Sontak saja Roy kaget ketika melihat Tanda merah di lehernya, Roy. Bingung ap yang harus dikatakannya. Melihat Amanda dengan raut wajah yang sudah emosi itu, sedangkan tanda merah itu sangat nampak sekali kalau bekas kecupan.
"Oh, ini, itu sayang_" Roy menghentikan kalimatnya.
"Jelaskan!" Amana mmbentak Roy dengan suara meninggi.
"Itu, si Akbar di kantor, tadi dia bercanda sampai dia mencubit aku karena aku telah meledeknya! Hingga dia mencubit leherku. Aku sudah bilang, awas! Kalau Sampai Amanda tahu bisa curiga, tapi dia malah tertawa," Alasan Roy.
"Kenapa harus mencubit leher! Kan, masih ada tangan, dan area tubuh yang lainnya?" Bingung Amanda.
"Iya, aku juga aneh sama dia! Katanya sih biar aku di marahi kamu, eh, bener aja kan? Kamu marah sam aku dan curiga yang aneh-aneh." Ucap Roy terus mengelak.
Roy, sangat deg-degan, dengan itu alasannya. Roy takut Amanda tidak percaya sama dia, karena dengan alsannya, tapi untung saja Amanda percaya dan yakin dengan alasan Roy.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者