webnovel

HIDUP HARUS BERLANJUT

Sepeninggal bapaknya , rumah menjadi sepi. Meninggalkan benda-benda kenangan dari bapaknya berupa buku-buku yang bersampulkan kertas kalendar tersusun rapi hasil karyanya di rak ruang tamu. Dua ekor burung perkutut kesayangannya, sebuah akuarium dan beberapa hiasan dinding terbuat dari kayu dan besi. Tidak banyak barang peninggalannya, tapi sosoknya yang dicintai keluarga yang meninggalkan banyak kenangan baik.

Ibunya terlihat tegar sepeninggal bapak, meski masih berkabung ,tapi ia tidak ingin terlihat sedih , ia menyibukan diri dengan pekerjaannya dan cepat bangkit dari keterpurukan.

Dia simpan semua barang-barang milik almarhum suaminya dalam sebuah dus besar, sepertinya ingin menutup semua cerita bersamanya. Rumah nya sekarang seakan disulap menjadi lebih bersih dari semua benda yang mengingatkan dia dengan almarhum. Ada 43 tahun lebih mereka hidup bersama, dan lama hidup dirumah kumuhnya dulu.

Semua kembali menjalankan tugas dan pekerjaannya semula, Ryandi abangnya sudah kembali ke Jakarta. Begitu juga dengan saudaranya yang lain, hidup harus terus berlanjut.

Ingin rasanya Hasann bertemu dengan Ririe ,tapi kesibukan dan terutama biaya perjalanan yang mahal ke Semarang membuatnya harus menunda rencananya.

Hanya lewat telpon genggamnya ia masih bisa sedikit ngobrol dengannya.

Hasann : "Apa kabarnya Rie?"

Ririe : "Baik aja San, kamu bagaimana disana? Maaf seharusnya Ririe yang menanyakan duluan ke kamu."

Hasann : "Engga apa-apa Rie...aku baik aja disini."

Apalagi yang mau dibicarakan ... sepertinya sudah engga ada rasa, engga ada emosi lagi. Kalaupun Hasann mau melangkah lebih serius tentu memerlukan banyak biaya, dan itu dia engga miliki. Kasihan juga yaa? Jadinya seperti pepatah 'jauh dimata, jauh dihati' yang mulai mereka rasakan.