webnovel

"When You Love Someone"

Arin wanita polos dan pendiam yang selalu gagal dalam percintaan, bertemu dengan Brian cowok dingin dan kaya raya. Dua karakter yang berbeda membuat mereka sulit menyatu seperti air dan minyak. Seiring berjalannya waktu mereka akhirnya menjadi dekat sebagi seorang teman. Hubungan mereka mejadi tidak jelas dan terjebak dalam hubungan 'Friend Zone'. Mereka harus berpisah dengan cara yang tidak baik dan kemudian dipertemukan lagi setelah 10 tahun lamanya. Apakah Kana dan Brian bisa kembali membangun hubungan pertemanan setelah 10 tahun berpisah? Apakah mereka akan memilih keluar dari hubungan 'Friend Zone' dan saling jujur terhadapn perasaan mereka masing-masing?

purplesnow_ · Urban
Not enough ratings
156 Chs

" Before The Wind Blows " (3)

***

Kantin terlihat sangat ramai dan penuh dengan siswa dan siswi yang sedang memakan makan siang mereka dan juga mereka yang masih berbaris panjang untuk mengambil makan siang.

Arin yang baru saja selesai mengambil makannya, langsung berjalan menghampiri teman- temannya yang sudah terlebih dulu duduk. Tapi saat Arin meletakan makannya diatas meja, wajahnya yang binggung saat mendengar ketiga temanya yang sedang metatap seseorang dengan sorot mata yang tercengang. Arin melihat kearah Fathan yang sedang dikelilingi beberapa siswi dan beberapa dari mereka adalah temannya teman sekelasnya.

" woahh .. padahal dia anak baru, tapi liat .. ! dia udah kaya artis aja .." ucap Mina sambil mengelengkan kepalanya beberapa kali karena marasa tidak percaya dan sekaligus terpesona akan ketampan Fathan.

" tapi yaa .. kalo diliat-liat mukanya tuh ke artis korea gitu, apa jangan-jangan dia memang Training idol itu loh .... kira-kira dari perusahaan apa ya .. SN ? JYB ..? Big hut ..? .." ucap Yena yang sibuk dengan pemikirannya sambil mengunyah makanannya.

" seandainya pacar gue mukanya tampan kaya dia waohh .. huff irinya .." ucap Mina kemudian melahap makannya sambil memikirkan pacarnya yang berbeda sekolah denganya.

" ya udah .. putus saja sana sama pacarlu..!!" ucap Elvina dengan santai dan diakhiri dengan sedikit tawa meledek Mina.

" Woiii ..! tapi omongan lu ada benernya juga sih .. " ucap Mina yang kesal karena tak bisa melawan perkataan Elvina yang ada benarnya juga, tapi itu membuat ketiga temannya tertawa dengan tingkah Mina yang tampak bodoh.

Saat Arin mencoba melihat kembali kearah Fathan karena ia merasa penasaran. Dipikirannya saat pertama kali melihatnya Fathan, dia itu benar-benar tampan. Tapi seperti seseorang yang jauh dari dunianya. Dan membuatnya tak menaruh harapan bisa dekat dengan orang seperti itu, tapi seperti ada rasa ada keinginan jika dirinya ingin bisa dekat dengan orang yang mungkin tidak pernah ia bayangkan.

Dengan tiba-tiba saat Arin sedang memadangi Fathan yang ada tak jauh dari hadapannya, seseorang lewat didepannya, dia adalah Brian Cavano Halim yang berjalan dengan membawa makan siangnya, orang yang ia temui saat di stasiun tadi pagi. Dengan wajahnya sangat datar dan sorot matanya yang dingin, tanpa sengaja mata mereka berpapasan satu sama lain, Brian terlihat melihat kearahnya dan membuat Arin terkejut hingga tersedak makanan yang ia makan.

" hukkk .. hukk .. hukkkk ..."

Dan Brian hanya berlalu begitu saja saat Arin yang sibuk batuk karena tersedak makanan, emmbuat ketiga temannya ikut terkejut dan juga kebinggungan melihat Arrin yang tiba-tiba batuk-batuk.

" lah lah ...!! lu kenapa Rin .. pelan-pelanlah makannya ..." ucap Mina sambil menepuk punggu Arin yang duduk disampingnya.

Arin mencoba untuk meminum segelas air agar tenggorongannya lebih nyaman dan menelannya dnegan perlahan.

" apa-apaan tadi ?? kenapa dia melihat kearahku ..??" ucap Arin dalam hatinya yang merasa kaget dan kuta ketakutan.

" pelan-pelanlah Rin makannya .." ucap Yena.

" heheh .. iya iya ..".

" Ohh iya ... !! itu loh .. aku penasaran sama sesuatu .." ucap bisik Arin sambil menrudukan kepalanya seperti sedang mengumpat hingga membuat ketiga temannya mendekati dirinya dengan posisi kepala yang sedikit merunduk mengikutinya.

" itu loh .. siswa yang tadi datang terlambat itu .. itu, dia siapa yaa ..?" bisik Arin yang membuat ketiga temannya sedikit terkejut mendengar Arin bertanya tentang Brian.

