webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · 青春言情
分數不夠
44 Chs

Keputusan

Setelah kejadian itu, mereka langsung pulang, bukan ke mansion Azfary melainkan mansion milik Faysa.

Gerbang putih nan tinggi itu kini terbuka secara otomatis. Mobil mewah milik Tae membuntuti dari arah belakang.

Satria berada di mobil Tae karena ia dipaksa oleh adik kecilnya untuk tetap berada di sampingnya.

Sampai.

Tepat saat pintu mansion terbuka, orang yang berada di dalamnya langsung menghentikan pekerjaan mereka dan membungkukkan badan.

"Silahkan duduk, Satria, ajak main adek sama Sakha ke kamar ya." Titah Faysa pada Satria.

"Baik Mom, ayo ... kita main." Ajakan itu di balas antusias oleh Athena dan Sakha.

"Nyonya, silahkan, ini minumnya."

"Terima kasih,Bi." Ucapan tulus yang keluar dari mulut Ily membuat sang pelayang mendongak.

"Sama-sama, Nyonya." Setelah itu, sang pelayan meninggalkan tempatnya.

"Apakah sebelumnya ada yang mengincar kalian?" Faysa to the point pada masalah yang ia bahas kali ini.

Sejenak Tae dan Ily tak menjawab, hingga mereka saling bertatap seolah dapat membaca pikiran masing-masing.

"Ya, tapi itu dulu, dan sekarang dia entah ada dimana." Ucap Tae tanpa ragu sedikit pun membongkar masa lalu mereka.

"Apa yang terjadi sebelumnya?"

Akhirnya, Tae menceritakan awal mula dendam dari orang yang mereka curigai hingga selesai.

"Willy memiliki kekasih yang dengan teganya berselingkuh hingga memiliki seorang putri."

"Semuanya berjalan begitu lambat karena banyaknya kejadian buruk yang terjadi."

Tae menatap Willy meminta persetujuan untuk melanjutkan ceritanya. Willy pun mengangguk setuju.

"Kean menjadi gila karena tak dapat memiliki Ily kembali. Dan Daisy meninggal karena jatuh dari tangga membuatnya terpaksa melahirkan secara prematur."

"Anaknya di titipkan pada kami, hingga berumur dua tahun. Saat itu, kami memutuskan untuk berlibur ke pantai karena keinginan anak angkat kami. Kami sebelumnya bermain dengan riang. Hingga, aku pun pamit ke kamar mandi."

"Setelah selesai, aku mulai berjalan kembali untuk menghampiri Ily dan yang lainnya, namun aku melihat Ily berada di sisi timur hanya dengan Nabila, aku yakin saat itu Sakha di titipkan pada mertuaku."

"Aku mendekat, namun, aku merasa akan ada bahaya yang terjadi. Aku berusaha mendekat ke arah mereka dengan cepat."

"Jarakku dengan Ily tak terlalu jauh, hingga sayup-sayup terdengar suara Ily yang berbicara pada Nabila anak angkat kami."

"Sayangg... kamu dari mana aja???" ucap Ily khawatir karena ia baru menemukan Nabila yang kini sedang bermain pasir.

"Ommy Ly, tadi Nabil di kasih ini..." ucapnya seraya memperlihatkan benda yang ia bawa.

"Heyyy... kenapa Nabil menerimanya? Untuk apa itu sayang? Cepat buang." Ily berbicara dengan aura ketakutan miliknya.

"Dak au ommy, tata olang tadi, Ommy akan celamanya dadi milik Nabil kalo Nabil lakuin ini." Tanpa aba-aba, tanpa bisa menghindar.

JLEB

"N-na... billl." Ucapnya begitu lirih serta mata yang berkaca-kaca.

"Setelah itu, aku marah besar dan mendiami Nabila. Namun, apa daya saat salah satu dari anakku tak bisa di selamatkan lagi."

Keduanya menangis kala mengingat kejadian pahit yang melukai keluarga mereka.

"Apakah kau yakin bayimu meninggal?" Tanya Faysa setelah mendengar cerita dari Tae.

"Tidak, aku tidak yakin!" Ucap Ily dengan sangat cepat, ia sangat membantah setiap orang yang menyebutkan bahwa anaknya mati.

"Kenapa?"

"Entah, tapi perasaanku memang menunjukkan bahwa anakku masih ada, apa kau percaya Faysa? Aku seorang ibu, aku ...  aku... hikkss ... aku merasakan jika ia masih hidup namun entah ada dimana."

"Sepertinya memang begitu."  Ucapan itu membuat Ily mendapatkan titik terang untuk masalahnya.

"Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu?" Kini Tae yang penasaran akan apa yang telah Faysa ucapkan.

"Anak yang menusukmu berapa tahun?"

