"Padahal kalau istrinya marah ya dirayu-rayu ,dipuji-puji, digombali. Tidak mungkin diejek-ejek, jadi apakah memuji-muji istri itu juga musrik? Fikiran mereka tak sama biar saja. Semoga Allah menguatkan iman islam kita," jelasnya. "Gus, kok mengenal nama panggilanku, Yaya?" tanya Ainun. Sofil terbelalak mendengar pertanyaan dari Ainun.
"Innalillahi," celetusnya.
"Ha?" tanya Ainun bingung.
Sofil memejamkan mata, meringis dan menyesal.
'Kenapa aku tadi menyebutnya Yaya. Malu dong jika identitas Barrak yang notabennya santri. Sedang kemarin Neng Yaya memberi aku uang. Waduh ....' batinnya yang kebingungan menepis.
"Kayaknya aku kenal deh dengan suara yang Gus miliki, seperti suara santri dari Abah. Maaf tadi aku tidak melihat Gus," ujar Yaya.
Sreakkk
Sofil membuka tirai, keduanya menatap dalam hitungan detik, Sofil mengalihkan pandangan. "Aku memang Barrak," ujarnya cepat, Ainun merunduk. Sofil kembali menutup tirai.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者