webnovel

THE KING'S FIRST PLAN

5th February Tuesday, 10.25 A.M. London International Airport, London, UK.

Pesawat jet pribadi arthur baru saja mendarat dengan sempurna di landasan. Begitu pesawat iut berhenti, arthur bersiap-siap turun dari pesawat dan segera memasuki mobil yang sudah disiapkan oleh danzell lengkap dengan supirnya.

Di dalam mobil, arthur mengeluarkan ponselnya dan mencari nama kontak seseorang yang hendak ia hubungi saat ini. bagaimana pun juga, ia tidak bisa menunggu lama. Jadi, ia harus mengambil langkah pertamanya. Arthur merasa seseorang ini lah yang bisa ia percaya saat ini. Panggilan pun tersambung.

“Hai, maaf aku mengganggumu pagi ini. bagaimana kabarmu?”

“…”

“Aku baik. Ya, aku pergi selama beberapa hari.”

“…”

“Sebenarnya aku butuh bantuanmu saat ini. aku baru saja mendarat di bandara dan langsung ke kantor. Apa kau bisa menemuiku di sana? Aku ingin membicarakan sesuatu padamu.”

“…”

“Baiklah. Aku akan menunggu.”

Arthur mengakhiri panggilannya. Meghela napasnya pelan, arthur memejamkan kedua matanya. Hal itu tak luput dari pandangan sang supir.

“Sepertinya Anda banyak mengurus banyak hal di sana. Anda terlihat sangat lelah, Sir. Apa sebaiknya kita pulang saja?” tanya sang supir.

Arthur membuka kedua matanya, menatap pantulan wajha supirnya lewat kaca spion.

“Wajah lelahku terlalu kelihatan, ya?”

Sang supir tersenyum. “Anda selalu bekerja keras, Sir. Tapi, baru kali ini saya melihat Tuan terlihat sangat lelah.”

Senyum itu menular pada arthur. menoleh ke jalanan di sampingnya, ia membalas.

“Rasa lelahku akan terbayar jika aku menyelesaikan semua masalah ini sekarang juga, David.” Ucap arthur pada supirnya, David

*****

10.33 A.M. Jennifer House, London, UK

“Jadi, dia sudah kembali. Baiklah. Lakukan saja pekerjaanmu. Aku tidak akan membiarkannya mendekati apa yang sudah menjadi milikku.” Ucap robert pada seseorang di teleponnya. Setelah mengatakannya, robert pun mengakhiri panggilannya.

Jennifer menghampiri robert yang memunggunginya. “Robert?” panggilnya.

Robert segera menoleh dan menghampiri jennifer. “Oh, selamat pagi, sayang.” sapa robert seraya memberi kecupan di bibir jennifer.

Jennifer tertawa rendah. “Ini sudah bukan pagi lagi, robert. Ini sudah hampir siang.”

“Tapi, aku bukan orang pertama yang kau lihat setelah kau membuka matamu. Jadi, ini adalah pagiku.” Sahut robert yang membuat jennifer kembali tertawa renyah. Robert selalu saja memberinya rayuan dengan sejuat kalimat. Jennifer sudah mulai terbiasa sekarang.

“Ah, omong-omong, kudengar arthur sudah kembali dari paris.” Ucap robert kemudian.

Jennifer melepas pelukan robert, dan kembali memasang wajah sinisnya. Mengabaikan darimana robert tahu arthur sudah kembali dari paris, jennifer segera berbalik badan dan berniat bersiap-siap.

“Good. Aku akan menemuinya. Dia pasti ada di kantornya. Pria itu bahkan tidak memberiku kabar sama sekali dan malah menaruh orang-orangnya di sekitar rumahku.” Rutuk jennifer dengan kesal.

Robert yang mendengarnya segera menyusul jennifer. “Kau akan menemuinya sendirian?” tanyanya.

Jennifer berhenti berjalan dan berbalik menatap robert. “tentu saja. Aku tidak ingin kau melihatku beurbah menjadi beruang garang nanti.” Kekehnya.

Mau tak mau, robert ikut tertawa mendengar lelucon jennifer. “Well, sepertinya kau akan terlihat semakin seksi.” Sahut robert menyeringai. Jennifer tertawa.

“Tidak, tidak. Pokoknya kau tidak bisa ikut denganku. Jika kau masih memaksa, kau bisa ikut dan menungguku di mobil saja. Paham?”

“Dengan senang hati, sayang.” jawab robert menyetujui.