"2 tahun?? Tiga? Dua??, ya ... umurnya berkisar dua tahun."

"Apakah kamu percaya kekuatan anak seumur itu menusuk sangat dalam hingga mengenai janin?"

Kini Tae dan Ily memikirkan apa yang diucapkan Faysa.

"Siapa dokter yang menangani Willy saat itu?"

"Dokter Elma."

"Okey, kalian akan aku bantu untuk menemukan Arthur, karena aku sangat yakin bahwa kembaran Athena masih hidup."

"Terima kasih... terima kasih banyak Faysa."

"Tapi..."

"Tapi apa?" Ucap Tae kini saat mendengar suara Faysa.

"Aku akan membawa Athena ke USA dimana kakakku berada."

"Kenapa Athena harus kesana? Kami akan selalu menjaganya."

"Yakinkah?" Ucapan dingin itu membuat Tae dan Ily terintimidasi.

"Walau baru hari ini aku bertemu dengan anak kalian, entah kenapa aku sangat menyayanginya dan saat tau ada yang mengincar nyawanya maka aku tak akan tinggal diam."

"Di USA kakakku akan mengajarkan Athena bela diri dan lainnya agar ia bisa waspada untuk menghadapi musuhnya."

"Karena aku sangat yakin, orang itu akan terus mengincar Athena." Sambung Faysa membuat Tae dan Ily saling tatap dengan wajah sendunya.

"Aku mau."

Ucap seseorang dari arah tangga, ketiga orang dewasa itu menengok ke arah suara itu berasal.

"Rye mau...."

"Sayang..." ucap Ily yang kini menghamburkan pelukannya pada gadis cantik yang selama ini selalu menjadi semangatnya.

"Bun, kalo kak Arthur masih ada dan Rye harus bisa jaga diri maka Rye akan lakukan."

"Bunda jangan nangis... nanti Rye ikut nangis gimana?" Athena mengusap air mata yang turun begitu saja mengenai pipi sang bunda.

"Bunda gak mau jauh dari Rye... bunda ...."

"Tenang saja Willy, kau bisa mengunjunginya kapan pun kau mau mau, ini semua demi keselamatan putri mu."

Tae menatap wajah sendu milik istrinya, ia mendekat dan memeluk kedua wanita yang selalu mengisi hari harinya dengan penuh cinta.

"Biarkan Rye pergi sayang, itu demi kebaikannya sendiri, dan semoga saja, Arthur bisa di temukan."

Ily mengangguk, ia sangat berat melepas kepergian sang anak.

Seseorang yang melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan mulai mengepalkan tangannya, dan ia berjanji.

"Aku akan menemukan orang itu agar kau kembali di sampingku."

Satria membalikkan badannya kemudian pergi menuju ke arah dapur.

Setelah kembali, ternyata semuanya telah berkumpul di kamar Satria, mereka duduk melingkar seperti tengah berdiskusi.

Faysa mengelus puncak kepala Athena dengan sayang. Setelah sadar akan kehadiran sang anak, Faysa menatap Satria dengan sendu, karena ia yakin bahwa sang anak akan kembali seperti semula.

Dingin tak tersentuh.

"Ada apa ini?"

Ucapan seseorang membuat semua yang kini berada didalam menatap ke arah pintu.

"Will..." Faysa mendekat kearah sang suami.

Kecupan singkat dari sang suami membuat Faysa mengeluarkan semburat merah di pipinya.

"Ayo masuk, akan Sasa ceritakan."

Ken berkenalan dengan Tae, Ily dan juga kedua anaknya.

Ken menatap Athena dengan pandangan berbinar, JUJUR jika ia bisa memiliki seorang putri, hidupnya akan semakin sempurna, namun Tuhan berkehendak lain. Maka dari itu Ken menerima semuanya.

Setelah berkenalan, Ken menarik Athena untuk duduk di pangkuannya. Ken memeluk dan mencium puncak kepala Athena berkali-kali.

Kelakuan Ken membuat Faysa sadar akan apa yang tak bisa ia berikan untuk suaminya.

Namun dengan cepat ia menangkis semuanya, kini mereka mempunyai Athena dan ia akan menjadikannya anak kami.

Setelah perkenalan itu, Faysa menjelaskan semua yang terjadi pada keluarga Tae dan Ily.

Ken hendak protes karena akan kehilangan Athena, namun ia kembali berfikir untuk kedepannya.

Ini demi keselamatan Athena.

〰〰〰〰〰

Baru ketemu udah di pisahin aja...

Siapa yang belum VOTE??

Siapa yang belum KOMENTAR??

Siapa yang belum FOLLOW??

Langsung aja teman teman... tekan tombol bintang... dan kasih komentar kalian yaaa buat teman teman yang belum follow , aku tunggu lohhhh

And....happy Reading 😘😘