webnovel

NASKAH DIHAPUS

作者: Mrsotty
青春言情
連載 · 33.5K 流覽
  • 27 章
    內容
  • 5.0
    17 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Chapter 1Nice To Meet You

"Pada kemana sih?"

Setelah keluar dari kamarnya, Senja turun ke lantai bawah. Mencari keberadaan sang Ibu, Ayah, dan juga kakaknya. Kakinya menyusuri seluruh ruangan. Kamar mandi, dapur, dan juga kamar ibunya. Tapi matanya tidak mendapati satupun anggota keluarga. Ini hari libur, seharusnya mereka berada di rumah. Apa jangan-jangan mereka meninggalkan Senja untuk pergi makan malam karena dia tidur sejak siang tadi? Tapi bukannya ini masih jam lima sore?

Senja mendesah pelan. Tubuhnya yang masih lesu itu berhenti di ruang tengah. Sesekali masih mengucek matanya yang belum terbuka sempurna.

"Mama," panggil Senja. Meskipun berkali-kali tetap tidak ada jawaban. Perutnya berbunyi meminta untuk diisi. Dia tidak menemukan apapun di meja makan. Senja hampir menyerah mencari ibunya. Ketika dia hendak merebahkan tubuhnya pada sofa panjang yang berada di depan televisi, samar-samar dia mendengar suara ibunya berseru dengan seseorang di luar rumah.

Senja mengurungkan niatnya untuk merebahkan tubuhnya pada sofa. Dia melangkah keluar dari rumah. Dari ambang pintu keluar Senja melihat ibu, dan ayahnya sedang berdiri di depan pagar. Disana terdapat sebuah truk berukuran tanggung memuat banyak barang, berhenti di depan rumah tetangga sebelah. "Ada apa sebenarnya? Kenapa mereka berdiri disana?"

Senja menutup pintu, melangkah mendekat pada ibu dan ayahnya. Melihat dari dekat apa yang sedang terjadi disana. "Ada apa ma?"

Suara senja membuat ibunya menoleh. "Sayang kamu sudah bangun?" balasnya kembali bertanya. Bukan malah menjawab pertanyaan Senja.

Senja hanya mengangguk. Sambil menunggu jawaban ibunya.

"Itu. cucunya Mbah Sani mulai hari ini tinggal disini. Dia pindahan dari Jakarta. Katanya dia seusia kamu," kata ibunya kemudian.

Senja mengangguk-angguk. Dia tak bertanya lagi. Mbah Sani itu tetangga sebelahnya. Mereka tinggal di komplek perumahan Nirwana. Salah satu komplek yang cukup terkenal di kota Malang.

Wanita berusia tujuh puluh lima tahun yang hidup sendirian bersama dengan kedua asisten rumah tangganya. Mbah Sani salah satu wanita tua yang kaya raya. Pemilik beberapa gedung yang sangat terkenal. Diantaranya adalah Hotel Paris, Hotel Grand Permata, dan beberapa gedung kos-kosan bertingkat yang berada di daerah kampus-kampus besar di kota Malang.

Selama bertetangga dengannya, Mbah Sani adalah orang yang baik. Meskipun kaya, Mbah Sani tergolong pribadi yang low profile. Mbah Sani juga sering menghadiri kegiatan sosial berskala kecil yang dilakukan di rukun tetangga tempat mereka berada. Meskipun rumahnya dua kali lebih besar dari rumah Senja, tapi sikapnya bahkan lebih baik dari ibu-ibu yang sering bergosip di tukang sayur yang setiap pagi berkeliling komplek.

Senja sering mendengar Mbah Sani menceritakan cucunya, katanya dia seumuran dengan Senja, dan Mbah Sani selalu ingat dia saat melihat Senja. Terkadang Senja penasaran, seperti apa rupa cucu laki-lakinya itu? Mbah Sani terdengar begitu menyayanginya saat bercerita.

"Senja, dari mana saja kamu Nduk? Mbah baru lihat kamu hari ini," sapa Mbah Sani pada Senja. Logat Jawa Timur yang khas dari mulut wanita berusia tiga per empat abad tersebut terasa sangat ramah di dalam pendengaran setiap orang. Mbah Sani baru saja keluar dari dalam rumah, sepertinya habis mengecek kuli angkut yang menurunkan banyak barang di dalam rumah. Ayah Senja juga cekatan membantu menurunkan beberapa barang dan mengikuti langkah para kuli angkut itu ke dalam rumah Mbah Sani. Meskipun Mbah Sani sudah melarangnya, tapi ayah Senja bersikeras membantu.

"Senja tidur terus Mbah, katanya liburan tinggal dua hari lagi, jadi harus dimanfaatkan dengan baik untuk tidur." Ibunya yang menjawab. Sambil tertawa pelan.

Senja tertunduk malu. Itu memang benar, Senja tidak akan menyia-nyiakan waktu tidur siang yang hanya bisa dinikmati selama liburan. Liburan akhir semester kurang dua hari lagi. Setelah itu Senja akan kembali sibuk dengan sekolahnya pada semester baru. Dia naik kelas sebelas. Dan Senja bertekad semester ini harus lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itulah waktu istirahat harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Mbah Sani ikut tertawa. "Oh ya Senja, cucu Mbah akan satu sekolah sama kamu. Tolong bantu dia ya, kamu kan selalu juara kelas, Jadi setidaknya kamu bisa ajari dia beberapa pelajaran yang tertinggal," ujar Mbah Sani.

