Penyesalan

Mendorong pintu terbuka, Ye Zixin yang baru saja kembali dari pemotretan berbulan-bulannya sengaja datang ke apartemen tunangannya untuk memberikan kejutan.

Senyum di wajah Ye Zixin mandek saat melihat banyak baju dan pakaian dalam yang berserakan di ruang tamu. Seperti di siram air dingin perasaan senang yang tadi ia rasakan hilang seketika digantikan oleh amarah yang berkobar-kobar.

Di telinganya dia juga mendengar suara-suara dari kamar utama. Dengan geram Ye Zixin berjalan ke arah kamar utama dan membuka pintu dengan kuat hingga membuat suara keras. Suara itu cukup untuk mengejutkan kedua orang yang berada di dalam kamar.

"Berani sekali kau menghianatiku!" Suaranya membuat kedua orang itu panik dan berusaha menutupi tubuh mereka dengan sesuatu. Karena semua pakaian mereka berserakan di ruang tamu.

Tunangan Ye Zixin dengan khawatir berbicara dengannya, "Itu bukan apa yang kau pikirkan!" Teriak wanita itu dengan panik, wajahnya yang lembut berubah pucat seperti orang yang baru saja melihat hantu.

Mendengarnya Ye Zixin merasakan perasaan jijik yang naik dihatinya.

Inilah gadis yang dia berusaha untuk jaga dan bahagiakan.

Selama berbulan-bulan pemotretannya tak pernah sekalipun dia melupakan wanita ini. Tapi apa yang dia lihat sekarang. Sekarang hanya memikirkannya saja membuatnya jijik.

"Kau pikir aku idiot?! Jelas-jelas kau telah bercinta dengan pria itu. Berapa banyak kalian melakukannya? Sekali, dua kali atau lebih dari itu?!"

Mendengar perkataan Ye Zixin, wanita itu menjadi semakin panik dan berusaha untuk menenangkannya. Tanganya mencoba menarik lengan Ye Zixin yang langsung di tepis olehnya.

Dengan geram Ye Zixin berjalan masuk dan langsung melayangkan tinjunya kearah pria itu.

"Jangan pukul dia!" Tidak menghiraukan teriakan wanita itu, Ye Zixin dan pria itu saling melayangkan tinju mereka. Namun itu harus terhenti pada saat Ye Zixin ingin melayangkan pukulannya kembali kearah pria itu. Rasa sakit yang tajam di dadanya membuatnya terkejut.

Ternyata tunangannya itu entah kapan telah mengambil pisau buah yang ada di meja dan menusukkannya ke dadanya.

"Ku bilang jangan pukul dia!" Teriak wanita itu dengan penuh kebencian. Darah mengalir dari tempat dimana tusukan itu berada, dengan senyum miris dan penuh ejekan Ye Zixin jatuh ke lantai.

Samar-samar dia mendengar suara tunangannya yang dengan lembut memanggil pria itu.

Ye Zixin sangat ingin mengejek dirinya sendiri. Dia yang telah membuat wanita itu menjadi seperti sekarang ini. Kaya, cantik, dan berkelas. Jika dia tidak memberikan bantuannya pada saat itu apakah wanita itu masih ada?

Perlahan-lahan Ye Zixin merasakan kesadarannya semakin menghilang. Dia merasa mati seperti ini juga tidak apa-apa. Setelah dia mati wanita itu tidak akan mendapatkan apapun lagi darinya. Pengacaranya akan menyumbangkan seluruh properti dan hartanya ke panti asuhan maupun badan amal.

"Apakah kau masih ingin hidup?"

Tiba-tiba sebuah suara dingin muncul di dalam pikirannya. Ye Zixin berpikir bahwa itu adalah khayalannya sebelum mati oleh karena itu dia menjawabnya dengan jujur, "Ya, aku masih ingin hidup dan membalas dendam pada wanita itu."

Setelah mengucapkan kalimat itu kegelapan benar-benar menarik Ye Zixin kedalamnya.