webnovel

Raihan & Raisya

Raihan, laki-laki cerdas irit bicara, lebih suka menyendiri, tidak suka keributan, disukai banyak perempuan, hobi bermain game, dan memiliki tingkat kepedean yang akut. Raisya, perempuan pemalas,pelupa, cerewet, dan memiliki ambisi mengejar Kakak tingkat bernama Bejo, lelaki hitam manis yang membuatnya terkesima. Raihan Raisya, berteman sejak kecil dan sering bertengkar meributkan hal-hal tidak penting. Karena sebuah kesalahpahaman, keputusan yang sulit di usia muda dan bencana bagi mereka berdua.

Lia_Reza_Vahlefi · 青春言情
分數不夠
25 Chs

21. POV Raihan

*Sebuah Kesalahpahaman Di Toilet*

🎮🎮🎮🎮

Aku mencoba memastikan bahwa saat ini penampilan ku aman setelah keluar dari Toilet. Kancing seragam sudah terpasang rapi dan resleting yang sudah tertutup dengan rapat.

Alhamdulillah aman.

Aku menatap tidak mengerti seorang gadis didepan mataku. Siapa lagi kalau bukan Raisya. Si nyai rombeng biang masalah.

Tenang. Jangan gegabah. Stabilkan kondisi dan Abaikan. Lima kata yang harus aku terapkan saat ini juga. Karena jika tidak di terapkan, maka segala kerumitan akan terjadi. Apalagi sumbernya berasal dari Raisya.

Aku melihat dia terlihat panik dan gugup. Mungkin karena berada di toilet cowok.

"R-Raihan. Aku.. em.. maaf."

Aku tetap diam. Dia terlihat gemetar ketakutan. Ntah karena apa. Dia berbalik lalu berusaha membuka kenop pintu. Tapi gagal.

"Kenapa tidak bisa?"

"Ini macet?"

"Kok pintunya gak mau terbuka sih?"

Dia terus mendumel. Suaranya memang tidak nyaring. Tapi cukup terdengar. Aku berusaha untuk tenang meskipun saat ini sebenarnya ikutan gugup. Tentu saja aku gugup. Ini toilet cowok. Tidak ada siapapun di antara kami. Begitu sepi dan cepat atau lambat akan menimbulkan fitnah.

"Dasar pintu menyebalkan!"

Dengan kesal Raisya menendang pintunya. Menyalurkan rasa marahnya pada pintu yang tidak tahu menahu itu. Dia membalikan badannya lalu menatapku.

"Kenapa pintunya gak mau dibuka?!"

"Gak tau."

"Kok gitu? Tapi aku gak bisa keluar! Aku gak mau teman-teman sama guru pada mikir yang gak-gak sama aku! Terutama kak Bejo!"

"Salah sendiri."

"Raihaaaann!"

"Apa?"

"Bantuin buka kek! Jangan bikin situasi tambah ruwet!"

"Itu salahmu."

"Tapi-"

Suara bel tanda berakhirnya jam istrirahat berbunyi. Bisa di pastikan semua murid memasuki kelasnya sehingga halaman sekolah dan kantin akan sepi.

Aku mengabaikan Raisya. Memilih menghedikan bahu lalu bersender didekat wastafel. Berbanding dengan Raisya yang kini kembali mencoba membuka kenop dengan paksa.

Sebenarnya aku cukup heran. Kenapa pintu itu tidak mau terbuka? Apa karena kenopnya yang macet? Atau rusak?

Suara isakan pun terdengar. Raisya itu lebay. Mudah menangis. Cerewet Iya. Hingga akhirnya ia terduduk di lantai. Wajahnya sudah kusut. Dia terlalu memikirkan sosok si Bejo karena takut jika cowok itu berpikir yang tidak-tidak jika ia berada di dalam toilet cowok.

Aku mengabaikannya. Lalu merutuki kebodohanku. Kenapa disaat seperti ini aku selalu saja lupa membawa ponsel? Dan..

Kenapa juga tidak ada satupun murid-murid cowok yang akan ketoilet? Ya setidaknya mereka bisa meminta bantuan kepada petugas sekolahan untuk membuka pintu tersebut dari luar.

"Rai..."

"Raihan!!!"

Raisya mendekatiku. Dia merengek didepanku. Wajahnya sudah basah oleh air mata.

"Apa?"

"Bantui bukain pintunya."

"Aku capek."

"Issssshh. Raiiiii... ?" Raisya menggosok salah satu matanya menggunakan tangannya. Bibirnya terlihat cemberut. "Jam istrirahat sudah berakhir. Aku mau masuk kelas. Tapi gak bisa keluar."

"Urus saja sendiri."

"Raihan.. plis.. bantu."

"Itu salahmu." Aku berlalih menatap kesamping dan enggan melihat wajahnya yang kini menatapku penuh permohonan.

"Raihan..."

"Hikzzzz..  Raihan.. "

"Tolong bukain.."

"Aku ingin keluar. Pintunya rusak."

"Raihan..."

"Rai.."

Dia terus memohon menangis memohon dan menangis hingga membuatku muak! Akhirnya aku mengalah. Telingaku cukup panas hanya mendengar suara lirihannya yang menyebalkan.

