Mendengar penjelasan Clara yang detail, membuat Mr.K menyalahkan dirinya sendiri.
'Aish ini semua ulahmu ... mengapa kau baru bangun sekarang ? untung saja Clara tak apa' lirih Mr. K dalam benak.
Sedangkan Chris yang masih berada dekat Clara dan Mr. K hanya dapat berdiri kaku dan tercengang mendengar penjelasan Clara yang bisa di bilang cukup mengerikan untuk nya yang seorang pengusaha properti.
"Aku tak tahu kalau Ka Clara sungguh dalam bahaya" ucap Chris tiba tiba, yang membuat atensi Clara dan Mr. K beralih ke arahnya.
Clara menghela nafasnya pelan, dan mengalihkan pandangannya pada Chris.
"Ya aku memang dalam bahaya... untuk itu selama ini Kevin yang menjagaku" lirih Clara pelan.
Mr. K yang mendengarkan tak dapat berkata apa apa, toh apa yang di katakan Clara memang benar.
Ceklek
Bunyi pintu ruang rawat inap Mr. K kembali terbuka.
"Prof.Hans" pekik Clara saat mendapati Prof.Hans yang ternyata masuk ke ruangan tersebut.
"Bagaimana keadaan mu ? apakah sudah merasa jauh lebih baik" tanya Prof.Hans pada Mr.K.
"Kurasa begitu" lirih Mr.K sambil melirik Clara yang masih berdiri disana.
"Pa ... kurasa ada yang perlu kubicarakan denganmu"
"Baik" ucap Prof.Hans singkat.
"Clara ... mmm ... bisakah kau keluar sebentar dengan Chris ? ada yang harus kutanyakan pada papa" tanya Mr.K lembut pada Clara.
Clara menatap atensi Mr.K lamat lamat.
Sejujurnya Clara tak ingin meninggalkan Mr.K, namun apa boleh buat kalau Mr.K lah yang memintanya keluar sebentar.
"Baiklah aku akan menunggu di luar bersama Chris .... ayo Chris" ucap Clara setengah hati, yang setelahnya menarik lengan Chris asal tanpa menunggu jawaban dari Chris.
Setelah Clara dan Chris menunggu di luar, Mr.K mulai membuka pembicaraan nya dengan prof. Hans.
"Pa ... apakah kau menghubungi nomer yang kuberikan ?"
"Ya ... aku menghubungi nomer itu"
"Lalu apa yang ia katakan padamu pa ?"
"Dia mengatakan bahwa akan memback -up kemanan pada kami .... sejujurnya aku masih bingung dengan apa yang ia katakan padaku .... bisa kau jelaskan pada papa apa maksudnya ?" tanya Prof. Hans pada akhirnya.
Mr. K tampak menghela nafasnya perlahan, dan menatap wajah Prof. Hans lekat.
"Pa ... sejujurnya aku tak ingin memberi tahumu mengenai hal ini ... hanya saja yang dapat kusampaikan bahwa Clara awalnya hanyalah sebatas client ku ...dan sekarang lebih dari itu .... dia orang yang berharga untukku ... namun ada orang yang ingin mencelakakan dirinya" ucap Mr. K tegas.
Prof. Hans terdiam, dan mencerna kata per kata yang disampaikan oleh anaknya sebelumnya.
"Oh iya pa, ... untuk sementara bisakah kau rahasiakan identitas ku dari nenek Clara ? ... jujur aku sudah bertemu dengannya, hanya saja aku tak mengaku sebagai Kevin, demi keselamatan Clara" lanjut ucap Mr. K kembali.
Prof. Hans awalnya sedikit tersentak dengan apa yang di utarakan anaknya itu, karena baru saja ia ingin memberi tahu pada nenek Clara mengenai kedekatan anaknya, dan juga cucunya.
"Jadi ... kau tak jujur padanya ?"
Mr. K menggelengkan kepala nya pelan.
Melihat respon tersebut, Prof. Hans hanya dapat menghela nafas nya berat.
"Baiklah akan ku rahasiakan, sampai akhirnya kau jujur dengan sendirinya, setelah kasus yang kau tangani ini selesai" ucap Prof. Hans memberi kelonggaran.
Prof. Hans sadar, dengan Mr. K mengatakan Clara awalanya clientnya, dan ia menyamar, bukankah berarti ia memiliki peran kurang lebih sebagai detektif swasta atau semacam nya ?
"Terimakasih Pa"
"Ya.."
Ada perasaan senang di hati Prof. Hans tanpa disadari, karena setelah bertahun tahun, akhirnya anaknya kini mau sedikit terbuka padanya, belom lagi mengucapkan kata 'terimakasih' padanya? yang padahal selama ini, ia susah sekali mengucapkan kata tersebut.
"Ternyata benar... gadis itu bisa membuatmu sedikit berubah" ucap Prof. Hans sambil tersenyum pada Mr. K.
Mr. K tak mengiyakan, maupun menolak perkataan Prof. Hans.
Sejujurnya ia tahu, dan bahkan menyadari bahwa Clara sedikit demi sedikit telah mengubah sikap nya yang dingin, hanya saja Mr. K merasa gengsi di depan sang papa.
Prof. Hans yang menyadari kekikukan anaknya itu hanya dapat tersenyum di dalam hatinya, dan mengucapkan banyak 'terimakasih' pada Clara.
***
Seorang pemuda tampak sedang bersembunyi di balik bagunan tua yang tak terawat.
Sesekali ia melihat pergerakan pemuda dengan pakaian serba hitam yang sedang ia intai kali ini.
Pemuda dengan pakaian serba hitam yang sedang ia intai itu, tampak terlihat berusaha menghubungi seseorang dengan gerakan sedikit frustasi.
Dengan mengambil ancang - ancang, dan membaca keadaan pemuda itu akhirnya menghubungi atasannya memberitahukan keadaan saat ini.
Tak butuh menunggu lama, atasan pemuda itu mengangkat panggilannya dengan cepat.
"Pak saya sudah berhasil mengikuti nya, dan saat ini posisi saya masih dalam mode mengintai, harus kah langsung saya eksekusi, dan menyerahkan pada anda ?"
Terdengar ketukan jari yang dimainkan di atas mejanya, tanpa ada jawaban langsung padanya.
"Baik kau eksekusi buat dia pingsan, dan antarkan ia pada saya di alamat yang nanti saya berikan ... ada yang ingin saya tanyakan pada pemuda itu"
"Baik"
Setelah selesai pembicaraan tersebut, telefon pun terputus.
Pemuda yang kini sudah mendapat kan instruksi dari atasannya itu, segera melaksanakan perintah atasannya itu agar tak banyak waktu yang terbuang sia sia.
"Ck Anthony ... kenapa harus berhadapan denganmu lagi" lirih pemuda itu.
———
Kalau tak ada gangguan mungkin akan double up hari ini, terimakasih sudah mau menunggu kelanjutan book ini 😊
Mungkin selagi menunggu next chap dari book ini, kalian bisa mampir di book seya yang lain yang sudah complete (oneshoot) judulnya Tunanganku.
Happy Reading ^^ , sorry for being late 😊
Leave comment and vote 😊