Hari minggu adalah hari yang menyenangkan buat Reina karena dia bisa bersantai di kamarnya seharian. Hari masih pagi hingga Reina malas sekali bangun dari tempat tidurnya. Tiba-tiba Bunda mengetuk pintu kamar Reina dan memberitahukan gadis itu kalau Pras telah menunggunya di ruang tamu.
"Kakak, ada Pras tuh datang cari kamu, uda bangun belom sayang?" teriak Bunda dari luar pintu.
"Iya bunda, ntar aku keluar", jawab Reina.
"akh ngapain si tu bocah pagi-pagi dah kesini", gerutu Reina sambil bangkit dan menuju pintu.
Setelah pintu dibuka, dilihatnya Bunda berjalan menjauh menuju dapur dan dari depan kamarnya Reina dapat melihat muka Pras yg sedang memandangnya sambil senyum-senyum karena melihat Reina yg masih dengan rambut acak-acakan dan belum mencuci mukanya. Buru-buru Reina lari ke kamar mandi lalu dengan secepatnya dia mandi. Keluar kamar mandi, dia melihat bunda dan yandanya sedang duduk di ruang tamu menemani Pras. Sepertinya Pras tidak sendiri, di sebelahnya duduk Nathan yang bertingkah serba salah. Entah apa yg dia pikirkan hingga membuatnya kurang nyaman ditemani oleh ortu Reina. Reina segera masuk kembali ke kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian casualnya. Lalu dia menghampiri tamu-tamunya.
"Tumben pada kesini pagi-pagi", ujarnya. Bunda dan Yanda tanpa di komando lalu masuk ke dalam rumah ke ruang keluarga utk menemani adik Reina, Aditya menonton kartun kesukaannya.
"Ditinggal ya nak", ujar Yanda yg disambut anggukan Pras. Reina duduk dekat ke arah Nathan.
Nathan tersenyum sangat manis pada Reina, "Pengen ngajak kamu jalan aja", kata Nathan.
"Sebenernya si pengen liat tampang kamu yang baru bangun tidur tadi dan bagusnya kesampean walaupun bukan aku yang bangunin", cerocos Pras cuek disambut cibiran Reina.
"BTW, kamu mandinya kilat amat, mandi bebek ya", sindir Pras.
"Iya emang kenapa? Ngapain mandi wangi-wangi kalo cuma mau ketemu kamu mah. Tapi tadi kalo liat Nathan, aku pasti mandinya lamaan", ujar Reina tersenyum pada Nathan dan dia kemudian melirik ke arah Pras yg memasang tampang sewotnya.
"Mau kemana?", tanya Reina.
" Jalan-Jalan aja, pengen cari udara segar aja. Yuk", ajak Nathan.
"Aku pamit dulu ya", ujar Reina hanya kepada Nathan yg membuat Pras makin sewot. Reina bangkit dari tempat duduknya diikuti oleh Pras di belakangnya.
"Mau ngapain", tanyanya sewot kepada Pras.
"Aku mau pamit ke Yanda Bunda kamu kok, GR", ujarnya berjalan mendahului Reina menuju Ortu Reina. Reina masuk ke kamarnya mengambil jaket dan tasnya dan tak lupa beberapa permen lolipop dia masukkan ke dalam tasnya. Segera setelah mereka pamit pada Ortu Reina, ketiganya masuk ke mobil yang kemudian melaju ke jalan raya.
"Kita jemput Requele dulu ya", ujar Pras dari bangku depan kepada Reina.
Nathan yg menjadi sopir melirik kepada Reina yg duduk tepat dibelakangnya dari kaca spion tengah mobil. Pada saat yg sama Reina pun menatapnya sehingga mereka beradu pandang lewat kaca itu. Keduanya tersenyum penuh arti. Pras masih nyerocos membicarakan hal-hal yang dia lihat sesekali ditanggapi oleh Nathan. Sementara Reina hanya menatap keluar jendela mobil. Tak lama mobil berhenti di depan rumah panti.
Pras turun, "Yuk turun dulu engga?", ajak Pras kepada Reina.
"Engga deh, engga lama khan?", balas Reina.
"Ya uda, engga lama kok. Tunggu aja di sini ya", ujar Pras lalu masuk ke dalam rumah. Nathan tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Kok engga turun jemput pacarnya?", tanya Reina menggoda Nathan.
"Dia bukan pacarku. Mungkin lebih tepatnya dia pacarnya Pras", ujar Nathan pelan tapi kaget hati Reina mendengarnya.
"Apa", ujarnya pura-pura tak mendengar.
"Ah engga, mereka kan cuma sebentar, ntar kalo turun malah jadi lama lagi", ujarnya salah tingkah. Perkataan Nathan membekas dipikiran Reina.
"Jadi Requele pacar Pras, pantas dia melarangku untuk mengatakan aku tunangannya", bathin Reina. Terselip rasa aneh dihati Reina. Tak lama dilihatnya Requele keluar rumah dan didampingi oleh Pras. Pras tetap duduk di depan dan Requele duduk di samping Reina.
"Hai", sapa Reina kepada Requele yang kelihatan kaget melihatnya duduk di belakang Nathan.
"Hei, bagusnya kamu ikut, aku engga jadi cewe sendirian lagi deh", ujarnya riang.
"Hai Nat", tegur Requele disambut senyum Nathan. Tak lama mobil yang membawa mereka meluncur membelah jalanan Jakarta menuju luar kota. Mereka menuju suatu tempat pinggir pantai di luar kota.