Genshin Impact Fanfic Fanfic ini bercerita tentang seseorang yang sedang asik bermain Genshin Impact dan tiba-tiba menemukan sebuah pesan off-script dari karakter 'Dainsleif'. "Hei kamu, yang sedang memerhatikan kami lewat mata semua orang. Siapa kamu?" Dialog script itu adalah pemicu yang menyebabkan Rayfel tiba di dunia game yang disukainya, tapi apa dunia tersebut menyukai dirinya? Ikuti cerita Rayfel yang berpetualang di dunia Teyvat sebagai 'Faraway Traveler' Untuk sekarang update 1 - 2 chapter per minggu dulu, biar nanti bisa boom up wkwk
"Huaahhh!!!"
Rayfel—seorang freelancer berusia 20 tahunan—meregangkan tubuhnya setelah usai menyelesaikan pekerjaan komisi yang dia terima.
"Akhirnya beres juga nih komisi, tinggal kirim ke klien," ucapnya gembira.
Dia mengkontak kliennya lalu mengirimkan hasil yang diminta. Respon dari kliennya positif, Rayfel pun tersenyum cerah saat mengetahui hal itu.
"Hmm, ngapain lagi ya...."
Rayfel terus men-scroll beranda facebook. Setiap melihat post meme, gambar, dan yang lainnya berbau dengan hal yang menghibur dia selalu memberikan react 'haha'.
Lalu, jarinya berhenti memutar scroll mouse disaat dia menemukan satu postingan tentang kemunculan karakter baru dalam game yang dia sukai, Genshin Impact. Karakter itu adalah 'Dainsleif', penampilannya seperti orang aneh dengan setelan dan jubah jitam serta penutup mata, rambutnya berwarna pirang dan matanya berwarna biru dengan pupil bercorak seperti bintang.
"Oh si ini nih, kapan ya dia bisa jadi playable character...."
Matanya fokus memperhatikan model karakter dari 'Dainsleif', setelahnya dia baru membaca isi postingan itu.
Oke guys, coba deh kalian ambil foto si Dainsleif ini terus liat matanya, dia ngelirik ke arah kamera njir seakan dia tahu kalau ada seseorang disana, ya dibalik layar gitu, kita player.
Setelah membaca isi postingannya, Rayfel kembali memeriksa gambar-gambar yang dilampirkan di dalam postingan dan akhirnya dia menyadari bahwa mata dari karakter Dainsleif ini menatap ke arah kamera meskipun kepalanya melihat ke karakter yang pemain—si pembuat postingan pakai.
"Weh iya njir, bisa gitu ya?!"
Rayfel cukup terkejut dan ikut menimbrung di kolom komentar. Dia cukup banyak menemukan teori-teori tentang cerita game itu kedepannya akan seperti apa, mulai dari teori liar hingga teori yang menggunakan beberapa referensi dari legenda atau kisah kuno.
Tidak tahan dengan rasa penasarannya dia bergegas memperkecil layar browser dan mengklik ikon Genshin Impact pada desktopnya. Beberapa detik kemudian, launcher muncul dan dia mengklik lagi tombol 'mulai'.
Setelah beberapa saat, layar laptopnya berganti pemandangan menjadi warna putih lalu berganti lagi ke loading screen dari Genshin Impact.

"Hari ini juga gua belum daily quest ya, mau gacha Xiao si petarung sih tapi pengen si Hu Tao juga. Jadi bingung sendiri, mau topup tapi duit buat makan nanti gak ada, gini amat jadi freelancer...."
Rayfel mengeluh tentang hidupnya sebagai seorang freelancer yang penghasilannya tidak selalu dalam jumlah yang sama.
Beberapa waktu kemudian, dia mulai bermain game dan menyelesaikan misi harian demi primogem recehan untuk gacha karakter. Setelah menyelesaikan misi harian, dia lanjut menghabiskan resin yang sudah menumpuk 160/160—itu adalah hal yang menyakitkan bagi kebanyakan pemain terutama pemain yang selalu beradu damage masing-masing karakternya.
Seperti damage karakter DPS = Diluc Paling Sakit yang sekali elemental burst 1 juta, lalu ada Childe dan lainnya. Namun yang sekarang banyak dibicarakan adalah karakter baru di patch 1.3 ini, yaitu Xiao sang Yaksha.
Dengan quote masing-masing dari pemain yang agak-agak gimana gitu, 'Disaat plunge attackku mendarat, disitulah riwayat musuh tamat' atau 'Elemental reaction tidak perlu, loncat-loncat nomer satu'. Tidak tamat disitu saja, ada pun yang berkomen yang meladani quote tersebut, 'Sang petarung sejati tidak butuh party, sekali loncat semua mati ya kan, bernyanyi-bernyanyi anjay Xiao ga ngotak yahahahaha hayuk'
Rayfel sampai pada titik dimana dia sudah hampir menyelesaikan sebuah world quest yang menjadi awal kemunculan karakter Dainsleif di cerita Genshin Impact. Seperti yang disebutkan dalam postingan facebook yang dia baca sebelumnya, sebelum quest tersebut menemui titik akhirnya, dia mencoba untuk memotret karakter Dainsleif dengan menggunakan fitur kamera atau hanya dengan menggerakkan layar kameranya saat memfokuskan hanya pada karakter Dainsleif.