11.58 A.M. Arthur’s room –Campbell Enterprise, London, UK.

Wanita itu masih terdiam, mencoba memproses segala hal yang baru saja ia dengar dari Arthur. ia tidak percaya pria yang selama ini mengenal jennifer sangat terobsesi pada jennifer sampai sekarang. Hal itu menjawab pertanyaannya kenapa robert tidak pernah berhenti mengejar jennifer. Robert bisa saja mencari wanita cantik lainnya selain jennifer.

“Aku tahu mungkin kau tidak akan percaya, Brittany. Tapi, aku sendiri menemukan beberapa kejanggalan di sini. Jennifer sepertinya belum memberi tahumu tentang pesan-pesan sampah yang beberapa minggu lalu ia terima. Dan sepertinya jennifer sudah tidak menerimanya lagi semenjak ia menjadi kekasih robert.” Ucap arthur panjang lebar kembali.

Terdengar helaan napas berat Brittany. wanita itu memejamkan kedua matanya dan memijit pelipisnya pelan.

“Aku hanya tidak mengira jika robert bisa sangat terobsesi pada jennifer. Jika saja aku menyadarinya sejak awal, mungkin aku tidak akan pernah menggodanya dengan pria sialan itu.” balas Brittany.

“Kita hanya harus memberitahu semua ini pada jennifer. Belum terlambat. Aku hanya tidak ingin jennifer tersakiti nantinya. Dia bisa saja mengekang jennifer dan menyakitinya tanpa ia sadari.”

Brittany menatap arthur. “Kau benar.”

“Aku yakin dia akan percaya padamu jika kau sendiri yang mengatakannya.” Ucap arthur, tersenyum.

Brittany mengangkat kedua alisnya tidak mengerti. “Kau tidak akan ikut menjelaskan semua ini? kau yang mengetahuinya pertama kali.”

Arthur menggeleng pelan. “Jennifer sedang kesal padaku saat ini. sepertinya dia salah paham denganku.” Jawab arthur pelan.

“Salah paham tentang apa?”

Arthur menghela napasnya sebelum menjawab.

“Semenjak aku tahu pesan-pesan sampah jennifer, aku semakin yakin jika jennifer tidak aman. sebagai temannya, aku hanya khawatir jika terjadi sesuatu padanya. Jadi, aku memutuskan untuk menaruh orang-orangku di sekitar rumah jennifer dan mengikuti jennifer kemanapun dia pergi. Tapi, robert mengetahuinya. Dia memasang kamera pengawas di rumah jennifer dan menangkap orang-orangku di sana. Dan aku yakin jika robert memberi tahu jennifer tidak sesuai dengan faktanya yang ada.” Jelas arthur panjang lebar.

Seketika, Brittany menyadari sesuatu hingga ia ternganga sebentar. “Ah, aku juga sempat melihat sekelebat bayangan pria berbaju hitam saat menginap di rumah jennifer. Jadi itu orang-orangmu?” tanya Brittany memastikan.

Arthur mengangguk. Melihatnya, bahu Brittany kemudian meluruh lemas dan menghela napas beratnya. Wajahnya terlihat tertekuk lesu.

“Sayang sekali robert bisa langsung menemukan mereka.” Ucap Brittany.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja Brittany menjentikkan jarinya, terlihat menunjukkan wajah semangatnya lagi. “Kita harus menyusun rencana yang matang.”

Baru saja arthur hendak mengatakan serentetan kalimat untuk menjelaskannya pada Brittany, kedua telinganya menangkap suara yang khas dari luar. Belum sempat ia berdiri, pintu ruang kerjanya terbuka dan menunjukkan seseorang yang sedang mereka bicarakan.

*****

Begitu keluar dari lift, jennifer terus berjalan sampai menghiraukan keberadaan danzell di balik meja kerjanya. ia berbelok dan berjalan cepat hingga mencapai pintu ruang kerja arthur.

“Jennifer, Arthur sedang –”

“Jangan menghalangiku, Danzell. Ini penting.” Sela jennifer.

Terlambat bagi danzell untuk mencegah jennifer memasuki ruangan kerja arthur dimana seharusnya tidak boleh ada seseorang pun yang memasuki ruang kerja arthur saar ini –atas perintah arthur sendiri.

Jennifer sukes membuka pintu ruang kerja arthur, tanpa mengetuk –seperti biasanya –dan ia langsung terkejut saat melihat siapa orang yang sedang bersama arthur saat ini. sangat tidak biasa dan membingungkan kenapa Brittany bertemu dengan arthur di ruang kerjanya seperti ini. jennifer bahkan hanya mengerjapkan kedua matanya dan terdiam di depan pintu.