di bagian tengah tanpa meninggalkan volumenya. Sangat elegan dengan keseimbangan warna kulitnya yang seputih susu. Untuk tinggi, Taehyung jelas masih jauh lebih unggul dari Jimin. Menurut Taehyung, Jimin itu terlalu mini untuknya. Padahal juga sebenarnya Jimin tidak semini itu, hanya saja tingginya berhenti di ambang batas 174 cm sedangkan Taehyung yang 179 cm. Kalau dipikir, Taehyung berlagak sekali, padahal hanya selisih 5 cm saja.

"Sejak kapan perpustakaan jadi daftar kunjunganmu?" ucap Taehyung setelah Jimin sampai didepannya. Membawa setumpuk buku yang ada sekitar 2 buku tebal dikedua tangannya.

Aish! Sejak kapan Jimin rajin membaca buku?!

"Aish! Kau tahu? Aku terlupa tidak mengerjakan tugas  seni mandiriku. Dan sepertinya sungguhan dewi fortuna sedang senang sekali menghampiriku."

Jimin memincingkan matanya genit. Bertele-tele sekali padahal hanya berniat akan memberi tahu Taehyung atas apa yang telah dia dapat hari ini. Tentang dewi fortuna? Tentu itu salah satu juga yang memancing rasa penasaran Taehyung. Entahlah, bagi Taehyung, hari ini terlalu banyak kejutan.

"Park Sewon." ucap Jimin tiba-tiba.

Taehyung yang mendengar nama itu pun langsung terkesiap saja. Wajahnya yang tadinya tidak peduli sama sekali, kini berubah menjadi serius seperti seorang yang sungguhan sedang menanti kejelasan.

Belum sempat Taehyung menanyakan lebih lanjut pada Jimin tentang gadis yang sempat membuat Taehyung kesal setengah mati pagi tadi. Sekarang obsidiannya telah menangkap sesosok gadis dengan setelan yang... Berbeda sekali dengan yang terlihat tadi malam di sirkuit. Orang yang sama dan wajah yang sama, tapi bagaimana bisa auranya bisa selembut malaikat seperti itu?

Style nya masih sama, masih gemar sekali memakai jaket kulit, namun berbeda dengan tadi malam yang dipadukan dengan rok span yang kelewat pendek, sekarang jaket kulit itu di padukan dengan skinny jeans hitam panjang dan sepatu kets berwarna putih beserta rambutnya yang entah kenapa sekarang malah begitu menggemaskan dengan poni yang menutupi dahi hingga kedua alisnya.

Harusnya sekarang Taehyung bertepuk tangan saja dengan penyamaran Park Sewon yang luar biasa. Image sebagai anak pemegang saham yang harus terlihat seperti dewi yang tanpa dosa dihadapan semua mahasiswa pun semua dosen yang sudah terlanjur menganggapnya sebagai calon mahasiswi teladan. Persetan! Rasanya Taehyung sekarang ingin tertawa terbahak-bahak menertawai betapa menggemaskannya seorang Park Sewon dengan dualisme nya yang sangat mumpuni itu.

"Jimin-ssi. Terimakasih." ucap Sewon setelah menyambar dua buku yang ada dikedua tangan Jimin. Taehyung jadi mengerti, bahwa Jimin masih tetaplah Jimin yang benci perpustakaan. Apalagi membaca, untuk mendengarkan dosen mengajar saja rasanya Jimin tidak rela telinganya diisi oleh petuah tidak berguna berupa sin cos phytagoras yang memusingkan. Walau pun pada akhirnya Jimin akan menyelesaikan semua mata kuliahnya dengan nilai yang memuaskan. Entah terbuat dari apa isi kepala Jimin, tapi sepertinya Jimin memang sudah ditakdirkan menjadi pria yang kelewat cerdas. Hanya saja, apakah nantinya Jimin akan menggunakan otaknya untuk hal lurus atau malah hal magis tentang kesenangan dan selangkangan.

Jimin menyunggingkan senyumnya. Bukan dengan sorot menyala laser seperti tadi malam, namun sorot matanya seperti menyiratkan bahwa Jimin sedang terpesona pada perangai manis yang ditunjukkan gadis Park itu. Persetan! Taehyung sangat muak melihat semua drama ini. Seperti ingin melempar keduanya ke laut dan membiarkan dunia ini tenang tanpa mereka berdua yang terlalu banyak drama.

"Ah ya, Lee Taehyung. Sepertinya aku akan bicara disini saja."