Mata karakter itu benar-benar hanya mengikuti pergerakan kamera saja. Saat dia terus memutar-mutar layar kameranya, dia malah tertawa melihatnya. Sebab mata karakter Dainsleif terus bergerak, dan pada akhirnya terlihat seperti dia mempunyai mata juling.
"Hahahaha ngakak anjir!"
Setelah beberapa lama, akhirnya dia berhenti dan hendak melanjutkan quest itu. Namun, dia dikejutkan oleh sebuah dialog script yang pertama kali muncul saat dia berinteraksi dengan karakter 'Dainsleif' di game.
Dainsleif : "Apa menurutmu itu lucu?"
"Eh?"
Tapi terkejutan itu hanya bersifat sementara, karena saat dia melanjutkan dialognya. Terdapat balasan dari karakter utama dan partnernya yang dia mainkan.
Paimon: "Eh, apanya yang lucu?"
Dainsleif: "...."
Setelah dialog tersebut layar berganti hitam dan kembali menjadi pemandangan dalam sudut orang ketiga (kamera). Disitu, terlihat karakter Dainsleif berjalan mendekati karakter utama, Aether. Padahal sebelumnya, Rayfel menggunakan karakter Klee saat berinteraksi.
Rayfel mencoba untuk menggerakkan karakternya tapi itu tidak bekerja, sementara Dainsleif semakin dekat dengan karakter utamanya. Lalu, terkejutlah Rayfel dengan apa yang dilihatnya itu.
Dainsleif membuat karakter utama Rayfel, Aether pingsan di tanah. Lalu layar kembali ke sebuah dialog pembicaraan.
Paimon muncul dan marah-marah atas perbuatan Dainsleif kepada karakter Rayfel.
Paimon: "Oi! Apa yang kamu lakukan kepadanya?!"
Dainsleif: "..."
Karakter Dainsleif tidak membalas dialog dari Paimon. Tatapan dan kepala Dainsleif tertuju tepat ke arah layar, seperti melihat kepada seseorang. Mulai dari titik ini, Rayfel merasa ini sudah bukan lagi script quest yang sebenarnya melainkan sebuah off-script atau error.
"Kok... Perasaan gak gini ceritanya, gua coba screenshot terus posting di grup aja lah."
Rayfel mengambil tangkapan layar lalu mencoba untuk membuka browser tetapi tidak bisa. Berapa kalipun dia mengklik browser, browsernya tetap tidak muncul lalu kursor mousenya menghilang.
"Lah, kursornya kemana?"
Rayfel menggerakkan mousenya tetapi kursor mouse di layar laptopnya tidak terlihat sama sekali. Lalu, sebuah suara berbahasa Inggris terdengar dari laptopnya.
"Hey you, the one who watch us from everyone's eyes. Who are you?"
"Hah?!"
Layar laptop yang seharusnya berada di wallpaper desktop tiba-tiba berganti sendiri ke layar game, dan disana Rayfel menemukan sebuah dialog yang mencengangkan.
Ternyata suara tadi berasal dari dialog karakter Dainsleif. Dialog dan arti suara tersebut sama, 'Hei kamu, yang sedang melihat kami lewat mata semua orang. Siapa kamu?"
Rayfel menelan ludahnya. "Gila sih ini...."
Sebuah panel muncul bertuliskan, "Dainsleif asked for your identity, answer him."
"Gimana cara balasnya?" tanya Rayfel pada dirinya sendiri.
Rayfel mencoba untuk mengetik menggunakan keyboardnya dan ternyata itu berfungsi. Lalu, dalam kolom kosong di panel itu, dia mengetik balasannya.
"Tu-tunggu dulu, apa ini sebuah error?" ucap Rayfel khawatir.
Disaat balasannya dikirimkan, sebuah dialog baru Dainsleif muncul.
"Rayfel? Aku mengerti. Lalu, bagaimana caranya kamu melihat bahkan menggerakkan kami? Apa kamu seorang Dewa? Sepertinya bukan...."
Rayfel mengirim balasan lagi.
"Sebuah game? Genshin Impact? Aku tidak mengerti tapi, bisakah kamu berhenti melakukan ini?"
Rayfel dan Dainsleif saling berbalas, sampai akhirnya mereka tiba pada titik akhir pembicaraan.
"Aku mengerti. Kamu tidak dapat berhenti karena sudah kecanduan dengan dunia—game ini. Kalau begitu, bagaimana jika—"
Disaat dialog Dainsleif masih berjalan dan belum selesai, tiba-tiba listrik di rumahnya mati atau tepatnya semua barang elektronik di rumahnya mati. Ponsel, lampu, televisi, dan lainnya....
"Apa lagi ini...."
Rayfel keluar dari kamarnya, dan saat pintu terbuka matanya diserang oleh cahaya putih dan membutakan pandangannya. Lalu, disaat matanya dapat melihat kembali dia menemukan dirinya berada di tepi tebing, sebuah tempat yang begitu familiar.
Ya, tempat tersebut adalah salah satu tempat di Genshin Impact dan tempat dialog terakhir quest Dainsleif dimana dia menemukan sebuah 'error' pada gamenya, Stormterror's Lair.
"Oh, jadi begini rupamu, Rayfel?
Mendengar sebuah suara yang dia kenali, bulu kuduknya merinding dan dengan reflek dia melihat ke belakangnya dan menemukan tiga orang yang sangat dia kenali.
"A-apa yang terjadi...."
Apa ini sebuah mimpi atau kenyataan? Aku, tidak mau tahu lagi apa yang akan terjadi pada hidupku....