Tepat saat adzan Dzuhur berkumandang Arkan bangun dari tidur siangnya.
Liona berkali-kali keras mengguncang tubuh Arkan, bukannya kesal, tapi Liona tidak ingin Arkan terlambat apalagi sengaja menunda waktu untuk beribadah.
"Bangun! Shalat Dzuhur dulu, kalau masih ngantuk kan nanti bisa lanjut lagi! Yang penting shalat dulu!" ujar Liona.
Setelah Liona mengenakan hijab, kewajiban beribadah senantiasa dia utamakan dibandingkan pekerjaan duniawi yang jelas tidak akan ada kata habisnya.
"Iya Liona. Ini Kakak ngumpulin nyawa dulu," sahut Arkan.
Matanya terbuka, tangan terentang ke atas seolah hendak menggapai langit-langit ruang rawat. Perlahan dia bangkit lalu duduk bersandar dan menguap.
"Tutup!" berang Liona. Telapak tangan kanannya menutup rapat mulut Arkan yang terbuka seperti kudanil hendak meminum air.
Huwaaa,
Sekali lagi Arkan menguap, kantuknya tetap menguasai diri. Ternyata tidur lebih dari satu jam juga kurang.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者