webnovel

PERTEMUAN AKHIR

作者: Pradityaams
科幻
連載 · 73.6K 流覽
  • 19 章
    內容
  • 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Tidak ada kekacauan terhebat selain kehilangan seseorang. *ayo dukung terus novel ini untuk episod-episod yang lebih keren nantinya! Semoga bisa jadi series film hahahaha *info: untuk sekarang gue jarang upload karna ada kesibukan tugas akhir teman-teman. Gue akan selesaikan dulu dan kembali membuat cerita keren tentunya untuk kalian. Doakan gue!

標籤
5 標籤
Chapter 1Eps.1-BISIKAN SORE

Gue amat sangat lelah sekali siang ini, tahun 2039 di salah satu kota yang dulunya merupakan kota terbaik di Indonesia. Kota kembang, Bandung.

Rasanya, badan gue ini lelah akan banyak hal yang seharusnya gue abaikan. Dendam masa lalu yang paling terasa.

Banyak sekali pengorbanan manusia sepuluh tahun ke belakang dari hari itu, 2029. Ketika dunia berperang melawan pandemi yang merugikan bahkan menawaskan banyak sekali manusia di manca negara. Merelakan cinta, kasih sayang dan harapan besar. Semua sirna oleh kebodohan dan ganasnya virus.

"Google, bagaimana kondisi saya sekarang?" Ucap gue.

"Baik, saya akan menyalakan sistem scan tuan," lalu, alat kecil seperti koin terbang dan memancarkan cahaya hijau. Cahaya itu bergerak dari ujung kepala sampai ujung kaki selama 1 menit."Kondisi anda kurang stabil, tuan. Detak jantung yang tidak normal dan emosi berlebihan, tuan," jelas layanan teknologi.

"Terimakasih, Google. Tolong nyalakan lagu Sewindu-nya Tulus."

"Baik."

tahun 2029, komunikasi banyak di pakai oleh manusia berupa sistem layanan teknologi. Bentuknya seperti jam tangan. Karena dulu gue akrab dengan google ketika menyelesaikan skripsi, layanan teknologi ini gue namakan google. Cukup mutakhir namun tidak seperti masa depan yang gue bayangkan ketika masih sekolah dulu. Gue sangat bersyukur tidak menaruh kepercayaan besar kepada hal-hal seperti itu.

Gue tinggal di apartement pinggiran kota Bandung. Kecil sekali, memang. Segelintir orang yang tinggal disini, semuanya adalah yang berhasil melalui masa pandemi beberapa tahun kebelakang.

Dari luar pintu terdengar ketukan,"Ada orang?" Teriak seseorang dari luar, memastikan.

"Ada," jawab gue, lesu.

"Anda meninggalkan chip anda. Tadi tertinggal ketika di food court," teriak orang itu dari luar menjelaskan.

"Google, tolong bukakan pintu paket untuk orang itu. Lalu sampaikan terimakasih kepadanya,"

"Baik, tuan," ucap Google.

Ketika gue melihat wajah orang yang mengetuk pintu, ternyata dia adalah salah satu pelayan di food court, gak gue sangka masih ada orang baik seperti dia.

Chip gue ini berupa flashdisk yang mampu menyimpan 1 TB memori didalamnya. Dilengkapi fitur bluetooth, gue coba untuk melihat kembali isi dari dalam flashdisk itu. Gue membukanya lewat smartphone.

Air mata gue tiba-tiba menetes.

•••

Alarm berbunyi sangat keras, "google, tolong hentikan alarmnya," ucap gue lemas.

"Baik, tuan."

Gue bangun dari kasur, melirik ke arah meja dimana flashdisk yang kemarin gue pakai disimpan. Perasaan gue pagi ini campur aduk, entahlah.

Makanan di tahun ini simpel sekali. Jika dilihat seperti beng-beng max di tahun 2018, namun sangat mengenyangkan. Nama makanannya folo, 1 bungkus bisa untuk 1 hari. Untuk persediaan air gue biasanya menaruh alat untuk memfilter air hujan agar bisa di minum.

Gue memotong sebagian kecil folo ini, dikarenakan food court sedang kehabisan stock. Jadi, gue harus berhemat sedikit.

