Tangisnya mereda, ketika Aulia masuk, duduk di sampingnya sambil memeluk sosok yang tengah menyimpan duka mendalam selama seharian ini.
"Malam ini, gue nginep di kost-an elo, ya." Aulia mengelus-elus lembut punggung Linda yang hanya membalas ucapannya dengan anggukan lemah. Sahabatnya itu, bahkan masih tetap terisak dalam pelukannya.
"Makasih, Aul," ucap Linda pelan dan lemah di sela-sela isak tangisnya. "Gue .... gue nggak tahu harus gimana melewati ini."
"Nggak gimana-gimana, Bunda. Elo perbanyak mendekatkan diri pada Allah. Perbanyak dzikir dan jangan lupa salat. Elo doain Bram di setiap salat yang elo jalankan. Mohon pada-Nya juga supaya elo dikuatkan."
"Gue nggak kuat, gue nggak setegar itu."
Bima yang menyalakan mobil menoleh ke belakang. Begitu juga dengan Boby yang duduk di kursi mobil samping sang kakak, memandang iba pada wali kelasnya yang masih tenggelam dalam kesedihan dan tampak sangat terpuruk. Penampilan gurunya itu tampak berantakan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者