Api di istana semakin membesar, Ratu Sabrina yang berada di pelataran istana dan duduk disinggasana yang memang ada di samping istana. Ketika semua pelayan tampak panik. Latifa memegang tangan Ratu Sabrina dan memintanya turun dari singgasana dengan hati-hati.
Sebuah pinggan yang berisi susunan buah-buahan tampak jatuh tersenggol para pelayan yang berlarian. Kuda-kuda yang berlaria ke sana kemari itulah yang membuat suasana semakin panik. Para prajurit yang berlarian untuk memadamkan api berusaha keras membuka keran air. Tapi memang sial karena keran air itu ternyata banyak yang rusak sungguh mengherankan.
"Kran air rusak, kran air rusak... terika penjaga sambil kemudian Ia menghantam kran air itu menggunakan sebuah batu besar sehingga kran airnya menjadi patah. Air langsung mengalir dengan deras dari patahan pipa. Selang air pun yang seharusnya ada juga ternyata menghilang.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者