Saat Diah masuk ke dalam rumah untuk megambil air es dan juga cemilan yang disuguhkan buat adi, disisi lain adi berdiri dari kursi tamu dan melihat ke sekitarnya
Ruang tamu ini cukup luas dengan perkiraan 3x3 M², dengan satu kursi tunggal dan dua kursi panjang yg terbuat dari bahan biasa, ada meja kecil dengan vas bunga hias di sudut bangku sebagai hiasan
Dan di tengah ruang tamu, terdapat meja kayu dengan kaca sebagai alasnya, yang dibalut taplak meja bordir yang nampak halus, di lihat pengerjaannya ini jelas produk buatan tangan sendiri
Dan di atas dari taplak meja itu, ada vas bunga dengan tanaman bunga yang hidup sebagai hiasan, dengan warna tembok putih cream dan lampu putih biasa hemat energi
Terlihat jelas bahwa sang pemilik rumah adalah orang yang menyukai kebersihan dan juga kesederhanaan, tak lama Diah pun datang "Ini miumannya sama ni ada cemilan kripik, dimakan gih" berkata diah menyuguhkan minuman dan juga makanan
"Ok....ya seger" balas adi kepada Diah
"Jadi kalo ibu kamu belum dateng biasanya kamu ngapain Diah?" bertanya adi memecah kesunyian
"Biasanya paling belajar sama dengerin musik, tar sore kalo udah mau ibu pulang masakin, tapi kalo lagi kerja part time paling kosong rumah jam segini mah" balas Diah
Kemudian keduannya tanpa sadar beralih ke berbagai topik yang lain, hingga pada dasarnya mereka berdua mengobrol dan bertanya tentang apa yang seharunya ditanya dalam memeriksa seorang pasangan
Sampai suatu ketika, mereka mendapatkan jawaban yang sesuai dengan hati dan pikiran mereka, adi dan Diah sudah duduk saling bahu membahu
Tak tahu siapa yang memulai, apa karena suasana yang sepi dan hanya ada mereka berdua, menjadikan dua anak muda ini terbawa arus
Hingga pada akhirnya dan setelah memutuskan sesuatu adi berkata kepada Diah " aku ngerasa cocok sama kamu, ga tahu kenapa, tapi yang aku rasa kamu bisa ngertiin aku" berkata sambil menggengam tangan Diah
Diah yang di genggam tangannya oleh adi meras senang entah kenapa, tidak ada rasa penolakan dan juga tidak ada rasa jijik, justru seperti dia sudah menunggu lama untuk kata yang keluar dari adi ini
"Aku juga senang kamu bisa ngerasa begitu, sebenarnya semenjak kamu belanja itu aku udah mulai suka kamu, dan berharap untuk bisa kenal lebih deket lagi
Dan seperti takdir, aku ketemu kamu lagi dan kita sekelas di universitas, mungkin kamu ga tahu tapi disitu aku seneng banget dan bersyukur
Kemudian ngobrol sama kamu dan mengenal lebih jauh kamu walau dengan sangat singkat, tapi hati aku ngerasa yaman dan bahagia, d itu belum pernah aku rasakan dari orang lain selain kamu
Jadi jawaban aku iya, aku mau jadi pacar kamu" berkata Diah dengan wajah yang sudah sangat memerah dan menunduk malu
"Ahhhhh benarkah.....kamu mau Diah!!!!" adi berseru dengan kaget dan tak percaya, ia akan mengira bahwa diah akan menolak hubungan ini
Karena waktu yang terlalu singkat untuk mereka bertemu dan memutuskan hubungan, namun lagi-lagi roda takdir berkata lain, dan perasaan sayang serta cinta punya carannya sendiri untuk bekerja
Menatap adi dengan wajah ya yang cantik dan mengangguk sebagai persetujuan, melihat ini jelas adi sangat senang dan memeluk Diah kedalam pelukannya
"hahahah...aku senang kamu menerima perasaan aku Diah, angan kawatir aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat kamu dan ibumu bahagia" berkata adi dengan tekat dan kemudian mencium kening Diah
