webnovel

Pindahan Rumah

Walaupun belum lama ngekos tapi Karel sudah menganggap teman-temannya seperti keluarga sendiri, bahkan mereka adalah teman pertama semenjak dirinya menginjakkan kaki di Jakarta.

Terpaksa hari ini ia berpamitan sembari mengemasi barang-barangnya yang tidak seberapa banyaknya, teman-temannya juga menunggu di sana.

"Emangnya mau pindah ke mana kamu?" tanya Sam yang berdiri di depan pintu.

"Emm mau pindah ke rumah saudara, kebetulan aku ada saudara di Jakarta jadi aku disuruh buat tinggal di sana nemenin dia," jawab Karel yang 100% berbohong.

"Saudara? Cewek atau cowok?" tanya Andi yang kepo.

"Cewek," ucap Karel entah kenapa malah membuat teman-temannya menaruh curiga.

"Cewek yang waktu itu kamu tolongin pas mobilnya tidak bisa jalan? Jadi itu saudara kamu?" tebak Sam.

"Ah iya dia saudaraku," ujar Karel membuat Sam mengangguk paham.

"Beruntung sekali karena kamu punya saudara yang sepertinya dari golongan anak berada, pasti nanti hidup kamu bakalan terjamin kalau tinggal di sana. Kamu bisa minta bantuan untuk dicarikan pekerjaan yang layak sama dia, siapa tahu kan dia punya kenalan yang bisa ngajakin kamu kerja, jadi kamu tidak perlu capek capek jadi tukang ojek online lagi," usul Sam membuat Karel terkekeh.

"Ya tidak enak lah kalau aku harus minta bantuan sama dia, aku sudah diperbolehkan tinggal di rumahnya saja aku sudah sangat bersyukur. Aku tidak ingin merepotkannya lebih banyak lagi, btw terima kasih ya kalian sudah mau berteman denganku dan mengizinkan aku untuk tinggal di sini," ujar Karel kemudian memeluk temannya satu persatu sebagai tanda perpisahan.

"Walaupun kamu sudah tidak tinggal lagi di sini, tapi kamu jangan sungkan untuk sering-sering main ke sini. Kamu bebas keluar masuk rumah ini seperti sebelumnya, harusnya kamu ngekos di sini bertahun-tahun kayak kita tapi kamu bahkan belum ada dua bulan tapi sudah pindah tempat. Semoga kamu betah di rumah saudaramu nanti, kalau kamu tidak betah kamu bisa balik lagi ngekost di tempat ini." Andi juga ikut memeluk sahabatnya tersebut.

Setelah selesai berpamitan kepada teman-temannya, saatnya Karel berpamitan kepada pemilik kos sekaligus membayar uang selama dirinya tinggal di tempatnya. Bersyukur karena masih bisa membayar kos, hasil dari hasil jerih payahnya sendiri narik ojek online.

Mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju ke rumahnya Milea, di mana Karel sudah hafal betul alamat rumah wanita tersebut. Ada rasa sedih karena harus berpisah dengan teman-teman barunya yang sudah membuatnya nyaman, namun ia seperti tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan wanita yang terpaut cukup jauh usia darinya.

"Hufft, aku masih belum bisa ngebayangin gimana kalau nanti aku tinggal satu rumah dengannya?" gumam Karel di balik masker yang dikenakannya, walaupun sekarang sudah tidak musim Corona lagi akan tetapi memakai masker wajib apalagi saat berkendara.

Yasmine hari ini juga sedang berada di rumah sahabatnya, untuk membantu menata furniture furniture yang baru saja dipesan oleh Milea. Furniture furniture tersebut didatangkan langsung impor dari luar negeri, harganya juga tidak perlu ditanyakan lagi karena sudah pasti mahal.

"Tidak salah kamu membeli vas bunga sebesar itu? Wahh harganya berapa?" takjub Yasmine melihat vas bunga yang baru saja datang berukuran tingginya hampir sama dengannya.