Diluar sedang gerimis kecil, gue membuka jendela. Langit pagi itu kelabu sekali. Sepertinya ia hanya bersedih selama beberapa tahun kebelakang. Air mata gue menetes lagi, "Langit, akan sampai kapan kita seperti ini? Akan sampai kapan sunyi ini berakhir?"

Hening.

Diam bukan berarti ia tak mengerti, setidaknya gue meyampaikan apa yg harus di sampaikan kepada langit di setiap paginya. Setelah itu, gue berkemas untuk mencoba pergi ke salah satu daerah di Bandung, yakni, Buah Batu.

Jalanan sangat kacau. Banyak puing-puing pesawat dan kendaraan lainnya berserakan di sepanjang jalan Cihampelas. Karena memang ada yang merapikan, jalan jadi tidak terlalu tertutup. Gue mengayuh sepeda dengan konstan tidak terburu-buru. Sudah tua, wajar.

Jas hujan warna hitam yang gue pakai terasa dingin sekali. Gerimis di kota ini yang membuatnya dingin. Dibarengi kabut pagi yang cukup tebal, gue menahan rasa dingin itu.

Semakin jauh gue mengayuh, semakin sunyi pula jalanan. Perasaan apa ini? Serangan dadakan, dari hati dan pikiran. Serangan masa lalu, serangan kenangan yang tidak bisa gue lupakan.

Gue menangis kencang di bawah fly over Dago.

Tidak cuma gue, sih, yang terlarut dalam kesedihan pada tahun ini. Gue paham banyak sekali orang yang merasakan. Termasuk orang dari food court yang mengembalikan chip kemarin malam. Gue berharap masa lalu bisa diubah, sungguh, gue sangat berharap.

Sampai di buah batu dengan rasa cemas. Gue melihat ada orang di tempat tujuan gue! Walaupun tak terlihat jelas karena kabut, gue yakin sekali itu manusia.

"Google, aktifkan pisau listrik," ucap gue, berbisik.

"Baik, tuan."

pegangan sepeda lantas gue cabut. Itu adalah sebuah pisau dengan pegangan silinder. Lalu listrik di permukaan pisau menyala.

Gue dekati orang itu perlahan. Gue ragu itu pria atau wanita. Setidaknya tidak ada yang boleh mendekati tempat itu! Itu adalah makam seseorang yang gue sayangi!

"Lo berantakan sekali, Dit," kata orang itu.

"Darimana lo tau nama gue anjing! Ngapain lo disitu, pergi !" Gue teriak, kesal.

"Jangan kesal begitu, Dit."

"Anjing! Kalo lo ga per-," sebelum gue bisa meraihnya, sinar cahaya muncul dari kepala orang itu, terang sekali. Hingga gue pingsan untuk beberapa jam.

Gue mencoba membuka mata, seperti vertigo, gue masih belum bisa melihat jelas. Langit mengeluarkan tangisannya, hujat amat besar. Gue sadar jika gue tidak terikat sama sekali. Namun pisau gue sudah tidak ada di tangan! Gue akhirnya memaksakan berdiri, lemas sekali. Ketika gue melihat sekitar, gue jelas ada di toko emas tua yang sudah lama tutup.

"Jangan paksakan diri lo, Dit," orang itu memperingatkan gue.

"Apa yang lo mau! Jangan sampai gue meledakan tempat ini !"

"Siri, tolong nyalakan semua pencahayaan di ruangan ini," suruh orang itu, kemudian ruangan menyala berkat bantuan layanan teknologi miliknya.

Gue belum bisa melihat jelas, sangat pusing rasanya. Hujan sangat terdengar deras sekali diluar, gue mencoba fokus namun akhirnya gagal. Gue jatuh pingsan untuk kedua kalinya.

Gue akhirnya sadar. Sedikit terengah-engah karena panik. Gue mencoba memerintahkan google, "Google, aktifkan sepeda, bawa saya keluar," suara gue kecilkan agar tidak terdengar. Google tidak merespon. Gue coba sekali lagi namun tetap tidak merespon. Akhirnya gue teriak dan sama saja, Google tidak merespon.

"Percuma, sistem lo udah gue matikan semua. Tenang, Dit, gue tidak berbahaya," jelas orang itu.