Diah yang tahu dirinya akan dicium oleh adi, tak membuat penolakan hanya menutup matanya, kemudian dengan lembut ia merasakan bibir panas adi yang mengecuk keningnya
Bersama itu keduannya kemudian dengan alami saling memeluk dan menghirup aroma keberadaan masing-masing, adi jelas bukan impulsif dan juga bukan karena dorongan hormon untuk membuat pengakuan kepada Diah
Meski harus dibilang bahwa memang ada akan dorongan hormon tapi tidak seberapa dengan dorongan perasaan kasih sayang dan juga pikirannya untuk membuat langkah seperti itu
Dia yang sudah hidup dua kali, sudah tahu seperti apa wanita yang baik untuk dijadikan istri, wanita yang baik untuk dijadikan teman, dijadikan pacar, dan untuk dihindari
Semenjak ia berbelanja di mall dan mendapatkan perhatian dari diah, adi ta bahwa wanita ini adalah wanita yang baik dan juga tulus, tak ada rasa hinaan serta prasangka ketika datang untuk mengenal orang lain
Adi tahu dirinya ketika datang hanya dengan jelas memakai pakaian yang berasal dari pasar tradisional, apalagi pakaian itu bukan tergolong baru dan sudah 1 tahun lebih ia kenakan
Dengan penampilan seperti itu, diah menatapnya dengan ramah dan penuh perhatian, tidak ada jejak penghinaan dan ug aterkesan meremehkan, dan itu berlanjut ketika ia terpilih menjadi seorang skretaris saat pemilihan pengurus kelas
Diah tidak mengajuan diri, Diah di pilih, Diah tak mempromosikan dirinya dengan keras, tapi Diah dapat membuat orang lain percaya bahwa dia mampu untuk mengemban tugas
Dan kembali hal ini terbukti dengan pembawaan Diah yang bisa dengan cepat akrab berbaur dengan teman sekelas yang lain, dia memperlakukan yang lain setara dan tidak membeda-bedakan
Kemudian mendengar uraian tulus dari Diah tentang kondisi dirinya dan keluarganya, di tahu diah tak berbohong dan dia bercerita apa adanya, tidak melebihkan atau mengurangi
Bahkan tak ada dalam nada serta cerita yang ia sampaikan mengiba serta meminta perhatian dan belas kasih, dan ketika sampai dirumah dan kembali mengobrol lebih jauh adi tahu
Ini adalah wanita yang baik untuk dijadikan istri dan juga ibu yang baik, jadi dia tak ragu untuk mengutarakan rasa kasih sayangnya, karena adi sadar bertemu dengan wanita yang baik sebagai sitri dan juga sebagai ibu
Itu sangat sulit dan jarang, jadi jika ada di depannya lantas kenapa harus mencari yang lain dan juga kenapa harus menunggu, jadi leih baik utarakan sekarang, jika di tolak selalu ada kesempatn lain untuk dimulai
Sehingga dengan pemikiran dan tekat tersebut, adi membuat keputusan berani dan mengutarakan cintanya, dan disini ia tak meapatkan kekecewaan justru ia memanen kembali rasa sayang Diah kepada dirinya
Dan diah yang juga saat ini menikmati momen hangat dengan adi, hampir memiliki pemikiran yang sama, tapi dia juga tahu pria baik eperti adi pasti akan ada lebih dari satu wanita yang menyukainnya
Sehingga ia akan membuat persiapan untuk mengamankan adi di dalam pelukannya, dia banyak belajar dari kehidupan sulit yang ia lakukan bersama dengan ibunya, bahwa memiliki peyangga dan sandaran itu penting
Meski mereka bisa mandiri dan bahagia, tetapi ada kalanya teap saja sosok peyangga itu dibutuhkan dan terlebih masyarakat saat ini seperti itu.