webnovel

Fated Baby of The Alpha

作者: Kennie_Re
奇幻言情
連載 · 148.3K 流覽
  • 391 章
    內容
  • 5.0
    14 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Mature Content 21+! Bijaklah dalam memilih bacaan. "Oh, lihatlah, kau memakai kostum yang bagus. Kau berbulu, dan aku suka itu," desah Marionette Alsen, sembari menelusuri tubuh seorang pria yang kini tengah berada di atasnya. Dan keesokan harinya, ia terbangun tanpa sehelai kain pun dan dengan luka goresan di beberapa bagian tubuhnya. Tak disangka, setelah kejadian itu, Marion justru terpilih sebagai asisten pribadi William Reynz, dan harus menanda tangani sebuah kontrak yang aneh. Sejak itu, ia terpaksa menjalani kehidupan yang tidak biasa, dihadapkan pada rasa kepemilikan yang besar dari William terhadapnya, di mana salah satunya adalah harus selalu bersama dengan pria itu di mana pun ia berada. Belum selesai masalah sebagai asisten pribadi William yang terkesan aneh baginya, kehadiran Drake Wilmer mengusik kehidupan Marion dengan obsesi dan sikap yang lembut, memperlakukan Marion bak seorang Ratu. Mendapat perlakuan demikian, membuat Marion hanyut dalam pesona dan mantra yang ditiupkan Drake padanya, membuatnya jatuh cinta pada pria itu, hingga hubungan yang terjalin antara mereka terlalu jauh tanpa diketahui oleh William. Beberapa minggu kemudian Marion merasakan ada yang berbeda dari tubuhnya. Morning sickness, mengidam, bahkan gelegak hormon yang tak terkendali yang selalu ia rasakan setiap kali berada di dekat William Reynz, dan bukan Drake. Hingga sebuah kenyataan terkuak bahwa dirinya tengah mengandung, disusul kenyataan lain bahwa bayi yang dikandungnya mungkin saja bukan bayi biasa. Siapakah ayah dari bayinya? Dan akankah Marion bisa menjalani kehidupan dengan normal setelah mengetahui semua rahasia yang ada dalam hidupnya? #manusiaserigala #vampire #pernikahankontrak #CEO #Miliuner #hybrid #harem *** Check my another work on another platform! Find Kennie Re (Goodnovel, Dreame/Innovel, Noveltoon, Fizzo) Other penname on Noveltoon also - find Ginger Kim. *** Where to reach me? IG: @kennie_r89 FB: Kennie Re Fanpage: Kennie Re - Author

Chapter 1Mysterious Night

"Kau akan membawa siapa ke pesta nanti malam?" tanya Shana melalui sambungan telepon. Marion melenguh, ia bahkan belum mendapatkan kembali nyawanya yang telah melanglang buana di dunia mimpi, tetapi dengan terpaksa harus meladeni sahabatnya yang tampak begitu tertarik dengan pesta yang akan diadakan kantor mereka.

Bukan pesta istimewa bagi Marion, karena pasti hanya akan didominasi oleh para eksekutif berduit dan yang memiliki pengaruh besar di perusahaan. Orang-orang seperti Shana dan Marion hanya gelintiran kecil seperti remahan keripik kentang di antara sajian utamamu.

Marion hanya mendesah. "Aku tidak tertarik, Shana. Aku hanya ingin tidur seharian penuh tanpa memikirkan mengenai pesta itu blah blah blah, aku akan matikan teleponnya."

"Tidak, Marion, jangan! Dengarkan dulu, mungkin kau akan suka. Bosmu yang menawan itu akan turut hadir di pesta itu. Dan aku yakin, beberapa sahabatnya juga akan meramaikan pesta, seperti tahun lalu!" pekiknya.

"Yeah, i know. Dan aku lagi-lagi akan menjadi tamu konyol yang salah masuk toilet pria karena akan sangat teler jika aku mabuk."

"Oh, come on, Marion ... bergembiralah demi aku."

"Nope, thanks."

"Please, please, please ... aku janji akan mengingatkanmu agar tidak mabuk. Ayolah ...."

Marion tidak menjawab ucapan Shana, melainkan menatap kalender yang terletak tak jauh dari ranjangnya, menghitung hari di mana akan diumumkan siapa saja yang akan menjadi sekretaris bos misterius di kantornya.