"Lo siapa, Anjing!"

Dia tersedu-sedu, seperti sedang menangis. Dia menatap kearah kuburan istri gue yang ada beberapa meter di depan toko itu.

Dia menghampiri gue, parasnya sama sekali tidak terlhat jelas, dia memakai topi dan sorban. Pakaiannya pun amat sangat tertutup

Sambil berjalan dia membuka topi dan sorban di kepalanya. Semakin mendekat dan semakin jelas wajahnya.

Gue menahan tangis.

Dia menangis.

Tidak mungkin, ini gak mungkin terjadi. "Nyle?" Tanya gue menahan tangis.

"Iya, Dit, aku Nyle, istrimu!"

•••

你也許也喜歡

Dungeon of Life

Shin yang sudah tak memiliki apa pun semenjak bencana alam yang melanda dunia pada tahun 2022 membuatnya harus hidup sebatang kara. Shin diselamatkan oleh kapsul yang membekukan tubuhnya hingga 12 tahun lamanya hingga akhirnya kapsul membuka. Dia terbangun dan hidup selama 8 tahun di permukaan bumi baru yang sangat asing baginya. Melihat dunia masih dihuni oleh manusia - manusia yang tersisa dari segala bencana tersebut. Akan tetapi, yang ia lihat hanyalah bencana yang lebih besar dibandingkan bencana yang sebelumnya. Alih alih manusia bertobat dan menjauhi segala kemaksiatan, manusia justru menjadi makhluk yang seperti iblis. Mereka mengutuk segalanya atas kehancuran dunia ini. Sekte-sekte mulai bermunculan. Manusia yang senang membunuh yang tersisa. Pembunuhan untuk bahan persembahan dijadikan alasan untuk membunuh. Semua hal- hal biadab mulai diterapkan oleh orang - orang di dunia yang tidak jelas siapa yang mengatur. Yang tersisa dari bencana ini rupanya hanya orang - orang bangsat ini. Manusia - manusia ini terus bereproduksi dan menciptakan lebih banyak manusia bangsat di tahun tahun berikutnya. Shin selama 8 tahun terus menerus berusaha hidup di dunia yang seperti ini. Menghabiskan waktu di rumahnya dengan memakan makanan hasil tanam sendiri, ia berusaha mencari arti hidup. Di tahun 2043 ketika tahun baru, Shin yang saat itu berada di tengah keramaian karena tengah mencari bibit tanaman baru  lupa bahwa hari ini adalah tahun baru. Pesta tahun baru yang sangat mencekam dipenuhi oleh banyak sekali orang - orang yang mengerikan dari dunia baru. Shin tiba - tiba ditarik bajunya oleh seseorang ke suatu gang kecil keluar dari jalan jalan yang dipenuhi orang - orang yang tengah melakukan pemujaan. Setelah ditarik, dia melihat seorang perempuan usia sebaya kelihatannya, bernama Kana. Ia memiliki rambut merah tembaga yang cukup memukau.  Kana memperkenalkan dirinya sebagai salah satu orang yang tertinggal di dunia busuk ini. Kana membawa Shin menuju ke sisa - sisa orang yang masih ada di dunia ini. Mereka akan bersama - sama menguak tempat yang menjadi awal mula dari bencana. Dia pun berjalan mengikutinya ke sebuah gorong - gorong  bawah tanah yang sudah agak kusam karena tidak terawat dengan baik. Mereka berjalan sesaat hingga akhirnya menemui sebuah jalan yang sangat gelap tanpa penerangan apa pun. Kana menyuruhnya untuk mengikutinya dengan memegang tangannya sembari berjalan perlahan. Dia masuk ke dalam kegelapan tersebut bersamanya. Kana lalu menyalakan cahaya ketika mereka berjalan cukup lama lalu berhenti. Mereka sampai ke sebuah lubang besar yang agak gelap dengan sebuah tangga kayu yang mengarah ke bawah. Tempat itu benar - benar gelap dan tersembunyi, tak mungkin orang - orang luar mengetahuinya. Kami menyebutnya ... "DUNGEON OF LIFE"

SILENT2READER · 科幻
分數不夠
7 Chs

鼎力相助