Saat bajak laut berperan sebagai Villain dan angkatan laut berperan sebagai Hero. Reinkarnasi klise lainnya. Reo Yuuto, seorang pria yang baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan, harus mati karena kesalahan Tuhan. Dia diberi kesempatan reinkarnasi bla bla bla.... . . . . Dan seterusnya.
"Seperti yang kau tahu, kau mati karena kesalahanku."
"....." Reo tidak bisa berkata-kata, menatap ke arah seseorang yang wajahnya diterangi cahaya hingga dia sama sekali tidak bisa melihatnya.
Seperti yang telah dijelaskan dalam sinopsis, pria yang baru saja melewati usia remaja itu bernama Reo Yuuto. Sayangnya, dia mati pada usia muda.
Selama hidupnya yang cukup singkat dibandingkan orang lain itu, dia hanya menyesali satu hal:
"Apa yang terjadi pada adik perempuanku?"
Pria yang wajahnya dipenuhi cahaya itu memiringkan kepalanya, sebelum menjawab dengan ekspresi aneh: "Dia masih hidup."
Reo sama sekali tidak bisa melihat keanehan itu, tapi berdasarkan nada yang dibawa oleh orang misterius di depannya, dia memahami satu hal:
"Jadi kehidupannya menjadi sulit tanpaku." Reo mengerutkan kening, mengkhawatirkan adik perempuannya tersebut. Kemudian, dia hanya menatap orang misterius di depannya dengan ekspresi serius: "Kau akan tanggung jawab, kan?"
Orang bercahaya itu terdiam sejenak, tidak menyangka mendengar perkataan itu dari Reo. Tiba-tiba, dia tertawa terbahak-bahak: "Guhahahaha! Sudah lama aku tidak mendengar seseorang menuntutku seperti yang baru saja kau lakukan!"
Reo harus menutup erat telinganya karena gelegar tawa barusan bahkan membuat seluruh dunia bergetar hebat.
Melihat ketidaknyamanan yang dialami Reo, orang misterius itu segera berhenti tertawa. "Aku akan bertanggung jawab! Apa yang kau inginkan?"
"Bawa dia ke sisiku." Reo berkata tanpa ragu.
Orang misterius itu melebarkan matanya sejenak, tidak menyangka akan melihat seorang manusia seperti dirinya.
"Perlu diingat, kau sudah mati. Perkataanmu secara tidak langsung mengatakan jika aku juga harus membunuh adik perempuanmu?"
Reo hanya mengangguk dengan pandangan yang agak membosankan.
"Apa kau serius?"
"Aku paling mengerti adik perempuanku sendiri, dia tidak bisa apa-apa tanpaku. Lebih baik akhiri penderitaannya segera, aku berpikir dia juga tidak akan keberatan."
"Bahkan jika dia mengikutimu ke neraka?"
Dengung!
Pikiran Reo terguncang untuk pertama kalinya sejak dia berhadapan dengan orang misterius di depannya.
"Apa kau berpikir jika kematian adalah kedamaian abadi? Diselimuti oleh kegelapan umur panjang, dan setelah itu kau bisa meninggalkan semua bebanmu pada saat kau masih hidup?"
Perkataan itu seperti provokasi di telinga Reo, hanya membuat ekspresinya lebih stagnan.
"Lagipula, sebagai keberadaan yang lebih tinggi, kau sama sekali tidak menghormatiku. Apa kau berpikir aku tidak akan mengingkari tanggung jawabku kepadamu?"
Saat ini, ekspresi Reo sangat muram. Lebih tepatnya, dia sangat kecewa dengan keberadaan Tuhan di depannya.
'Ternyata Tuhan juga bisa bersikap seperti manusia, sama sekali berbeda dengan keberadaan luhur di pikiranku.'
"Guhaha, beraninya kau menilai diriku. Manusia, kau sangat angkuh!"
Lihat, dia bisa membaca pikiran seseorang.