Banyak yang berspekulasi tentang itu, bahwa semua wanita yang dipilih menjadi sekretaris bos akan menghilang secara misterius, dan pada akhirnya pihak perusahaan akan memilih pegawai lain untuk menggantikan mereka yang telah 'menghilang' itu. Dan hal itulah yang kini menjadi pikiran Marion.

"Marion, apakah kau masih di sana?"

"Hmm ... sudah, ya. Aku ingin melanjutkan mimpiku. Sebelum mimpi ini tersita karena aku mungkin akan mati dilahap oleh si Tuan Bos yang misterius."

Shana tergelak mendengar julukan yang diberikan oleh Marion untuk bosnya. Meski mereka tak pernah sekali pun bertemu pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja, tetapi terlalu mempercayai rumor itu pun bukanlah hal yang benar.

Kini tinggallah Marion termenung sendiri setelah Shana mengakhiri panggilannya. Ia tak bisa memejamkan mata lagi, jantungnya berdegup tak karuan, sementara darahnya berdesir cepat.

"Sepertinya aku benar-benar akan mati."

***

Marion menderap langkah cepat menuju ke ruangan di mana diadakan pesta. Mencari Shana ke sana kemari dan tak menemukannya, Marion memutuskan untuk duduk saja di sofa yang berada di sudut ruangan.

Beberapa lama menanti, tak juga ia lihat kedatangan Shana. Apakah gadis itu meninggalkannya? Ataukah ... ya, bisa jadi ia tengah berada di ruangan lain, atau dalam kamar dan menghabiskan menit bersama pria incarannya. Sementara Marion, hanya tepekur lesu, masih memikirkan nasibnya jika ia menjadi asisten pilihan William Reynz.

Tengah termenung sendiri, beberapa pelayan lewat di hadapannya membawa nampan berisi minuman. Malam ini adalah malam pesta, ia tak mungkin hanya diam dan menanti Shana yang entah di mana keberadaannya. Ia mengambil segelas sampanye, kemudian menyesapnya dengan nikmat.

Rasa bosan membuat Marion tak menyadari gelasnya telah kosong. Kini ia meraih segelas cocktail untuk menyegarkan tenggorokannya yang mulai panas.

Tak hanya tenggorokan, tubuhnya mulai merasakan panas yang tak biasa. Ia mulai melepaskan scarf yang melilit leher jenjangnya, kemudian meletakkan tas tangannya serampangan, melepaskan sepatu tumit tinggi yang mengekang kebebasannya sejak tadi.

"Hell! It's hurt," keluhnya. Kemudian ia memijit tumitnya perlahan, lalu rebah pada sandaran sofa yang empuk. "Aku benar-benar akan mati," gumamnya, tanpa kendali.

Tak lama kemudian ia bangkit, berjalan dengan langkah sempoyongan, mencari di mana keberadaan toilet. Namun belum menemukan toilet, ia tak sengaja menubruk tubuh tinggi tegap dengan aroma musk segar yang terhidu olehnya.

Pria berperawakan kokoh, dengan pahatan lengan dan perut yang pasti liat, tersembunyi di balik kemeja dan jas yang fit di tubuhnya.

Tanpa permisi, Marion bergelayut di lengan kekar itu. Berharap dirinya tak akan oleng dan jatuh di tempat umum yang pasti akan memalukan nanti baginya.

"Uhm ... m-maaf, aku mencari toilet. Apakah kau tahu letaknya?" tanya Marion pada pria itu. Ia tak terpikirkan untuk mengangkat wajah menghadap pria itu, otak dan kelakuannya sudah tak lagi sinkron. Ia butuh membuang isi perutnya sekarang juga, kalau tidak—.

"HOEKK!"

Segala rencana Marion untuk menjaga imejnya di pesta ini, gagal sudah. Ia sudah mempermalukan dirinya sendiri dan pria yang kini mematung dengan manik melebar, memandang ke arah pakaiannya yang sudah terkena cairan isi perut gadis itu.

"Oh, Tuhan! Celaka! Aduh, m-maafkan aku, Tuan. B-biar aku bersihkan." Marion berusaha membersihkan noda yang ada di sana dengan tangannya yang bergetar. Namun, pria itu mencekal pergelangan tangannya secara tiba-tiba.

"Akh, lepaskan tanganku!" Marion berusaha memberontak. Namun cengkeraman pria itu justru terasa makin kuat.