Senja meringis, lalu mengangguk. Dia bersedia menuruti Mbah Sani, karena nenek itu selalu baik pada Senja dan juga keluarganya. Sudah pasti harus dibalas dengan kebaikan bukan?

Di tengah percakapan mereka, yang sedang dibicarakan muncul. Seorang anak laki-laki keluar dari rumah Mbah Sani. Dia juga mengangkut beberapa barangnya sendiri ke dalam rumah. Wajahnya familiar. Senja seperti pernah bertemu dengannya, tapi dimana? Entahlah dia tidak ingat.

"Eh Damai, sini sayang," panggil Mbah Sani.

Anak laki-laki itu berhenti berjalan. Dia berdiri di samping Mbah Sani. "Iya Mbah," jawabnya.

Tangan Mbah Sani menadah ke arah Senja dan ibunya bergantian. "Ini kenalin, Ibu Wulan tetangga sebelah kita, dan ini Senja putrinya. Dia nanti yang akan satu sekolah sama kamu," jelas Mbah Sani.

Anak laki-laki yang baru saja dikenalkan dengan nama Damai itu menunduk sopan ke arah ibu Wulan, lalu tersenyum pada Senja. "Damai tante," ucapnya memperkenalkan diri.

Senja balas tersenyum. Mereka beradu pandang beberapa saat sebelum kembali memperhatikan percakapan para orang dewasa.

"Kalau dilihat langsung ganteng ya Mbah." Ibu Wulan berseru dalam bahasa jawa. Memuji Damai pada Mbahnya. Mbah Sani memang pernah menunjukkan foto Damai pada Ibu Wulan saat bercerita tentangnya. Mereka berdua tertawa. Berbeda dengan Damai, alisnya terangkat sebelah. Senja bisa mengartikan dia tidak mengerti apa yang sedang dikatakan ibunya.

Senja suka dengan nama tetangga barunya. Damai, senyumnya memang sedikit dingin. Mungkin karena belum saling mengenal, dan dia tidak banyak bicara di pertemuan pertama mereka. Mungkin berteman dengannya akan menyenangkan, semoga saja dia setenang namanya. Tidak banyak membuat keributan di sekolah seperti anak laki-laki kebanyakan seusianya.

Setelah truk pengangkut barang pergi, dan semua yang dilakukan di rumah Mbah Sani sudah beres, keluarga Senja kembali ke rumah. Mereka menjalankan aktifitas kembali di dalam rumah. Seperti biasa menunggu hingga jam malam tiba. Biasanya pukul tujuh malam. Sekarang masih pukul enam. Masih ada satu jam lagi.

Dan seperti biasa, tempat favorit Senja sembari menunggu jam makan malam adalah balkon kamarnya. Tempat yang tenang dari berbagai macam gangguan. Senja bersenandung riang menuju balkon. Rencananya dia akan menghabiskan waktu sambil duduk pada beanbag dan membaca novel favoritnya. Satu jam menuju makan malam bisa digunakan untuk membaca beberapa bab.

Langkahnya terhenti begitu sampai di balkon. Matanya melihat ke balkon rumah sebelah. Balkon yang persis lurus dari tempatnya. Balkon lantai dua rumah Mbah Sani. Biasanya disana gelap, sekarang dia melihat seorang anak laki-laki berdiri di sana sambil memegang minuman kaleng. Ya, dia adalah Damai, tetangga barunya. Rupanya dia menempati kamar lantai dua yang selama ini kosong. Balkon mereka berjarak sekitar lima meter. Cukup jelas untuk jarak pandang anak-anak muda.

Senja memperhatikannya sejenak. Dari tempatnya berdiri, Damai terlihat begitu tenang, menatap lurus ke depan sambil sesekali menegak minuman kalengnya. Anak laki–laki itu berambut hitam rapi meskipun sedikit panjang, Senja tidak sempat memperhatikannya tadi, ternyata hidungnya bangir, apalagi dari samping. Matanya berwarna kecoklatan dan kulitnya bersih. Alisnya tebal, bibirnya berwarna merah. Definisi laki-laki tampan pada usianya. Tunggu sebentar, lagi-lagi senja seperti pernah melihatnya. Tapi dia belum ingat dimana.

Senja mengerjap begitu Damai menoleh ke arahnya. Seperti seseorang yang sedang kecolongan memperhatikannya dari jauh, Senja segera mengalihkan pandangan darinya. Membuka asal novel yang ada di tangannya.

Damai mendenguskan hidungnya. Tersenyum ramah pada Senja. "Hai Senja," sapanya. Mengangkat sebelah tangan pada tetangganya itu. "Nice to meet you."

你也許也喜歡

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · 青春言情
4.9
425 Chs

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · 青春言情
分數不夠
347 Chs

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
5.0
268 Chs

評分

  • 全部評分
  • 寫作品質
  • 更新穩定度
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景
評論
點贊
最新

鼎力相助