Di sudut kota London, seorang wanita Cantik bergegas memakai syal di lehernya. Ini sudah memasuki musim dingin dan cuaca semakin ekstrim saja, Hari ini lagi-lagi Ele terlambat bangun pagi. Padahal klien dari Belanda datang untuk perjanjian kontrak kerjasama, dia merupakan seorang perempuan yang bekerja sebagai desainer interior.
Bisa dikatakan spesifiknya lebih mengedepankan estetika dalam perancangan interior ruangan, atau bangunan yang tidak lepas dari kenyamanan, efisiensi, efektivitas, dan keamanan setiap elemen ruangan. Mulai dari pemilihan furniture, tata letak, pencahayaan, pemilihan warna, ceiling, hingga motif pola lantai. ya kurang lebih seperti itulah pekerjaan wanita tersebut.
Dia mulai berlari dengan kencang menuju stasiun Barbican (Underground), atau biasa orang london bilang adalah kereta bawah tanah. Bukan tanpa sebab dia menaiki kereta Underground, itu karena (stasiun Barbican) yang paling dekat dengan rumahnya saat ini.
Ele memasuki loby stasiun, kemudian mencari kereta yang akan mengantarkan dirinya ke stasiun tujuan. tak lupa dia mengeluarkan kartu saktinya yaitu (Oyster Card) merupakan kartu yang bisa membawanya kemana saja dan Menaiki semua kendaraan umum di kota London, ya selama kartu itu diisi saldo ..
Ele melihat kereta yang akan membawa dirinya ke stasiun tujuannya yaitu (stasiun Moorgate), dia langsung menaiki kereta tersebut, kereta itu menutup dan melaju meninggalkan stasiun Barbican. Jarak yang di tempuh tidak jauh, kurang lebih hanya satu menit dia sudah sampai di stasiun Moorgate. sebenarnya bisa saja berjalan kaki, namun karena dia harus sampai kantor kurang dari lima menit lagi.. maka mau tidak mau dia Berusaha untuk memangkas waktu semaksimal mungkin. Keringat sudah bercucuran di dahinya. Ele keluar dari kereta dan berlari lagi ke sebuah gedung yang merupakan tempat dimana dirinya bekerja saat ini.
Memasuki kantor, temannya beberapa kali menyapa, namun dia hanya mengangguk saja. Pikirannya saat ini benar benar kacau karena takut akan mengacak proyek besar yang seharusnya berjalan dengan baik baik saja. mulai menaiki lift dan naik ke lantai 9, lalu keluar dari lift, merapihkan sebentar rambutnya yang berantakan dan menyemprotkan parfum di beberapa bagian tubuh yang terbungkus rapih dengan pakaian kerja.
Mengetuk pintu ruangan sebentar, lalu membukanya dengan hati yang berdetak sangat kencang. saat Ele melihat ke dalam ruangan, mata semua orang langsung melihatnya. dia hanya tersenyum tanpa dosa, berjalan dengan lembut ke sisi bangku yang memang khusus untuknya di setiap meeting bersama klien besar.
Tuan David, yang merupakan Bos di perusahaan Ele bekerja. Memandangnya dengan tatapan kecewa, Ele sudah diperingatkan untuk datang lebih awal. ini malah datang paling terakhir..
"Anda Adalah Nona Eleonore?". salah satu pria tampan yang suaranya begitu maskulin, bertanya pelan kepada Ele. dia Langsung menengok ke arah pria tersebut dan hampir membuka mulutnya dengan lebar, wajah pria itu sangat tampan, dengan garis rahang yang kokoh dan jambang halus di sekitar dagu terlihat begitu menggiurkan, dia jadi membayangkan bagaimana jika dagu itu bisa menyentuh kulit putihnya. pasti akan terasa geli namun nikmat. dia buru-buru menggelengkan kepalanya sebentar, sebenarnya apa yang Dirinya pikirkan? dasar Bodoh!
"kenapa? Namamu bukan Eleonore?". Tanya pria itu sekali lagi.
"ah.. bukan.. maksudku, iya, namaku adalah Eleonore". dengan cepat dirinya tersenyum seramah mungkin, pria itu mengangguk kemudian bangun dari duduknya.
"baiklah Tuan David, karena Nyonya Eleonore sudah ada disini. Kami akan pergi". Tuan David mengangguk mengerti, menjabat tangan pria tampan itu dengan ramah.
"Tuan.. apa maksudnya ini? Aku bahkan belum menjelaskan proyek yang akan kita kerjakan bersama, kumohon.. Beri aku kesempatan sekali saja". kata Ele yang sudah berjalan cepat ke arah pria tampan itu dan memegang lengannya dengan tidak sopan.