"Kau harus bertanggung jawab atas ini semua, Nona." Suara berat yang khas, seolah pernah ia dengar dan tak asing, berusaha mengintimidasi Marion yang masih di bawah pengaruh alkohol. Ia telah sadar tetapi belum sepenuhnya. Butuh 12 jam untuk menetralkan beberapa mili liter cairan beralkohol yang sudah tercampur di darahnya itu.

Pria itu menarik Marion yang berontak. Karena tak ingin membuang waktu, ia kemudian mengangkat gadis itu dengan mudah dan memanggul di pundaknya. Membawa Marion masuk ke sebuah ruangan dan mengunci pintunya di belakang punggungnya.

Pria itu membaringkan Marion di atas ranjang berukuran king size, lalu matanya nyalang menatap ke luar jendela.

"Tidak, tidak, jangan sekarang. Jangan sekarang," gumam pria itu, yang lalu melemparkan pandangannya pada Marion yang tertidur karena teler.

Pria itu mendekat pada Marion, memerhatikan tampilan gadis yang tampak biasa saja dibanding gadis-gadis yang pernah menghabiskan malam dengannya sebelum ini—tentu saja bukan untuk menghabiskan malam panas, melainkan untuk ritual lain, yang sulit untuk dijelaskan.

Ia bahkan belum pernah melakukannya dengan wanita mana pun.

Pria itu mendekat pada Marion, membenarkan helaian rambutnya dan menyelipkan di balik telinga gadis itu. Aroma berbeda menguar dari tubuhnya. Pria itu mengendus ceruk leher Marion, menghidu sedalam yang ia bisa. Ada aroma feromon yang seolah menariknya untuk terus mendekat pada gadis itu.

Dorongan lain yang tak tertahankan sudah memaksa dirinya untuk membenamkan wajah pada sisi leher Marion.

Gadis itu sungguh membangkitkan gairah yang lama tak pernah muncul. Bahkan tak pernah terasa seperti ini sepanjang hidupnya.

Siapa gadis ini sebenarnya.

Pria itu mulai merasakan panas di sekujur tubuhnya ketika rembulan mulai tampak bulat sempurna dengan pijar kemerahan yang menyilaukan matanya. Iris yang semula kelabu kini berubah keemasan memesona.

Pria itu menggeliat, mengerang, melepaskan kancing kemejanya satu per satu, meski tak akan mengubah apa pun. Pakaiannya tetap saja rusak dan compang-camping seiring tubuhnya yang makin membesar dan bermunculan bulu lembut pada permukaannya.

Pria itu terjatuh di atas Marion dengan tangan menjadi tumpuan. Napasnya memburu, berusaha mengusir aroma yang makin menariknya mendekat pada gadis itu. Ia tak bisa menahannya lagi. Dorongan itu terlalu kuat untuk tidak dilepaskan.

Pria yang telah berubah menjadi makhluk berbulu perak itu membuka rahangnya lebar-lebar, seolah hendak menelan kepala Marion bulat-bulat. Namun bukan, bukan untuk itu. Dorongan itu lebih kepada hal lainnya. Hal yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia harus lepaskan saat ini juga.

Harus ia lampiaskan sebelum Marion terbangun. Kecuali jika gadis itu bersedia menyerahkan segalanya dengan sukarela.

