Rumah mas Alam dan bapak ditempuh lima belas menit naik motor kecepatan sedang. Jumat itu saat kami bersilaturahmi, bapak meminta mas Alam untuk membantu bapak menjalankan bisnis rongsokan yang masih dia geluti.
"Maaf pak, tapi...."
Brakkkkkk
"Astaghfirullah al azim," pekiku dan mas Alam bersamaan.
Bapak menggebrak meja dan meninggalkan kami yang masih kaget. Mas Alam belum juga menyelesaikan kalimatnya. Bukan mas Alam ingin menolak permintaan bapak. Maksud kalimat awal dari mas Alam tadi adalah maaf, tapi apa nanti kami tidak merepotkan bapak dan mimi. Namun, belum sempurna kalimat itu disampaikan pada bapak, bapak sudah memotongnya terlebih dahulu.
Andai saja beliau mau sedikit bersabar mendengarkan kalimat mas Alam seutuhnya, aku tidak akan merasa malu pada suamiku.
"Maaf mas, bapak sepertinya salah sangka," ucapku saat itu sambil mengusap lengan mas Alam.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者