"Aku tidak pernah melihat harga kalau mau membeli sesuatu, yang penting aku suka dengan barang itu pasti akan langsung aku beli," ujar Milea sembari merangkai bunga yang cocok untuk ditaruh di vas bunga yang kecil-kecil.

"Nanti vas bunga yang kecil-kecil itu mau ditaruh di mana?" tanya Yasmine.

"Nah yang kecil-kecil ini nanti taruh di ruang tamu, ruang tengah, dan juga di kamar pribadiku. Tolong kamu nanti tata di meja-meja yang sudah aku sebutkan tadi, aku mau menaruh bunga ini ke kamarku dulu," ujar Milea kemudian berjalan menaiki tangga menuju ke kamar pribadinya.

Yasmine yang tadinya hendak menaruh vas bunga yang dimaksud oleh sahabatnya, tiba-tiba mendengar suara mesin motor membuatnya berjalan menuju ke pintu utama untuk melihat siapa tamu yang datang.

"Karel? Kenapa kamu berdiam diri di sana? Kenapa tidak langsung masuk saja?" heran Yasmine begitu membukakan pintu melihat laki-laki tampan tersebut malah duduk-duduk saja di atas motor.

"Emm aku masih bingung sebenarnya mau tinggal di sini atau tidak?" keluhnya membuat Yasmine menghela nafasnya.

"Kenapa kamu masih bimbang, begitu? Kamu tinggal di sini atau tidak, jawabannya tetap satu yaitu kamu tetap tinggal di sini. Lagian kalian akan menempati kamar yang berbeda dan juga kamu akan menikmati seluruh fasilitas yang ada di rumah ini, aku pikir tidak ada yang perlu kamu risaukan lagi untuk menerima tawaran Milea untuk tinggal di rumah ini," jelas Yasmine sembari bersidekap di depan dada.

"Baiklah." Karel membawa ranselnya kemudian berjalan memasuki rumah mewah tersebut, di mana mulai hari ini ia akan numpang tinggal di sana.

"Kamu mau minum atau makan dulu?" tawar Yasmine.

"Rupanya kamu sudah datang, cepat kamu bantuin kita beres-beres barang yang baru saja datang," suruh Milea kepada laki-laki yang hendak duduk di sofa.

"Dia baru aja datang, kenapa tidak kita suruh dia minum atau makan sesuatu baru nanti kita minta tolong padanya, untuk membantu kita menata barang-barang di sini," usul Yasmine membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.

"Enggak papa, aku bantuin ayok," ujar Karel sembari menaruh ranselnya terlebih dahulu kemudian melepaskan jaketnya dan menaruhnya di sofa.

Karel tidak ikut merangkai bunga-bunga yang hendak dimasukkan ke dalam vas, ia kebagian tugas disuruh ngangkatin vas tersebut dan menaruhnya ke tempatnya. Tentunya para wanita merasa terbantu dengan kedatangan laki-laki di rumah ini, jadi kalau ada sesuatu yang sekiranya berat untuk dikerjakan para wanita, laki-laki satu-satunya di rumah ini yang nanti akan mengerjakannya.

"Kayaknya aku tidak bisa lama-lama di sini deh, tiba-tiba aku mendapat pesan dari orang restoran katanya ada tamu yang mau ketemu sama aku," pamit Yasmine sembari mengantongi ponselnya kembali.

"Ya sudah kalau begitu tidak apa-apa pengerjaan kamu lebih penting, jangan lupa besok kamu ke sini lagi aku mau ngajakin kamu ke spa dan salon, sebagai tanda terima kasihku karena kamu hari ini sudah bantuin aku menata barang-barang di sini," ujar Milea sembari memeluk sahabatnya terlebih dahulu sebelum pulang.

"Harusnya kamu tidak perlu repot-repot seperti itu, tapi aku tidak akan melewatkan kesempatan diajakin ke salon gratis hehe. Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu, kalian berdua baik-baik di rumah dan jangan berantem," pamit Yasmine sembari melambaikan tangannya kemudian berlalu dari rumah sahabatnya.

"Kenapa kamu lama sekali datangnya? Bukankah kemarin aku meminta kamu untuk datang lebih awal?" omel Milea.