"apa maksudmu? Kita memang akan membicarakan kontrak kerjasama, tapi tidak disini.. tapi di tempatku, sekarang ayo kita pergi.. aku sudah terlalu lama menunggumu". pria itu melepaskan tangan Ele yang bergantung pada lengannya, Dengan sedikit merapihkan jas yang dipakai, pria tampan itu langsung berjalan tegas di ikuti dua orang asisten di belakangnya.
"Ele apa yang kau lakukan!? Cepat ikuti Dia!" Tuan David yang merupakan Bos Ele menggeram gemas melihat tingkah karyawannya yang sangat bodoh. Dengan cepat Ele langsung mengangguk dan berjalan di belakang kedua asisten Pria tampan tersebut.
"Berjalan di sebelahku". Perintah Pria itu
"Baik Tuan". Ele menurut, mereka Menaiki lift dan lift tertutup dengan cepat. "Tuan, Nama saya Eleonore Victorine. maafkan saya karena datang terlambat hari ini, dan membuat Tuan Salvador menunggu lama". Ya.. Ele baru ingat bahwa pria ini adalah klien besar dari keluarga Salvador.. Untung saja Ele tidak bersikap bodoh dengan sengaja menanyakan namanya.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Salvador? merupakan keluarga kaya raya di bagian Eropa barat, Perusahaan besarnya ada di negara Perancis.
"Emmm..." Kata Salvador..
"Terimakasih Tuan Salvador". Ucap Ele lagi
"Jangan memanggilku dengan sebutan Tuan Salvador, itu nama Kakekku dan merupakan nama belakang keluarga besarku. aku ini masih muda, tak ingin disamakan dengan nama Kakekku. panggil saja aku Marvelo. tanpa nama belakang". Ele mengangguk pelan, jantungnya benar benar berdetak sangat cepat hanya karena berbicara dengan Tuan besar dari keluarga Salvador. Huh!! dia harus berusaha bertahan beberapa jam untuk membicarakan masalah proyek dengannya.
Mereka sudah keluar dari lift, berjalan dengan cepat di loby perusahaan. sebuah mobil Bugatti La Voiture Noire terparkir cantik di depan perusahaan. Ele hampir saja terpekik karena bisa melihat mobil mahal itu ada di depan matanya.
Astaga! benarkah ini mobil mahal yang merupakan keluaran terbaru itu? jika iya, ingin sekali rasanya menyentuh sedikit saja sisi mobil tersebut. tapi siapa yang punya? jika orang itu melihat Ele menyentuhnya, mungkin Ele akan diminta ganti rugi.
Saat Ele sibuk menganggumi mobil itu, Marvelo sudah lebih dulu memasuki mobil tersebut dan duduk dengan tenang. Dirinya akan menyetir sendiri hari ini, "Hei Nona!? bisakah kau cepat masuk? karena kita sudah membuang banyak waktu!" Marvelo sediki berteriak pada Ele yang masing terbengong di depan pintu mobil dengan wajah bodoh tak tertahankan.
"ahhh.. baiklah Tuan, maafkan aku". wanita itu berjingkrak riang saat tangannya bisa merasakan body mobil yang gagah ini. Dengan lembut membuka pintu mobil dan mulai duduk di bangku itu dengan nyaman. menutupnya perlahan, aroma mobil mahal langsung tercium di hidung Ele yang sangat kampungan ini.
Ele bahkan sudah memejamkan matanya dan merasakan sebentar saja perasaan menggebu yang seperti mimpi. Saat Ele Membuka matanya, Wajah Marvelo sudah ada di depan wajah Ele. "Ahhh!!! apa yang anda lakukan Tuan!" Teriak Ele yang sudah mendorong Marvelo dengan kencang, Sepertinya tidak terlalu kencang karena saat ini Marvelo tidak mundur ke belakang sama sekali.
Marvelo memakaikan sabuk pengaman kepada Ele, setelah itu duduk kembali ke bangkunya. "Aku sudah bilang.. kita sudah membuang banyak waktu! kenapa kau harus memejamkan matamu seperti itu dan membuatku jadi harus membantu memakai sabuk pengaman? dan kenapa juga harus berteriak!? kupingku jadi sakit mendengarnya". Setelah mengatakan itu Marvelo menghidupkan mesin mobil dan mobil tersebut mulai berjalan indah menebus jalanan kota London.
Ele yang memang baru pertama kali merasakan duduk di mobil mahal, hanya bisa tersenyum kecil. Dengan perlahan Ele membuka ponselnya dan mulai memotret dirinya sendiri di dalam mobil, Ele melirik ke arah Marvel yang fokus terhadap stir dan jalanan di depan.
Berharap Marvelo tidak keberatan jika Ele memakai mobilnya sebagai tempat untuk berpose. Setelah ini Ele akan masukan ke dalam story di media sosial, agar teman-temannya bisa melihat bahwa Ele juga bisa menaiki mobil mahal!.