webnovel

BAB 1

Pertemuan ini bagai petir bagiku

menimbulkan amarah yang sempat menggebu

___Love Deep Admirer__

********

"Kak! Awas ya kalo ninggalin lagi!" Gadis yang memakai gamis berwarna biru donker dengan khimar jumbo berwarna hitam itu mengacungkan telunjuknya pada sang Lelaki yang menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Iya, bawel!" sahutnya sambil terkekeh geli.

"Jangan iya-iya aja kak! Kalo enggak aku gak bakalan ngasih lagi tuh cokelat sama Kak Wulan!" ancamnya.

Kakaknya memberikan satu jari kelingking ke arahnya. "Kakak janji deh. gak akan ulangi lagi kok, tapi ... nanti tolong kasih cokelat lagi ke Wulan."

"Dari dulu kak, ngasih cokelat sama kak Wulan, jadian mah kagak, itu hubungan atau gantungan kak," ledeknya.

Andre menepuk dadanya bangga. "Kakak bakal tunjukkin ke kamu dek, liatin aja," ucapnya dengan bangga.

"Masih aku liatin kak." Ia memelototkan matanya dengan besar. "Kalo dalam sebulan ini gak ada hubungan, berarti kaka cemen," ucapnya sambil mengarahkan jempol ke bawah.

"Adek lucknut, awas aja kalo ada maunya, ogah deh ngebantuin kamu."

Gadis itu menunjukkan puppy eyes-nya pada sang Bunda yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berlima. "Bun, liat si kakak," adunya.

"Coba dong kak. dek. jangan ribut terus, gak baik kalo berantem di depan makanan," nasihatnya.

Andre menjulurkan lidahnya, sambil mengucapkan sesuatu tanpa suara 'syukurin' sedangkan sang adik mengerucutkan bibirnya.

"Bun, hari ini aku ada ekskul, pulangnya mungkin agak sorean," ucapnya sambil mengambil sepotong ikan ke dalam piringnya.

"Kak, nanti jemput ya, aku gak mau naek angkot, udah mah ribet, harus desek-desekkan lagi, ogah banget deh pokonya."

"Ishh, udah syukur dek kamu naik angkot, liat mereka yang masih jalan kaki ke sekolahnya," ucap sang kakak bijak.

"Iyadeh, maafkan Maira gak biasa naik angkot kak, tapi, sekarang jemput Maira ya," ucap Maira, iya gadis itu bernama Maira. Nur'aini Khumaira.

🍁

"Na, hari ini ada tugas kan Matematika ekonomi?" tanya Maira pada teman dekatnya di kampus.

"Ada, kenapa?"

Maira memperlihatkan deretan giginya "Hehe ... Maira lupa Na, oh iya, Maira ngerjain dulu deh kalo gitu."

Kina menganggukkan kepalanya. "Lain kali kalo tugas jangan dikerjain pas hari H nya say, liat kan sekarang!"

"Iya. Kina bawel!"

"Ra, soal kemarin kamu tahu gak?" tanya Kina.

Maira berpikir sejenak sambil mengeluarkan buku binder di dalam tasnya. "Kayanya Akuntansi gak ada soal deh, aku inget banget loh Na."

"Astaghfirullah ... Maira, bukan Soal tugas, tapi kemaren aku lihat kamu pulang naik angkot, tumben gak bareng kak Andre, lagi marahan nih."

Maira menggebrak mejanya sedikit keras. "Aku ditinggalin Kinaaaa, jahat banget kan aku punya kakak, nah, sekarang aku disuruh dia buat ngasih cokelat lagi ke Kak Wulan yang  semester empat itu, 'kan kesel harus bolak balik ke kak Wulan."

"Gue juga aneh Ra, kakak lo kan gak kuliah di sini, masa kenal sama kak Wulan sih?" tanyanya.

"Mereka dulu satu sekolah pas SMA Na, dan_ kak Wulan itu adik kelas kak Andre. gak tau juga tuh si kakak dari dulu gak nembak-nembak kak Wulan, kan kesel juga ngapain dia rajin banget ngasih cokelat ke kak Wulan," celotehnya.

Kina tertawa dengan senang. "Dasar, udah cepet ngerjain tugasnya hari ini kan ada MK pie mikro udah pasti kita diajar si Kakek lagi, yang paatinya kita harus bawa sambel ekstra pedas, buat ilangin ngantuk yang menyerang dikala rumus-rumus si Bapak bertebaran di papan bor."

