Sudah cukup healing seminggu di Bali.
Sudah cukup tidak masuk kantor selama tiga hari.
Pagi ini, dengan kesungguhan hati, dengan mental yang sudah terbentuk sejak semalam, Reva siap melangkah kembali menjalankan hidup. Biar pun dia akan gila jika bertemu Sean, tetapi tidak bertegur sapa, lebih baik dia kerja daripada terkena introgasi maut Ibunya.
Senandung kecil Reva kumandangkan setelah dia beres menggunakan bedak dan juga make up. Diambilnya tas, ponsel, lalu dia dengan riang meninggalkan kamar ternyamannya. Karena asik berjalan tampa melihat bawah, Reva tersandung sapu yang terkulai di jalanan.
"Astaga! Agak ga lucu kalau gue langsung nyusruk ke bawah."
"Bukannya meringis lagi, lebam iya!" Reva menggerutu sambil merapihkan sapu tadi, lalu diatruh di dekat bangku. Untung bukan Ibunya yang jatuh, kalau sampai iya, itu lebih bahaya.
"Reva!"
"Anak gadis kok masih tidur sih jam segini? Turun, sarapan! Kamu kapan mau berobat? Kalau ga sembuh-sembuh, gimana mau kerja!"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者