Reo hanya menggelengkan kepalanya diam-diam, berniat mengikuti arus yang diciptakan oleh Tuhan.
"Sebelum membahas tentang adik perempuanmu, bukankah kau harus penasaran dengan nasibmu sendiri?"
Dari perkataan sebelumnya, Tuhan menyebutkan jika dirinya bisa saja masuk neraka, tapi dari perkataan barusan, sepertinya itu hanya sebuah gertakan.
Reo dengan cepat memikirkan hal-hal tersebut dan hanya menatap Tuhan dengan pandangan ingin tahu.
"Dari awal, aku sudah berniat untuk memberimu kesempatan kedua. Bukankah kau menyesali kematianmu?"
Reo memandangnya seolah-olah bodoh, 'Apa gunanya sebuah kehidupan baru tanpa Mashiro di sisiku?'
Biarkan Tuhan membaca pikirannya, dia terlalu malas untuk mengatakannya setelah semua.
"Mashiro, itu nama adik perempuanmu, kan? Pada akhirnya, kau hanyalah manusia siscon lainnya. Atau haruskah kubilang, seorang adik angkat?"
Reo tidak mengatakan apa-apa tapi merasa sangat terganggu. Orang ini bisa mengetahui segalanya dengan mudah, bukankah dia baru saja melihat masa lalunya?
"Jangan anggap aku seorang penguntit. Aku hanya membaca informasi umum tentangmu."
Reo menunjukkan ekspresi tidak percaya yang jelas.
Orang misterius itu mengabaikan reaksinya dan berkata, "Hehe, sebenarnya kau salah paham dengan nasib adik perempuanmu. Kau harus tahu bakatnya dalam melukis sangatlah hebat. Setelah kau mati, dia diangkat oleh seseorang dari keluarga kaya dan terus mengembangkan bakatnya hingga sampai di titik di mana dia menjadi pelukis terkenal dalam bayangan."
Ekspresi Reo tetap tidak berubah dan masih stagnan. Sebenarnya dia sudah tahu akan hal itu. Untuk bertahan hidup, adik perempiannya pasti akan menonjolkan bakatnya ke masyarakat dan membuat dirinya diakui, dengan begitu suatu pihak yang tertarik akan mengurus kehidupannya.
"Pada akhirnya, kekhawatiranmu hanya berlaku untuk sementara. Meski setelah ini akan sulit, tapi dia tidak membutuhkan keberadaanmu lagi." Keberadaan yang disebut Tuhan mengatakannya sambil menyeringai.
"Tidak membutuhkan keberadaanku lagi?" Sudut mulut Reo menunjukan senyum menghina. "Meski kau bisa membaca pikiran, kau tidak bisa membaca hati manusia. Apa yang kau ketahui tentang hubungan kami? Visi masa depan yang kau lihat belum tentu terjadi."
"Dasar keras kepala," Keberadaan yang Reo anggap sebagai 'Tuhan' hanya tersenyum. "Yah, kau tidak salah. Meski kehidupannya akan sukses, tapi dia selalu berada di ambang batas keputusasaan tanpa dirimu. Dia tidak bisa menggapai kebahagiaan tanpa adanya kau di sisinya."
Ekspresi Reo sedikit lega ketika Tuhan mengatakan itu.
"Apa kau tahu? Sebelum kematiannya di usia lajang itu, kanvas yang dia lukis adalah ... dirimu." Keberadaan 'Tuhan' nampak terdiam sejenak sebelum tiba-tiba tersenyum di balik topeng cahaya. "Haa, aku sangat terharu menyaksikan kisah kalian berdua~"
Ekspresi Reo tiba-tiba berubah menjadi tidak peduli lagi. Lagipula, dia tidak bisa berbuat apa-apa di depannya, dia hanya pendengar saat ini.
"Permintaanmu bisa dikabulkan, kau bisa hidup dengan adik perempuanmu lagi, tapi ... kau harus hidup sesuai pengaturanku." Tuhan berkata dengan nada menawarkan.