" kenapa lu bisik-bisik ngomongnya ..?" bisik Mina yang binggung dengan tingkah Arin.

" Ohh .. si Brian ? lu gak kenal dia .. ?? Seriously ..???" ucap Elvina sambil melihat kearah yang berada tepat dihadapannya.

" kenapa ..? apa dia gangguin lu ..?" tanya Mina yang mendekatkan wajahnya kearah Arin dengan tatapan curiga hingga membuat Arin gugup.

" nggak gitu .. cuman .. baru liat aja, aku kira dia anak baru juga .." ucap Arin mencoba menegakkan kepalanya.

" ehh .. Arin .. kayanya gue dengerin lu ngomong 'aku' agak canggung deh .. udah pake gue lu aja .. biar enak ..." ucap Yena yang merasa sedikit kesal mendengar Arin yang terus mengucapkan kata dengan sopan.

" heheh abis .. belum terbiasa .." ucap Arin sambil tertawa kecil.

" ehh .. tunggu dulu deh .. lu bilang baru liat dia ? nggak salah itu .. ?" binggung Mina, bagaimana tidak Brian itu sudah bersekolah disini sejak awal, begitu juga dengan Arin, tapi Arin bersikap seperti anak baru.

" Rin ..!! diakan udah sekolah disini dari kelas 1, lu jugakan samakan .. kenapa bilang baru ngeliat dia ..?!!!" ucap Mina yang sedikit mengeraskan suaranya karena merasa sedikit geran dengan Arin yang benar-benar polos. Arin yang terdiam dengan setengah senyuman, melihat Mina yang beberapa kali menggelengkan kepalanya karena merasa heran.

" yahh .. namanya juga Arin .. ngomong aja jarang apa lagi muncul kepermukaan, gimana dia bisa tau orang-orang sekitar .." ucap Yena dengan nada meledek Arin yang merundukkan kepalanya karena sedikit malu.

" tapi .. bisa aja sih .. dia'kan emang jarang bergaul juga ya'kan yaa ..??" ucap Yena.

" emm .. betul banget !! kerjaannya dikelas cuman tidur .. kalau ada jam kosong paling dia ke UKS apa engga ke rooftop buat tidur .. udah kaya putri tidur aja dia .." jelas Mina yang tampak puas saat mengatakan hal itu saat Brian tidak mendengarnya.

" terus juga .. walaupun begitu dia banyak banget yang deketin lohh .. tapi sih .. yaa pasti langsung dia tolak .. woah ..!!" ucap Elvina sambil memberikan tangan 'X' pada kedua tanganya. " dia itu benar-benar orang berdarah dingin .. lihat aja matanya udah kaya serigala, tajem kaya pisau !! memang sihh dia tampan, kaya lagi ! tuhan itu adil yaa .." ungkap Elvina yang juga melihat kearah Brian yang berada didepannya dengan tatapan tajam.

" ahh jadi gitu ..." ucap Arin sambil beberapa kali menggagukkan kepalanya karean mulai memahami dengan cukup jelas mengenai orang macam apakah orang yang bernama Brian itu.

" kenapa ..? dia gak ganggu lu'kan ..? apa jangan-jangan ...!!!" ucap Mina dengan tatapan curiga begitu juga dengan Yena dan Elvina yang memadangnya membuat Arin merasa terpojok.

" LU SUKA SAMA DIAAA ..!??" ucap Mina membuat semua temannya terkejut begitu juga dengan Arin, karena saat mengucapkan itu Mina berbicara dengan nada yang cukup kencang hingga beberapa orang disekitar melihat kearah mereka.

" Woii ..!! ngomongnya jangan kenceng-kencenglah .." ucap Elvina sambil memukul lengan Mina yang langsung merintih kesakitan, tapi hal itu membuatnya tersadar dengan apa yang sudah ia lalukan telah membuat ketiga temannya merasa malu karena diperhatikan orang sekitar.

" heheh .. soryy .. abisnya, seorang Arin bertanya hal yang mencurigakan .." cuman Mina dengan wajah murung sambil mengelus lengannya yang masih terasa perih.

" tapi benerankan lu gak diganggu dia ...?" tanya Yena yang masih tidak percaya dengan Arin yang tingkah cukup mencurigakan.

" Enggak kok ! beneran deh .. tadi pas distasiun MRT, gue ketemu sama dia, tapi gue gak tahu kalau orang itu sekolah disini juga .." jelas Arin.

" makanya, jadi orang jangan kudet lahh ..!!" ledek Yena.

Sambil merangkul Arin dengan tiba-tiba. " Tenang aja .. Lu gak usah khawatir, kalau lu terus bareng gua gak akan ada hal yang lu gak ketahui .. tenang saja .. percaya sama gue" ucap Mina yang membanggakan dirinya dihadapan Arin.

" jangan percaya sama dia, dia sesat .." ledek Elvina yang sentak membuat mereka kembali dibuat tertawa dengan sikap Mina yang terlihat kesal. Dan mereka kembali menyantap makan siang mereka, agar tidak terlambat masuk kelas.

***