webnovel

Chapter 59 - Tortus 22

Setelah Ban menyelesaikan 'pidatonya', ia masuk ke dalam Miladi Raisen Great Dungeon sendirian. Ia langsung melewati semua jebakan konyol dan menyebalkan buatan Miladi Raisen dengan mudah menggunakan kemampuan menembus dinding milik Alucard. Ban merasa terlalu malas untuk menghadapi jebakan tidak berguna itu, makanya ia langsung ke inti dungeon dengan menembus lantai dari dungeon dan langsung pergi ke pusat dari dungeon tempat Miladi Raisen berada. Di pusat dari dungeon itu Ban langsung menemui golem kecil dengan wajah bulat seperti icon smile memakai pakaian bertudung sepeeti yang dipakai oleh biarawan atau algojo.

"Halo Miladi Raisen," Kata Ban. "Apa kabar?"

"Si-siapa kau!" Kata Miladi Raisen. "Bagaimana caranya kamu bisa masuk ke sini!"

"Aku salah satu orang yang berniat untuk menaklukan dungeonmu ini," Kata Ban. "Tapi karena setiap lantai dari dungeon ini penuh jebakan yang menyebalkan, makanya aku menembus lantai dungeon ini dan langsung sampai deh di ruangan ini yang adalah pusat dari dungeon."

"Ka-Kau!" Kata Miladi Raisen. "Kenapa kau malah melakukan hal curang begitu! Menembus lantai untuk mencapai tempat ini! Itu curang namanya!"

"Kau berani berkata begitu padaku padahal kau sendiri memasang banyak sekali jebakan yang menyebalkan di tiap lantai yang ada di dungeon ini," Kata Ban. "Dan aku tahu kalau kamu memiliki cara untuk mengawasi keadaan ditiap lantai, dan kesenangan terbesar untukmu adalah melihat orang lain menderita karena jebakan yang kau buat!"

"Tehee," Kata Miladi Raisen. "Kok kau bisa tahu sifatku sampai sedetail itu?"

"Kau bisa menganggapku sebagai orang yang hampir tahu semua yang di dunia ini, dan bahkan aku tahu semua indentitas ketujuh pembebas dan apa kemampuan mereka sampai ke identitas asli dari musuh utamamu Ehito si dewa palsu," Kata Ban.

"Kau tahu indentitas dari Ehito!" Kata Miladi Raisen yang kaget mendengar perkataan dari Ban. "Siapa dia sebenarnya!"

"Anggap saja dia adalah manusia dari dimensi lain yang lari dari dimensi aslinya ke Tortus dan membantu kemajuan peradaban di dimensi ini, hanya saja dia menjadi mahluk yang murni jahat setelah mendapatkan keabadian setengah jadi ketika Ehito merubah dirinya menjadi dewa palsu," Kata Ban.

"Darimana kau tahu semua itu?" Tanya Miladi Raisen.

"Hmm mungkin karena aku berasal dari dunia dimana semua keadaan yang ada di Tortus ini hanyalah sebuah cerita?" Jawab Ban.

"Ka-Kau kau juga mahluk yang berasal dari dunia lain!" Kata Miladi Raisen. "Dan kau bilang kalau semua yang terjadi di Tortus adalah sebuah cerita! Sulit dipercaya!"

"Kamu mau percaya atau tidak aku tidak peduli," Kata Ban. "Dan tujuanku kesini adalah untuk mendapatkan sihir gravitasi milikmu dan bukan untuk bercerita!"

Miladi Raisen terdiam sebentar untuk menelaah semua informasi yang didapatnya dari Ban. Lalu ia berkata pada Ban.

"Baiklah! Aku akan memberikan sihir gravitasiku padamu!"

Miladi Raisen lalu mengaktifkan lingkaran sihir yang ada di dalam ruangan itu. Dan Dalam sekejap pengetahuan mengenai cara menggunakan sihir gravitasi sudah ada di dalam kepalanya.

"Terima kasih atas sihirnya Miladi Raisen!" Kata Ban. "Dengan begini aku bisa membagi cara menggunakan sihir ini dengan teman-temanku!"

"Aku yang seharusnya berterimakasih padamu!" Kata Miladi Raisen. "Selama ribuan tahun aku mencoba mencari tahu identitas asli dari Ehito tapi selalu gagal! Tapi berkat informasi darimu dan mencocokkannya dengan pengetahuan yang kupunya tentang Ehito. Akhirnya aku tahu kalau kamu tidak bohong! Dan dengan begini rasa penasaran yang kupunya soal siapa sebenarnya Ehito selama ribuan tahun akhirnya bisa hilang juga!"

"Begitukah? Baguslah kalau begitu," Kata Ban. "Kalau begitu sudah dulu, ya. Aku harus kembali ke teman-temanku!"

Ban masuk ke dalam bayangannya sebelum Miladi Raisen berbicara lagi dan Miladi Raisen berkata.

"Ckk kupikir dia akan lengah sehingga aku bisa mengerjainya sedikit! Tapi dia orang yang terlalu waspada rupanya!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Beberapa hari kemudian di pinggiran danau Uldeia yanh terdapat di pegunungan Utara. Ban, Yui, Asuha, Hajime, Kaori dan Shizuku serta Yue sedang berjalan secara perlahan sambil menikmati pemandangan indah yang ada di hadapan mereka.

