Kanaya kelabakan menutup mulut supir pribadinya, juga orang-orang yang melihatnya menemui Ghailan. Ia sangat tahu pola pikir Sullivan yang bergerak tanpa terlihat. Membunuh tanpa menyentuh adalah keahlian Sullivan yang jarang sekali orang tahu.
"Pak Pri, pokoknya tolong saya. Jangan sampai Pak Sulli tahu jika saya menemui Ghailan," pesan Kanaya lewat telepon.
Semenjak malam Sullivan mengintrogasi dirinya. Kanaya tidak bisa tidur nyenyak, karena ketakutan sendiri. Akibat termakan rasa cemburu, ia sampai bertindak bodoh. Padahal, ia tahu Sullivan sangat membenci hal seperti itu.
Di tempat kerjanya, Ghailan tidak pokus dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Apapun yang ia lakukan pasti salah, pesanan, piring pecah, dan tidak nyambung diajak bicara. Shireen mulai membaca keanehan yang terjadi pada Ghailan selama beberapa hari belakangan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者