webnovel

bab

Taehyung berdiri di meja makan, lalu berkata. "kita bertemu di kamar mandi ya." Taehyung lalu mengerlingkan matanya. Aku tahu jelas dia sengaja melakukannya karena seharusnya dia berbisik saja, tak perlu mengutarakan terang-terangan seperti itu. Hoseok dan Jungkook sama-sama terdiam dan bingung melihatku segera menyusul Taehyung kekamar mandi.

Taehyung beridir dikamar mandi. "Lama sekali sih," ujarnya ketika melihatku. Aku berdiri di sampingnya dengan agak gengsi.

"Sebenarnya apa maksudmu? kenapa kau memanggilku kesini?"

"membantumu," jawabnya sambil tersenyum.

" Aku mendengus kesal. "Membantu apa sih? Kita dari tadi hanya diam. Aku akan kembali ke san--"

Taehyung menahan langkahku. Mataku membelalak ketika Taehyung menanrik dan mengunci tubuhku ditembok.

Aku hampir saja menampar Taehyung sebelum dia kembali bersuara. "Bodyguardmu itu sedang berjalan kesini."

Aku terdiam.

" Dengar, dia akan melihat kita saat memasuki lorong ini. Wajahku akan miring seperti ini agar kita terlihat seperti sedang berciuman bibir, bahkan lebih dari itu. Kau hanya perlu meremas tanganmu atau meremas bajumu."

"A-apa?" aku kaget mendengar penjelasannya.

"Ikuti saja. Aku ingin membantumu."

"Harusnya aku mendorong Taehyung dan tak mengikuti instruksi aneh itu. Dia gila. Tapi ketika aku melihat Jungkook, aku menurutinya. Walaupun aku tahu itu mustahil karena Jungkook tak tertarik sama sekali padaku.

Aku benar-benar masih berharap. Aku percaya bahwa Jungkook masihlah Jungkook kecilku yang dulu. Menyedihkan, tentu saja Taehyung tidak melakukan apa-apa. Kamipun hanya berpura-pura. Kalau dia berani melakukan sesuatu , aku pasti akan menendang selengkangannya.

"Nona Kim?" Jungkook memanggilku dengan Nona, bukan lagi Noona. Kuasumsikan karena dia tak ingin ada yang tahu tentang hubungan rahasia kami.

Taehyung menolehkan wajahnya dan mengigit bibirnya sendiri. Ibu jarinya menyapu bibirku lembut dan mengusap leherku sekilas. Aku merasa dia kurang ajar. Tapi aku tahu dia tidak bermaksud melecehkanku. Dadanya terengah-engah mengambil napas. Aku nyaris bertepuk tangan atas aktingnya kalau saja tak mengingat keberadaan Jungkook disana. Akupun masih mngikuti permainan Taehyung dan berharap tak akan ketahuan. Aku ikut mengatur napas dan menundukkan kepalaku sambil meremas ujung bajuku.

"A-aku pulang dulu," ujarku pada Taehyung dengan terbata-bata.

"Wow! mungkin seharusnya aku jadi akrtis saja.

"Taehyung mengangguk dan aku menatap Jungkook yang tak beraksi sama sekali. Aku bertanya-tanya apa dia mengetahui kebohongan kami dan sedang tertawa dakam hati, atau benar-benar tak peduli.

"Berikan nomormu," ujar taehyung sambil mengeluarkan ponsel dari kantongnya dan memberikan padaku.

Dalam hati aku memaki Kim Taehyung. Kenapa baru sekarang dia meminta nomorku? Sementara beberapa hari yang lalu aku mati-matian menghubunginya, Itu pun harus melalui Hoseok. Walaupun aku tahu ini hanya bagian dari akting, tindakan ini cukup menguntungkan juga karena aku jadi punya nomor ponselnya. Akupun memberikan nomor ponselku padanya.

"Aku akan menghubungimu nanti," tambahnya sebelum aku pergi. Melihat caranya bersandiwara, kuakui levelnya sebagai superstar sudah tinggi sekali.