webnovel

Crazy Love Of CEO

Hari pernikahan adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Sienna apalagi dirinya akan menikah dengan kekasih tercintanya. Sienna tersenyum senang begitu dirinya ingin keluar dari kamar hotelnya setelah dirias. Ia berjalan menuju lantai bawah hotel dengan mengenakan gaun pernikahannya tapi saat dirinya baru saja memasuki lift mendadak dirinya dibekap dari belakang dan matanya menutup saat aroma yang sangat menyengat tercium di indera perciumannya. Ketika sadar dirinya melihat bahwa ia sedang berada di aula pernikahannya dan semua keluarganya dan juga kekasihnya sudah diancam dengan senjata tajam agar tidak bergerak. Agar keluarga dan kekasihnya dibebaskan Sienna terpaksa menikah dengan pria yang bahkan ia tidak kenali sama sekali di hadapannya saat ini. "Kamu adalah takdirku dan akan aku pastikan kamu jatuh cinta padaku." Arga Bowie. Akankah Sienna jatuh cinta kepada pria  yang sama sekali tidak ia kenali?

noviaaryani · 现代言情
分數不夠
411 Chs

Bersenang-senang

Arga membangunkan Sienna dengan menepuk-nepuk pipi Sienna.

Puk puk puk

"Hoam. Arga, apa kita sudah sampai?" tanya Sienna menguap dan mengerjapkan matanya.

"Kamu seperti kucing kecil yang manis," kata Arga terkikik sambil mencubit pipi Sienna.

Sienna menepis tangan Arga.

"Jangan begitu, Sienna sayang. Aku jamin nanti kamu akan sangat menyukai saat aku membelai pipimu yang menggemaskan itu," kata Arga terkekeh sambil menarik Sienna ke dalam pelukannya.

Sienna yang syok reflek menendang Arga lalu ia langsung keluar dari mobil berlari menuju ke dalam rumah. 

"Bi, tutup pintunya. Jangan biarkan dia masuk!" perintah Sienna.

Baru saja pintu mau ditutup oleh Bi Darsih, tapi tiba-tiba ada kaki yang menghalangi pintu tersebut agar tidak bisa tertutup.

"Biarkan saya masuk, saya temannya Sienna," kata Arga.

Bi Darsih melihat seragam Arga sama seperti punya nonanya membiarkan Arga masuk ke dalam. Arga berlari menyusul Sienna yang sudah naik ke atas.

"Stop, apa mau kamu, Arga?!" teriak Sienna saat melihat Arga mengikutinya.

"Sienna sayang, aku hanya ingin bertamu di rumah kamu kok," balas Arga santai.

"Ya sudah, kalau mau bertamu di ruang tamu aja, tidak perlu mengikuti sampai ke kamar," kata Sienna.

Hahaha

Arga tertawa seperti orang gila lalu ia mendekati Sienna hingga mengikis jarak mereka. Sienna bulu kuduknya sudah berdiri dan sebenarnya ia sudah merasa takut dengan Arga tapi ia berusaha agar tidak terlihat takut di depan Arga.

"Arga, tolong tinggalkan aku. Jangan begini, aku muak dengan kamu," kata Sienna lirih.

Arga semakin mendekati Sienna. Tiba-tiba Arga mengecup bibir Sienna yang terlihat sangat indah di mata Arga membuat Sienna memukul-mukul tubuh Arga agar telepas, tapi kekuatannya kalah dari Arga. Arga menggendong tubuh Sienna, melepaskan ciumannya dan membawanya ke kamarnya. Sienna yang mau berteriak mulutnya dibungkam dengan telapak tangan Arga.

"Jangan berisik atau kamu akan kehilangan sesuatu yang berharga di hidup kamu, Sayang," bisik Arga di telinga Sienna.

Sienna matanya mulai berkaca-kaca dan air mata mulai memenuhi pelupuk matanya.

"Ini kamar kamu bukan, Sayang?" bisik Arga.

Sienna menggeleng-gelengkan kepalanya. Arga yang tidak peduli jawaban Sienna membuka pintu kamar tersebut lalu membawa masuk Sienna ke dalam kamar tersebut. 

Brakk

Sesampainya di kamar, Arga membanting tubuh Sienna dengan kencang ke atas ranjang.

"Oh, ternyata kita ada di kamar orang tuamu ya cantik," kata Arga terkikik melihat sekitarnya.

Sienna berusaha bangkit dari ranjang dan menutupi roknya yang tersibak menampilkan dalaman celana Sienna yang memiliki renda dan berwarna merah. Arga berdecak melihat kulit putih mulus Sienna yang sangat menggoda.

"Wow, indah sekali," kata Arga.

Sienna yang baru saja bangkit kakinya ditarik oleh Arga hingga terlentang kembali. Sienna yang ingin berteriak tiba-tiba dibungkam dengan benda kenyal yang menempel di bibirnya. Arga mengeluarkan ponselnya lalu merekam apa yang ia lakukan. Sienna sudah menangis tapi tangisannya tidak terlihat di video itu karena tertutup oleh Wajah Arga.

