webnovel

audisi

"Noona jangan kerjain kerjaan rumah. Biar aku yang kerjain, habis pulang dari audisi." Jung Kook berpesan ke Hana.

"Ki ... Pamit ke eomma."

"Eomma ... Bye ... Bye ..." Kiki melambaikan tangannya ke Hana.

Jung Kook dan Kiki menuju ke gedung Hybe. Perusahaan yang awalnya bergerak di bidang musik ini sudah melebarkan sayapnya ke bidang entertainment yang lain.

[pic]

Ki ... Gedungnya gede banget. ~ Jung Kook melihat gedung di depannya sambil menggendong Kiki.

Di tempat resepsionis ...

"Anak saya ada audisi drama Single Daddy. Tempatnya di mana, ya?" Jung Kook bertanya.

"Audisi Single Daddy di lantai 5. Silakan naik lift yang di sebelah kanan," ucap resepsionis dengan ramah sambil menunjukkan lokasi lift.

"Terima kasih."

Ternyata sudah punya anak. Coba masih single. Bakal aku kejar. ~ Resepsionis itu melihat punggung Jung Kook yang sudah berjalan menuju ke arah lift yang ditunjuk resepsionis tadi.

Jung Kook dan Kiki menuju ke arah lift. Di sana ada sudah ada kerumunan ibu-ibu bersama dengan anak-anak mereka. Mereka juga menunggu di depan lift.

Mereka menunggu sebentar dan akhirnya pintu lift terbuka.

Jung Kook memasuki lift dan menekan tombol angka lima. Menuju ke tempat audisi.

Ki ... Banyak yang ikut audisi. Apa Kiki bisa lolos? ~ Jung Kook melihat puluhan anak laki-laki yang ikut audisi. Sama seperti Kiki.

Jung Kook dan Kiki menunggu giliran. Mereka mendapat antrian nomor 45. Termasuk kloter terakhir.

Setiap giliran masuk, ada 10 anak yang dipanggil.

"Nomor 1 sampai dengan 10." Koordinator acara menyuruh 10 nomor pertama untuk masuk.

Jung Kook melihat anak-anak kecil itu. Ada yang menangis ingin pulang. Ada yang tertidur. Ada juga yang malah sang ibu yang lebih bersemangat. Ia mengajari anaknya harus berkata dan bersikap seperti apa di depan penata peran.

Mungkin cita-cita ibu itu pingin jadi aktris. Tapi nggak kesampaian. Jadi anaknya yang diminta jadi artis.

Deg ... Deg ... Deg ... ~ Jantung Jung Kook berdegup lebih cepat. Ia tiba-tiba jadi gugup.

Kiki yang audisi, kok aku yang gugup.

Jung Kook mengambil nafas panjang. Menahannya selama lima detik lalu menghembuskannya melalui mulut. Ia mencoba tenang. Karena kalau ia gugup, bisa-bisa Kiki juga ikut gugup.

Setelahnya koordinator acara memanggil nomor 11-20. Dan seterusnya. Sampai akhirnya giliran Kiki.

Untung Kiki nggak tidur. ~ Jung Kook membawa masuk Kiki ke ruangan audisi.

Ada kamera yang merekam anak-anak yang ikut audisi.

Anak-anak lelaki berdiri berjejer di hadapan penata peran. Tapi ada yang malah langsung menuju ke ibunya karena malu. Wajar karena ada banyak orang yang tidak dikenal dan juga suasana baru.

"Hai, anak-anak ... Silakan perkenalkan diri kalian," ucap penata peran itu dengan ramah.

Anak urutan pertama memperkenalkan dirinya dengan baik. Seolah-olah sudah hafal di luar kepala.

"Nama saya xxx."

Sampai akhirnya giliran Kiki.

"SAYA KIKI. EOMMA JEON NOONA. APPA JEON KOOKIE." Kiki berkata dengan lantangnya.

Seluruh orang dewasa di sana tersenyum. ~ Pasti ibu Kiki lebih tua dari ayahnya.

Jung Kook hanya bisa menepuk jari-jari tangannya di dahinya.

Ki ...

Nama eomma itu Jeon Ha Na.

Nama appa itu Jeon Jung Kook.

Selanjutnya mereka-reka adegan. Adegan yang dipilih adalah adegan dari scene 10. Adegan menangis. Sang anak menangis melihat ayahnya pingsan.

Satu persatu anak laki-laki mulai merekam adegan. Ada yang langsung tahu harus melakukan apa. Dengan mudahnya air mata mereka menetes.

Masih kecil tapi sudah profesional.

Ada juga yang takut dengan kamera. Mungkin baru pertama kalinya ia ikut audisi. Tapi sang ibu malah memarahinya. Bahkan hampir saja memukul anaknya.

Selanjutnya giliran Kiki.

"Appa ... Appa ..." Kiki memukulkan tangan mungilnya ke dada pria yang berakting menjadi ayahnya. Berusaha membangunkan ayah palsunya. Air matanya mulai menetes.

Ki ... Kiki jago banget akting nangis.

"Ugh ..." Pria yang seharusnya berakting pingsan itu jadi terbangun. Ia menggosok-gosok dadanya yang sakit. Pukulan Kiki terlalu keras rupanya.

"Maaf ... Maaf ..." Jung Kook meminta maaf ke pria itu. Pukulan Kiki memang berbeda dari anak laki-laki seumurnya. Lebih keras dan bertenaga. Kiki terbiasa berlatih bersama Jung Kook.

"Ki ... Ahjussinya jangan dipukul keras-keras. Ini cuma akting. Pura-pura." Jung Kook menasehati Kiki.

"Puya-puya?"

"Iya ... Cuma main-main aja. Minta maaf sama ahjussinya."

"Jussi ... Soyy ..."

Setelahnya semua peserta boleh pulang. Dan tinggal menunggu kabar selanjutnya.