"Jika kau hanya mengekangku, maka lupakan." Reo menggelengkan kepalanya, sama sekali tidak tertarik dengan kehidupan kedua.
"Aku sama sekali tidak akan membatasimu atau ikut campur dalam hidupmu selanjutnya, kau hanya harus mengikuti alur yang ada. Setelah kau terlahir kembali, kau akan memahaminya."
Reo menatap keberadaan di depannya dengan ekspresi curiga. "Untuk apa kau berbuat begitu banyak padaku? Kau tidak akan melakukannya hanya karena rasa tanggung jawab karena tidak sengaja membunuhku, kan?"
Tuhan memunculkan senyum misterius yang khas, "Karena kau merupakan seorang kandidat yang kupilih."
"....." Reo sama sekali tidak bisa memahaminya, oleh karena itu dia berhenti memikirkannya. Setelah dipikir-pikir, dia bahkan tidak tahu bagaimana dirinya mati dan berada disini.
"Nah, saatnya kita menentukan kemampuan apa yang akan kau miliki di dunia baru!" Tuhan berkata dengan agak bersemangat.
Berdasarkan ucapannya, Reo tahu jika dunia dia akan berada setelah ini merupakan dunia dimana manusia super berkeliaran di mana-mana. Oleh karena itu dia membutuhkan kemampuan khususnya sendiri untuk bisa bertahan hidup.
Pada saat ini, dia sedikit gugup dengan bagaimana kemampuannya diputuskan karena apa yang ada di depannya saat ini adalah mesin lotere.
"Yang benar saja? Kau menentukan tulang punggung masa depanku dengan mesin gacha?"
"Tepat sekali!" Tuhan tidak mengubah ekspresinya seolah-olah itu alami.
"Bagaimana aku bisa menjadi seorang kandidat yang kau sebut jika pada akhirnya mempertaruhkan sebuah harapan pada perjudian?"
"Kau tidak perlu memikirkan itu semua, yang harus kau lakukan hanyalah memutar mesin gacha ini."
"Oke..." Setelah itu, Reo merasa bisa memutar mesin gacha di depannya dengan sebuah pikiran. Saat ini dia tidak memiliki tubuh fisik, dia hanyalah sebuah jiwa malang yang terperangkap oleh iblis didepannya.
Dong!
Atas kehendak Reo, mesin gacha itu akhirnya berputar...
- Gate of Babylon (EX)
- Sharingan (A+)
- One Punch Man (EX+++)
- Kyoka Suigetsu (SS+)
- Rinnegan (S)
- Mystic Eye of Death Perception (A++)
- Tremor Man / Gura Gura no Mi (EX)
- Gigantification (A-)
- Elemen: Ice (B++)
- Unlimited Blade Works (S++)
- Accelerator (SS++)
- Gravity Manipulation (S+)
- Tenseigan (SS-)
- Sticky Finger (A+)
- Tensa Zangetsu (SS-)
- Thunder Man / Goro Goro no Mi (EX-)
- Nine Tails (SS)
- Haki (S)
-
-
-
-
-
- Barrier Man / Bari Bari no Mi (B+) <--
- Seal Karma (A)
- Ryuujin Jakka (SS+)
- Gate of Babylon (EX)
"Ah....." Reo tidak bisa tidak mengutuk keberuntungannya sendiri.
"Guhahahahahaha!" Keberadaan agung itu tertawa terbahak-bahak, yang membuat Reo semakin kesal.
"Dari rata-rata rank semua skill itu S, kenapa aku harus mendapat skill rank B? Dan apa itu Barrier Man? Kedengarannya--"
"Sudah, terima saja. Kesempatan hanya satu kali." Keberadaan Tuhan menyelanya. "Terlebih, penyebut rank bukan berarti kemampuan itu lebih lemah, tergantung pada penggunanya sendiri."
BAM!
Dia tiba-tiba mengeluarkan satu mesin gacha lagi dan membantingnya. Kali ini pilihannya dipersempit menjadi dua pertiga dari banyaknya pilihan gacha sebelumnya.