Arga menduduki kaki Sienna hingga Sienna tidak bisa bergerak dan rok yang digunakan Sienna sudah tersibak hingga perut. Arga yang sudah melepaskan tautan bibir mereka dengan wajah dinginnya dan smirk miringnya saat ini sangat menyukai melihat Sienna begitu ketakutan padanya.

"Aku suka wajah ini yang selalu takut padaku," kata Arga dengan kekehan.

"Lepasin, Arga!" teriak Sienna.

Arga dengan sengaja merobek baju seragam yang dikenakan sienna hingga terlepas. Sienna tidak bisa berteriak karena bibirnya sudah ditutup oleh Arga lagi dengan tangannya. Kancing baju Sienna terlepas begitu saja dari tempatnya. Arga berdecak kagum melihat apa yang terpampang di hadapannya. Tubuh Sienna yang terlihat menggoda, lehernya yang putih bersih membuat arga ingin menandai setiap jengkal tubuh sienna.

Sienna memukul-mukul tubuh Arga tapi Arga tidak memperdulikannya. Arga menjamah tubuh bagian atasnya Sienna, menjilatnya layaknya es krim. Walaupun masih terbalut dalaman atasnya tetap saja Sienna merasa jijik dengan dirinya sendiri diperlakukan seperti ini. 

Tring tring

Ponsel Sienna mendadak berbunyi. 

"Lepaskan aku, Arga!" teriak Sienna.

Arga berdecak mendengar ponsel Sienna yang berdering. Ia bangkit dari tubuh Sienna lalu mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelepon.

"Wow, ternyata kekasihmu yang menelepon," kata Arga.

"Kembalikan ponselku!" teriak Sienna.

"Apa hadiahnya kalau aku kembalikan hmm? Aku ingin melihatmu mengangkat telepon dari kekasih bodohmu itu di depanku," kata Arga.

"Dasar pria gila," pekik sienna mengacak-ngacak rambutnya. Dia benar-benar pusing saat ini dengan tingkah dari Arga.

"Please, Arga. Jangan seperti ini, kembalikan ponselku," kata Sienna lirih.

Arga menyerahkan ponsel itu ke tangan Sienna.

"Angkat sekarang, Sayang," geram Arga.

Sienna tergagap mengangkat telepon dari Samuel.

"Ha hallo," kata Sienna terbata-bata.

"Sayang, kangen," kata Samuel di seberang sana.

"Aku juga kangen kamu," balas Sienna.

Arga matanya menajam. Ia sangat kesal mendengar percakapan Sienna dan Samuel yang terdengar sangat mesra.  Dirinya sudah merasa seperti kambing congek. 

"Sayang, kamu kapan ke sini?" tanya samuel di seberang sana.

"Iya, bentar lagi aku akan ke rumah sakit," jawab Sienna lirih.

"Kamu kenapa, Sayang? Apa ada yang membuat kamu gelisah?" tanya Samuel.

"Enggak ada kok," kata Sienna berusaha santai dan tidak dicurigai.

"Sayang, aku mohon sama kamu kalau ada masalah cerita sama aku ya. Aku janji aku akan selalu bersama kamu apa pun yang terjadi," balas Samuel.

"Iya, terima kasih, Sayang," kata Sienna.

"Ya sudah, kamu bersih-bersih dan nanti ke sini ya," balas samuel manja.

"Iya, Sayangku," kata Sienna tersenyum.

"Samuel, aku mau mandi dulu ya. Sampai bertemu nanti," pamit Sienna lalu mematikan ponselnya.

Setelah ponsel tersebut mati, ponsel itu direbut Arga dan diletakkan di meja. Arga mencengkram dagu Sienna.

"Sakit, Arga, lepasin," pinta Sienna.

"Sakit ya, tapi lebih sakit hatiku, Sayang," balas Arga dengan senyum mengejek.

Arga melempar tubuh Sienna ke ranjang lagi lalu menarik kaki Sienna hingga terbuka lebar di depannya.

"Arga, ampun, lepasin aku," pinta Sienna. Dia tidak mau Arga semakin membuat dirinya tidak punya harga diri.

Arga tangannya masuk ke dalam dalaman Sienna, menyentuh lipatan milik Sienna dengan jarinya. Sienna menangkap tangan Arga agar tidak menyentuh miliknya.

"Arga, cukup, hentikan," kata Sienna terisak.

"Suatu hari nanti ini akan menjadi milikku, Sayang," desis Arga tajam.

Sienna mengigit bibirnya hingga luka. Sienna merasa jijik dirinya diperlakukan seperti ini oleh Arga. Sienna kepalanya bergerak ke sana kemari saat merasakan gesek-gesekan jari dari Arga yang membuat miliknya basah.

"Basah, Sayang," kata Arga dengan senyum mengejek.

Arga mengambil ponselnya lalu dengan sengaja ia menyalakan kamera dan memotret apa yang ia lakukan pada Sienna.

"Kita lihat, Sayang, bagaimana kamu bisa lepas dariku nanti," kata Arga.

"Arga!" teriak Sienna begitu merasakan ada sesuatu yang keluar dari miliknya.

Arga menarik jarinya lalu tersenyum sambil menjilati jarinya, sedangkan Sienna menatap sayu ke Arga.