Memang apa yang dilakukan oleh Novi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang selama ini tidak bisa dibenarkan secara agama maupun moral.
Novi pun juga tau bahwa bekerja menjadi pelayan cafe plus-plus bisa mendatangkan image negatif bagi dirinya.
Tapi itu lah pilihannya, setidaknya apa yang lakukan itu dirasa oleh Novi tidak pernah merugikan orang lain, mereka yang menggunakan jasanya tidak pernah Novi yang minta apalagi sampai memaksa, mereka datang murni atas kemauan dirinya sendiri.
Maka Novi merasa tidak suka jikalau ada orang yang dengan terang-terangan maupun samar-samar meremehkan pekerjaannya tersebut.
Ya, Novi ternyata cukup sensitif dalam hal ini, surat dari Haji Somad telah membuat ambisinya untuk mendapatkan Fajar telah meredup dan bahkan telah sirna.
Setelah cukup lama mereka berdua saling diam larut dalam pikirannya masing-masing, tiba-tiba Fajar membuka pembicaraan.
"Kamu terus mau berangkat ke Surabaya Nov?" Tanya Fajar.
"Enggak lah aku mau balik ke rumah aja,"
balas Novi.
"Jar maafin aku ya? Karena aku semua jadi seperti ini," Ucap Novi dengan nada seperti orang yang menyesal.
"Kenapa mesti minta maaf? Semua sudah terjadi dan gak perlu lagi disesali," ucap Fajar.
"Lha kamu sendiri mau balik naik apa?" Tanya Novi.
"Mobil rental mungkin," jawab Fajar.
"Langsung balik ke rumah?" lanjut Novi.
"Ya enggak lah, orang tuaku kan udah gak mau nerima aku lagi," terang Fajar.
"Terus kamu mau pulang kemana?" tanya Novi lagi.
"Ke rumah Haji Djarot paling," jawab Fajar.
"Ya udah ayo kita keluar, ngapain kita lama-lama disini?" ajak Novi.
"Ayo," sahut Fajar sambil bergegas berdiri.
Mereka berdua pun akhirnya keluar dari kantor Polisi, dan kemudian memutuskan untuk berpisah.
"Jar kita pisah disini ya? Sekali lagi aku minta maaf," ucap Novi dengan segala penyesalannya
Terlihat dari muka Novi seperti merasa orang yang sangat bersalah.
Tidak lama kemudian Novi pun menyetop taksi dan begitu taksi itu telah tiba, sebelum masuk Novi terlihat memeluk Fajar sambil mengucapkan selamat berpisah.
"Selamat berpisah ya Jar? semoga kamu cepat bisa kembali ke rumah kamu lagi," Ucap Novi sambil masuk dalam taksi.
Fajar terus memandang taksi yang membawa Novi sampai hilang ditikungan jalan, dan setelah itu dia pun langsung beranjak dari tempatnya berdiri menuju kantor rental mobil yang memang kebetulan tidak jauh dari situ.
"Sore Mas, mau tanya jurusan surabaya adanya jam berapa ya?" Tanya Fajar.
"Nanti Mas jam enam sore, ya kira-kira habis Maghrib lah," jawab penjaga rental.
Terlihat waktu masih menunjukkan pukul dua siang, masih kurang empat jam lagi.
"Mau pesan berapa kursi Mas?" tanya penjaga rental.
"Satu Mas," sahut Fajar.
"Oke siap," balas penjaga rental.
"Maaf atas nama siapa?" imbuhnya sambil mengetik data calon penumpang.
"Ini Mas KTP saya," ucap Fajar sambil menyodorkan KTPnya.
Setelah selesai membayar tarif rental Fajar pun terlihat masih duduk-duduk di kantor rental.
Sambil menunggu Fajar pun berniat menghubungi Pak samsul kepala para pekerja di rumah Haji Djarot.
"Halo Pak Sol, gimana di gudang ada kerjaan gak?" Sapa Fajar sambil bertanya.
"Yo banyak to Jar ... kemana aja kamu itu kok jarang masuk kerja?" Jawab Pak Sol.
"Biasa Pak ... refreshing," balas Fajar terlihat sambil senyum-senyum.
"O ... tak kira udah gak mau kerja lagi," sambung Pak Sol.