Pilihannya lumayan banyak, tapi karena ini gacha maka apapun hasilnya akan diacak. Reo mengutuk dirinya beberapa kali karena keberuntungan buruknya. Sekarang, dia tidak akan berekspetasi terlalu tinggi lagi.
"Jika gacha sebelumnya adalah yang memutuskan kemampuanmu, maka kali ini akan memutuskan kondisi konstitusi milikmu." Keberadaan Tuhan menjelaskan.
Teori pasrah.
Reo tanpa ragu-ragu menghendaki mesin gacha untuk berputar.
- Yang Physic (A+)
- Yin Physic (A+)
- Nine Life (A++)
- Xanadu Matrix & Evil Eater (SS+)
- Nine Dragon Swallowing (SS)
- Donghuang Physic (SS)
- Diamond Body (S++)
- Heavenly Dragon Physic (SS)
- Xiantian Physic (SS)
- Constellation Cosmo Physic (SS+)
- Metal Qilin Physic (SS)
- Blue Phoenix Physic (SS)
- Kavacha & Kundala (SS+)
- Venom (SS+)
- Sandman (S-)
- Health & Strong Body (EX+) <--
- Invincible Body (EX+++)
"Nyaris mendapatkan fisik Saitama, sayang sekali...." Reo menghela napas dan tidak terkejut dengan tingkat keberuntungan E+ miliknya. "Tapi, Tubuh Sehat & Kuat, apa itu? Kenapa ranknya sangat tinggi?"
"Guhaha, selamat nak! Akhirnya kau menghabiskan semua keberuntunganmu dalam dua kehidupan, hanya bercanda. Akhirnya dewi keberuntungan tersenyum padamu, seharusnya kau sangat senang, jangan perlihatkan wajah bingung seperti itu!"
'Kau tidak menjelaskan apa-apa, bagaimana aku bisa tenang?' Reo tidak peduli keberadaan Tuhan dapat mendengar pikirannya.
"Baiklah, akan kujelaskan; intinya tubuhmu dalam kehidupan selanjutnya tidak akan bisa menderita penyakit. Kekuatan dan semua panca inderamu akan meningkat berkali-kali lipat dari manusia normal. Kemampuan regenerasi juga meningkat drastis, dan yang paling penting ... kemampuan tubuhmu dalam beradaptasi sangat tidak normal."
Hanya itu?
Jika itu manusia normal, dia akan berpikir seperti itu. Tapi Reo tahu mengapa konstitusi yang didapatkannya memiliki rank EX+.
Seperti yang sudah ditekankan oleh keberadaan Tuhan, kemampuan beradaptasi di luar batas wajar.
Bukankah itu luar biasa?
Artinya, dia memiliki pertumbuhan kekuatan tanpa batas.
...
"Dikarenakan semua urusan denganmu di sini sudah selesai, maka aku akan langsung mengirimmu pergi."
Keberadaan Tuhan bertepuk tangan seolah semua pertunjukan telah berakhir.
"Tunggu, bagaimana dengan adik perempuanku?" Reo sangat cerewet mengenai topik ini.
"Aku akan membawanya sebentar lagi, jangan khawatir. Yang terpenting saat ini, bersiaplah untuk kelahiranmu di dunia baru."
Tanpa membiarkan Reo merespon perkataannya, keberadaan Tuhan melambaikan tangannya dan membuang jiwa malang itu ke portal yang dia ciptakan. Tapi sebelum mereka benar-benar putus kontak, keberadaan Tuhan berbicara yang bisa didengar oleh Reo:
"Biar kuperjelas satu hal, aku bukanlah seorang Tuhan. Hanya seorang ROB biasa."
...
Beberapa saat selanjutnya, ROB yang sama berhadapan dengan seorang gadis kecil berambut pirang.
"Shiina Mashiro, aku memanggil dirimu atas permintaan kakakmu."
"Ngh?"