Aku memegang kenop pintu. Ternyata memang benar. Tidak bisa dibuka. Aku terdiam sejenak. Pintu itu memang terlihat sudah sangat lama. Pantas saja setiap aku kemari pintu ini tidak pernah di tutup dengan rapat.

Sekarang sangat masuk akal bila saat ini pintunya rusak. Suara gedoran pintu dari luar terdengar.

"Apakah ada orang didalam?"

BUG BUG BUG!!

"Ya Allah.. itu suara kak Bejo! Minggir!"

Aku tersentak ketika tanpa diduga Raisya menyerobot dari samping tubuhku lalu kembali membuka paksa kenop pintunya. Ck, mentang-mentang suara Bejo dari luar saja wajahnya kembali bersemangat.

"Raihan! Raihan!" Raisya menoleh kearahku. "Itu.. itu kak Bejo! Aku yakin dia kesini mau mencariku! Tu kan. Aku bilang juga apa! Dia kesini pasti khawatir sama aku!"

"Terserah."

Kalau gitu aku membiarkannya saja. Raisya terlihat antusias membuka kenop pintu meskipun suara Bejo tidak lagi terdengar.

Raisya terus menarik pintu dengan paksa dan sekuat tenaga. Tiba-tiba pintu terbuka dari depan lalu tanpa diduga ia limbung kebelakang sehingga membuatku dengan bodohnya secara refleks segera menahan bobot tubuhnya dari belakang.

Bruk!

"Aaaaaaaaaaaaaa.."

Raisya terpekik nyaring.

Kami akhirnya terjatuh. Pinggulku terhentak di lantai toilet dengan posisi punggung Raisya didepan tubuhku. Aku meringis kesakitan apalagi baru saja keluar dari rumah sakit. Begitupun tubuh Raisya yang kini bergetar karena syok akibat terjatuh.

Nafas Raisya tersengal-sengal apalagi kepalanya berada diatas dadaku. Aku memejamkan kedua mataku karena menahan sakit antara punggungku dan tubuh Raisya diatas dadaku.

"R-raisya?"

"Raihan?"

"Ka-kalian.."

"Apa yang kalian lakukan di toilet?"

"Ini toilet cowok.. Raisya kok.. kok kamu bisa didalam toilet cowok sama sih?"

"Kalian ngapain?"

Sayup-sayup aku mendengar suara banyak orang. Dengan lemas aku mendorong punggung Raisya hingga akhirnya ia berdiri secara lunglai.

"Ada apa ini anak-anak?"

Suara seorang guru terdengar. Aku tidak tahu itu suara siapa karena belum melihatnya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!!"

"Em. Pak.. kami.. ah tidak. Maksudku.. saya-"

Aku berusaha untuk berdiri bahkan terkejut ketika saat ini ada guru BK bernama Pak Ridwan dan beberapa murid lainnya yang menatapku bersama Raisya dengan curiga, bingung, menerka-nerka atau mungkin saat ini sudah berpikir yang tidak-tidak. Sudah aku duga bakal seperti ini jadinya.

"Pak.. saya.. saya bisa jelasin."

"RAIHAN! APA YANG KAMU LAKUKAN DI TOILET SAMA RAISYA?"

Aku berusaha bersikap tenang meskipun saat ini sebenarnya aku juga takut. Seorang guru BK kini mengintrogasi kami bahkan di lirik oleh banyaknya pasang mata para siswa dan siswi. Aku melihat Anu dan Nua yang juga terkejut melihat kami.

"Pak. Ini tidak seperti yang bapak kira. Saya-"

"LANTAS APA? INI TOILET SISWA LAKI-LAKI DAN SEBAGAI PEREMPUAN KAMU SUDAH MELANGGAR TIDAK SOPAN KARENA MEMASUKINYA. APALAGI KALIAN TADI SALING DUDUK BERPANGKU!"

"Ya Allah. Pak saya mohon.. itu.. itu tidak seperti yang bapak kira. Ini cuma salah paham. Iya kan Rai-"

"PANGGIL KEDUA ORANG TUA KALIAN SEKARANG JUGA!" guru BK pun berbalik lalu menatap tajam para siswa yang bergerombol.

"Kalian semua balik ke kelas masing-masing! Cepat balik CEPAT-CEPAT!! Ini sudah jam pelajaran! MALAH NIMBRUNG DISINI!

Semuanya pun akhirnya pergi Apalagi Pak Ridwan yang marah. Berbeda dengan Bejo yang kini masih menatap kami tidak percaya. Ck, memangnya aku peduli? Tentu saja tidak.

"Kak.. kak Bejo. Kakak jangan berpikir yang tidak-tidak sama aku ya.. aku-"

Dan Bejo pun akhirnya pergi meninggalkan Raisya dengan raut wajahnya yang bingung, terheran-heran bahkan mungkin tidak menyangka.

"Kak!"

"Kak Bejo!

"Kak!!!"

🎮🎮🎮🎮

Sesuai sinopsis. Inilah yang di maksud sebuah kesalahpahaman diantara mereka. Dan.. itu semua karena ulah Raisya dari awal 😂😖😖

Selamat berlibur. Sehat selalu buat kalian. Makasih sudah baca Teenfiction ini.

With Love 💋

LiaRezaVahlefi

Instagram

lia_rezaa_vahlefii