"Ya enggak lah Pak kalau gak kerja ya gak bisa seneng-seneng aku, ya udah Pak sampai ketemu, mungkin nanti jam sebelas malam aku nyampe disitu," terang Fajar sambil menyudahi percakapannya.
"Oke ... ditunggu ... sampai nanti ..." jawab Pak Sol sambil menutup telponnya.
Setelah selesai nelpon Pak Sol Fajar berniat nelpon Andi sahabatnya.
'Nelpon Andi ah, dari pada bengong,' gumamnya dalam hati.
Sementara di lain tempat Andi nampak sedang di bengkel lagi menservis kan pickup nya.
Nampak HPnya berdering Andi pun melihat nama Fajar yang memanggil.
"Halo Bro, kemana aja kamu gak pernah nongol?" tanya Andi.
"Adalah..., Oiya, gimana kabar cafe?" jawab Fajar balik tanya.
"Aku dah jarang ke sana," balas Andi.
"Emang kenapa, gak kangen ya kamu sama Novi?" Timpal Fajar dengan pertanyaan yang menggoda Andi.
Fajar memang sudah tau dengan kejadian yang sesungguhnya, yaitu hubungan esek-esek yang telah terjadi antara Andi dan Novi yang berakhir dengan kemarahan Novi kepada Andi.
Dan setelah dia tahu kalau Andi gak pernah main ke cafe itu berarti Andi pun juga tidak tahu kalau dia pergi ke Malang dengan Novi.
Karena bagaimana pun Fajar juga tahu kalau Andi itu sangat menginginkan Novi untuk jadi istrinya sedangkan Novi sendiri tidak suka dengan Andi dan lebih menginginkan dirinya.
Maka sebenarnya masalah tragedi yang terjadi antara dirinya dengan Novi barusan itu masih menjadi teka-teki baginya, Apakah memang betul terjadi dia menyetubuhi Novi atau hanya strategi Novi untuk menjebak dirinya.
Dan karena ke tidak tahuannya itu sebenarnya Fajar juga siap andaikan saja Novi menuntut dirinya untuk bertanggung jawab.
Tapi ternyata Novi tidak melakukan itu dan lebih memilih keluar dari cafe dan menghilang dari Andi.
Tapi ya itulah kenyataan pilu yang terjadi, yang harus dihadapi oleh ketiganya.
Antara Andi Fajar dan Novi sama-sama berada dalam situasi yang tidak diinginkan.
Andi telah kehilangan kesempatan untuk bisa memiliki Novi sebagai istri meski sudah bisa merasakan sensasi bercinta dengannya, sedang Fajar telah terusir dari rumah orang tuanya, dan mungkin Novi lah yang paling ter korbankan dalam masalah ini, ya
karena Novi mesti mengandung janin yang tidak dikehendakinya, yaitu janin Andi yang dengan cara licik telah memperdayainya.
Mendapat pertanyaan dari Fajar tentang Novi Andi tidak langsung menjawab, terdengar dari telpon suara Andi hanya cuma mendesah.
"Hhh... taulah Jar, yang jelas Novi sekarang lagi marah banget dengan aku, nomor ku aja udah diblokir olehnya, jadi aku gak bisa lagi menghubungi." terang Andi.
Tau kalau pertanyaan nya membuat Andi terlihat sedih, Fajar pun lalu mengalihkan pembicaraan.
"Kamu sekarang lagi dimana sih An?" Tanya Fajar.
"Nih lagi di bengkel ganti oli mesin," jawab Andi.
"Kamu besok kerja gak?" Lanjut Fajar bertanya.
"Belum tau, soalnya aku belum dapat info barang,"
"Ya udah silakan dilanjut, sampai ketemu besok," ucap Fajar menyudahi pembicaraannya.
Sementara itu Novi yang sudah balik tadi telah sampai di rumah lagi.
Melihat Anaknya pulang setelah kepergiannya semalam Ibu Novi pun kaget.
"lho Novi.. kok balik lagi kenapa? Temanmu mana?" Tanya Ibu keheranan melihat kedatangannya itu.
Tidak langsung menjawab tapi Novi malah terlihat menangis sambil merangkul Ibunya.
"Maafkan Novi ya Bu ..." ucap Novi.
"Emang ada apa? Kamu habis berantem dengan temanmu itu? Tanya Ibunya yang terlihat semakin penasaran dan keheranan.
Bersambung.