你也許也喜歡

Pangeran Yang Dikutuk

"Ayo pergi," kata sang pangeran. "Pergi kemana?" Emmelyn bertanya, tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Mars. "Ayo kita membuat bayi." SINOPSIS: Pangeran putra mahkota Kerajaan Draec dikutuk pada hari kelahirannya, bahwa ia tidak akan pernah bahagia. Lebih parahnya lagi, semua wanita yang menyentuhnya akan mati. Hal ini menjadi masalah sangat besar bagi keluarga raja karena pangeran tidak bisa mendapatkan istri untuk melahirkan keturunan penerus dinasti keluarganya, apalagi sang pangeran adalah anak tunggal. Hingga pada suatu ketika... seorang putri negara jajahan yang menyamar sebagai budak hendak membunuhnya, ternyata tidak mati setelah mereka bersentuhan. Emmelyn menyimpan dendam kepada pangeran putra mahkota yang telah membunuh keluarganya dalam perang dan menjajah negerinya. Ia bertekad hendak membunuh sang musuh. Apa daya, percobaan pembunuhannya gagal dan ia ditangkap. Namun, sang pangeran yang menyadari Emmelyn adalah satu-satunya harapan bagi keluarganya untuk memperoleh keturunan, membuat perjanjian dengan gadis itu. Ia baru akan dibebaskan dan negerinya tidak akan dijajah lagi, jika gadis itu berhasil memberinya tiga keturunan. Emmelyn setuju, tetapi, setiap hari di saat ia bersama pangeran, gadis itu selalu berusaha membunuhnya. Apakah Emmelyn akan berhasil membalaskan dendam keluarganya? Ataukah ia akan terjebak semakin dalam dengan sang musuh? *** "Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku," tukas laki-laki itu dengan nada setengah memerintah. "Eh...tunggu dulu," Emmelyn yang sudah tersadar dari kekagetannya buru-buru mengusap bibirnya dengan kasar seolah berusaha menghilangkan bekas bibir sang iblis dari bibirnya. "Aku tidak mau menjadi istrimu! Aku tidak mau menikah denganmu, hey pembunuh!!" Lelaki itu mengerutkan keningnya danmenatap Emmelyn dengan pandangan mencemooh. "Siapa bilang aku ingin menjadikanmu istri?"

Missrealitybites · 奇幻言情
5.0
508 Chs

Javanese Freislor

"Sadarlah, Breckson! Kau tidak akan bisa hidup bersamaku! Sekalipun aku mencintaimu, tapi aku tahu kedudukan kita berbeda!" pekik Freislor. "Aku tidak peduli itu, Freis!" Breckson menjawabnya dengan nada tinggi. Freislor, sosok perempuan yang memiliki tugas tersendiri untuk menemukan sosok Grendolfin, seorang dewi yang diutus ke bumi untuk mengadili suatu perkara. Ia bertemu dengan sosok Breckson, salah satu pemimpin Negara Zavrainz yang digadang-gadang menjadi pusat peradaban dunia. Pertemuan mereka diawali dengan kejadian tragis. Di mana Freislor merupakan salah satu kaum buangan dari beberapa negeri. Ia memperjuangkan para penduduknya untuk diberikan tempat tinggal di Negara Zavrainz sekalipun dia mendapat hinaan dan pembulian dari para warga. Beberapa tahun setelahnya, dia melanjutkan misi untuk mengalahkan Tuan Reos. Pada akhirnya, Breckson, Freislor dan Tuan Krapolis berkelana ke masa lalu, masa depan dan kematian untuk menemukan Grendolfin. Di sana, mereka mendapatkan beberapa pengetahuan baru mengenai Hasta Brata yang berasal dari kaum Jawa. Tak hanya itu, dia mendapatkan teka-teki baru yakni dengan permainan angka dan waktu yang terdiri dari satu, tiga dan juga lima. Hal itu diperjelas dengan sebuah puisi yang dibuat oleh ayahnya. Satu kali satu, aku berlari Dua kali satu, aku berputar Tiga kali dua, aku berhenti Tunggu dulu, sepertinya aku salah langkah Ku putar langkahku sebesar tiga puluh derajat ke kiri Ku dapati sebuah garis panjang yang mengarah ke suatu tempat Dihiasi cahaya bermandikan gemerlap bintang Aku dan kamu menjadi kita Selama perjalan, mereka juga mendapatkan kunci untuk mengalahkan Tuan Reos dari adanya petunjuk Serat Joyoboyo. Tak hanya itu, dia juga menemukan jati dirinya sebagai pemimpin di sebuah negeri. Breckson akhirnya sempat menyatakan cinta kepada Freislor. Namun, kisah cinta itu berubah setelah bertemu dengan Poresa. Ditambah lagi, beberapa kitab kuno menyebutkan bahwa hidup Freislor hanya sebatas hitungan angka dan waktu. Lantas, bagaimanakah dengan misi mereka? Akankah mereka berhasil membunuh Tuan Reos? Bagaimana dengan kisah cinta Freislor? Siapa yang akan dia pilih?

Rainzanov_words · 奇幻言情
5.0
351 Chs
目錄
1 :Start Over
2 :Inauguration
3 :The Descendents
4 :Apocalypse

評分

  • 全部評分
  • 寫作品質
  • 更新穩定度
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景
評論
點贊
最新

鼎力相助