"Sihir gravitasi sangat berguna!" Kata Kaori. "Dengan menggunakan sihir itu kita bisa terbang melintasi pegunungan itu dengan lebih cepat!"

"Ya, aku setuju dengan Kaori," Kata Shizuku. "Kalau kita tidak menggunakan sihir itu butuh waktu lebih lama untuk melintasi pegunungan besar itu!"

"Tapi tak kusangka Kirito-san bisa menyelesaikan Miladi Raisen dungeon hanya dalam waktu 10 menit," Kata Hajime. "Bahkan sampai bisa membawa lingkaran sihir yang memberi kita sihir gravitasi!"

"Aku malas kalau harus masuk ke dalam dungeon yang penuh jebakan yang dibuat oleh orang iseng," Kata Ban.

"Makanya aku menyelesaikan dungeon itu secepat mungkin!"

"Orang iseng itu maksudmu Miladi Raisen?" Tanya Asuha.

"Yup dia yang aku maksud!" Jawab Ban.

"Papa lihat kotanya sudah terlihat!" Kata Yui menunjuk ke arah kota Ul yang berada di pinggir danau.

"Woow kota kecil yang indah!" Kata Kaori. "Bahkan ada sawah di pinggiran kotanya! Ini menyenangkan pasti ada beras dan nasi di kota ini!"

"Kalau begitu ayo kita segera cari restoran terdekat!" Kata Shizuku. "Aku benar-benar merindukan rasa nasi putih!"

Shizuku menarik tangan Kaori dan mengajaknya berlari ke dalam kota untuk mencari restoran.

"Yaegashi benar-benar merindukan nasi rupanya," Kata Hajime. "Yaah aku juga sudah rindu ingin makan nasi sih!"

Hajime menyusul mereka berdua sambil berlari ke arah mereka berdua tadi berlari.

"Hajime tunggu!" Kata Yue yang berlari mengikuti Hajime.

"Padahal kalau mau makan nasi putih mereka tinggal minta," Kata Ban. "Aku punya banyak di markas!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di dalam satu-satunya restoran di kota Ul, Hajime, Kaori dan Shizuku serta Yue. Sedang menunggu pesanan mereka datang. "Jadi seperti apa sih makanan dari dunianya Hajime?" Tanya Yue.

"Kamu akan tahu sendiri setelah pesanan kita tiba," Kata Hajime.

"Ada yang lihat Kirito-san dan Asuha-san?" Tanya Kaori.

"Kita semua berlari meninggalkan mereka berdua, eh salah bertiga bersama dengan Yui-chan," Kata Shizuku. "Jadi kita tidak tahu dimana mereka sekarang."

"Tenang saja Kaori," Kata Hajime. "Mereka pasti akan segera menemukan kita!"

"Hajime-kun jadi terlihat seperti Kirito-san kalau ia berbicara santai begitu!" Kata Shizuku.

"Tidak aneh," Kata Yue. "Kirito-san adalah idolanya Hajime sih!"

Ketika keempatnya sedang mengobrol Hatayama Aiko wali kelas Hajime yang mendapat tugas dari kerajaan untuk meningkatkan produksi pertanian di kota Ul. Secara kebetulan dirinya yang sedang makan di restoran itu bersama dengan muridnya yang lain. Tanpa sengaja mendengar obrolan Hajime ketika ia baru kembali dari toilet. Dan dengan cepat Aiko membuka tirai yang menutupi meja tempat Hajime, Kaori, Shizuku dan Yue sedang makan.

"Nagumo-kun!" Kata Aiko. "Kamu masih hidup!"

"Eeeh!" Kata Hajime, Kaori dan Shizuku. "Aiko-Sensei!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di padang pasir tempat Shia Haulia menunggu kedatangan Hajime. Seekor T-rex baru saja mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya dan di antara tumpukan kotoran itu Shia Haulia gadis kelinci yang sebelumnya dimakan T-rex entah kenapa masih bisa hidup dan ia saat ini berada dalam keadaan yang menjijikkan karena tubuhnya yang dipenuhi oleh kotoran. Dengan susah payah ia berdiri dan mencium bau dari tubuhnya sendiri. "Uuh tubuhku jadi bau karena kotoran-kotoran itu!" Kata Shia. "Ukkh kenapa penglihatan masa depanku bisa salah! Dan bahkan sekarang tidak bisa berfungsi sama sekali! Kalau begini caranya bagaimana aku bisa menemui orang yang ditakdirkan untukku!"

Dari atas tebing yang tidak jauh dari tempat Shia keluar dari lubang kotoran T-rex, Ban tertawa terpingkal-pingkal melihat nasib buruk Shia. Ia benar-benar senang melihat kemalangan Shia.

Tanpa diketahui oleh Shia, Banlah yang membuat dirinya tidak mati didalam perut T-rex dan Ban pulalah yang membuat Shia kehilangan penglihatan masa depannya. Ban benar-benar tidak menyukai keberadaan Shia makanya Ban memutuskan untuk sedikit bermain-main dengan Shia secara diam-diam. Tapi Ban tidak ada niat untuk membunuhnya, ia hanya akan membuat Shia tidak akan pernah bisa menemui Hajime dan Yue.

Author Note:Shia tidak akan pernah ketemu dengan Hajime di saga Arifureta, Shia hanya akan menjadi lelucon di saga ini!