"Duuhh, puitisnya kau sih Na, ohya, diem kau aku mau ngerjain nih tugas, kamu cukup diem, atau gak maen game atau apa kek gitu, jan kebanyakan ngoceh."

Kina mendelikkan matanya tajam. "Iya Ra." dan duduk sambil memainkan handphonenya.

"Hehehe, gitu kan adem diliatnya."

🍁

Maira menunggu kakaknya di depan kelas 1A ekonomi, sambil melihat handphonenya yang menunjukkan notif dari sang kakak.

Kakaknya Maira kuliah di kampus lain, kampus yang berbeda dengan Maira, dikarenakan kendaraan hanya ada 2, mobil yang satunya dibawa Ayahnya bekerja dan 1 motor digunakan untuk mereka berdua kuliah, jadi setiap kuliah mereka harus berjalan bersama.

"Ishh, kak Andre lama banget deh, udah jam 5 nih," kesalnya. Kina sudah pulang sejak 1 jam yang lalu menggunakan Ojek online, sedangkan Maira harus menunggu sang kakak tercinta untuk menjemputnya.

Tringg

Handphonenya berdering, menandakan notif masuk, ia membukanya.

Kak Andree jelek :

Dek. ma'af yaa kakak ga bisa jemput, kaka hari ini ada kegiatan sampe jam 8. kamu pulang naik angkutan umum aja, nanti ongkosnya kaka ganti

Maira menggeram dalam hati. "Kalo gak jadi kenapa bilangnya baru sekarang sih kak, kesel kan aku nunggu dari tadi tanpa ada kepastian."

Akhirnya maira berjalan dengan lesu keluar dari gedung kampusnya, ia sudah lelah beraktivitas dari jam 8 pagi di kampus, ia ingin cepat-cepat merasakan segarnya air dan menikmati kasur empuknya.

Saat menunggu angkutan umum. Maira melihat seorang lelaki yang kemarin membantunya. "Itu kan cowok yang kemarin mau bantuin aku. minta ma'af jangan ya," pikirnya.

Lelaki itu sedang mengecek barang untuk persediaan toko tempat kerjanya, yaitu disebuah Alfamart di depan kampus Maira.

"Hey." Maira terperanjat kaget, saat seseorang menepuk bahunya dengan keras.

Maira menoleh dengan tatapan mata yang tajam. seorang lelaki berdiri di depannya itu malah menampilkan senyum andalannya.

"Dasar, kutil badak, ngagetin aku aja, gimana kalo aku jantungan HA?" ucapnya penuh emosi.

Lelaki di depannya malah tertawa terbahak-bahak. "Maap maap, kan gue gak sengaja, lagian sih lu ngapain juga dari tadi merhatiin Alfamart terus, mau jajan lu? tapi gak punya uang, gitu?" tanyanya.

"Heuhh, punya uang dong, ehh ... kamu belum pulang Mi?" tanya Maira.

Hilmi menjawab, "tadi kan gue bareng lu ikut ekskul, lu gimana sih Ra? masa baru juga beberapa jam yang lalu, lu udah amnesia, kan aneh."

Maira mengalihkan, "kita ekskul kan sejam yang lalu, lah kan terus kamu ngapain juga baru keluar?"

"Biasa lah nak cowok Ra, kek gak tau aja jaman sekarang, harus ngejar yang gretongan," akunya tanpa tahu malu.

Maira ber'oh' ria, selanjutnya berucap, "tau dong, kamu kan suka nyolong wifi kampus."

"Ehh, enak aja, kan emang gue tahu kata sandinya Ra, lagian kan harus ngirit lah, itu bukan nyolong wifi, emang itu hak kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi harus menikmati masa-masa kuliah dengan menikmati wifi gratis," ucapnya dengan bangga.

Maira membalikan badannya, berbicara dengan Hilmi kadang membuatnya naik pitam, dia harus menyiapkan kata-kata yang juga harus memenangkan dirinya jika beradu kata dengan Hilmi, cowok yang satu itu banyak sekali cincongnya.

Jika ada Kina maka ia akan dibantu oleh temannya itu jika berhadapan dengan Hilmi, biasanya Hilmi selalu berdua dengan Sihab jika di kampus. kini tumben anak itu tidak berdua.

"Ehh, Ra, gue belum selesai ngomong, jangan gitu elah," ucap Hilmi, dia segera berdiri di samping Maira.

"Aku mau pulang, jangan ngikutin, nanti aku pulangnya maghrib, kan gak seru, takut juga," ucapnya.

🍁

TBC

Vote

Comment

Follow me uyuNuraeni