webnovel

Catatan Okta

作者: Rui_Costa
青春言情
連載 · 14.5K 流覽
  • 8 章
    內容
  • 評分
  • N/A
    鼎力相助
摘要

Okta, mahasiswi yang tinggal seorang diri baru saja di berhentikan dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah kafe. Di tengah perjalanan pulang, dia malah memergoki pacarnya yang sedang bersama perempuan lain. Di tengah-tengah keputusasaannya dalam menjalani hidup, dia berencana mengakhiri hidupnya. Tapi, pertemuannya dengan seorang anak kecil membuat hidupnya jadi lebih berwarna dari sebelumnya.

標籤
7 標籤
Chapter 1Prolog

*Prank..

Suara pecahan piring di tengah-tengah sebuah cafe yang ada di tengah kota itu membuat pandangan semua orang yang di dalamnya langsung tertuju pada seorang gadis dengan kemeja putih dan celana hitam panjang yang baru saja menjatuhkan satu piring spaghetti untuk pelanggan di cafe itu.

"OKTA!?" Teriak seorang pria yang tampaknya adalah seorang manager atau pemilik cafe itu berdiri di depan pintu ruangan khusus karyawan. Gadis dengan rambut hitam yang di ikat itu pun tersentak seakan baru tersadar dari lamunannya dan langsung mencoba membereskan kekacauan yang baru saja dia perbuat. Semua pelanggan yang ada disana tampak terus membicarakan kejadian ini dan membuat Okta seakan terpojok di suasana yang teramat berat.

Saat malam semakin larut dan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Okta yang sudah memakai jaket dan membawa tas selempang miliknya tiba-tiba saja di panggil oleh bos-nya. Dengan perasaan takut dia pun mengikutinya masuk ke dalam ruangan karyawan. Hanya ada mereka berdua karna karyawan yang lain sudah pulang.

"Okta, kenapa akhir-akhir ini kamu selalu dan selalu saja membuat masalah. Saya tau kamu lelah karna siangnya kuliah, tapi bukan berarti kamu terus-terusan mengacau di tempat kerja" kata pria yang duduk di mejanya dengan tegas.

"I-iya pak maaf, saya janji tidak akan mengulanginya lagi" katanya pelan. Pria itu pun terdiam lalu menghela napas panjang sambil memegang dahinya.

"Itu kalimat yang sama dan selalu kamu lontarkan hampir setiap harinya" kata pria itu terdengar pelan dan membuat Okta semakin panik.

"Okta maaf, tapi sepertinya saya tidak bisa mempekerjakan kamu lagi di cafe ini" kata-kata yang selama ini takut di dengarnya akhirnya muncul juga. Okta yang terkejut mendengarnya pun terus meminta maaf dan memohon agar tidak memecatnya. Tapi dengan sangat berat hati bos-nya ini tetap pada keputusannya.

Dengan perasaan sedih gadis berumur 23 tahun itu pun berjalan menyusuri jalan di tengah malam. Di tengah keputusasaan nya itu hanya ada satu orang yang ada di pikirannya dan dia merasa kalau pria yang selama 2 tahun ini menjadi pacar nya pasti akan menghiburnya, jadi dia pun memutuskan untuk pergi ke rumahnya.

Dengan jaket berwarna biru gelap dan lengan panjang dia pun berjalan sedikit cepat karna malam semakin larut. Saat hampir tiba di rumah yang dia tuju.

Wajah yang tadinya tampak senang pun langsung mendadak berubah menjadi kaku. Pria yang selama ini bersamanya saat ini sedang duduk di atas motor dengan seorang perempuan sambil memeluk nya dari belakang.

"E-Evan??" Kata Okta lemas mendekati pria yang memakai jaket kulit hitam yang tampaknya terkejut dengan kehadiran Okta.

"O-okta.. bu-bukan nya kamu masih kerja di cafe jam segini?" Katanya terbata-bata sambil memeriksa jam tangannya.

"Sayang.. siapa sih perempuan aneh yang kurus ini?" Kata perempuan yang ada di belakang Evan dengan wajah dan nada yang sinis. Baru saja Okta mau mengatakan sesuatu, Evan langsung memotongnya.

"Dia.. dia ini teman kuliah. Kami ada di jurusan yang sama," jawaban yang di berikan Evan benar-benar sesuatu yang hampir sulit di percaya, bahkan untuk Okta sekalipun.

"Ooh.. teman kuliah. HEH!!? Evan ini sudah punya pacar tau, jadi kamu jangan dekat-dekat dia lagi yah. Mendingan kamu pergi saja sana" kata perempuan itu mengusir nya dengan nada sinis.

Dengan teramat sangat kecewa, perlahan gadis itu pun melangkah mundur meski dia masih terus menatap wajah laki-laki yang selama ini tidak dia sadari kalau dia punya perempuan lain.

Perasaan nya kini semakin terasa hancur. Dia terus menahan isakan tangisnya sambil terus berjalan menyusuri jembatan besar yang melewati kali besar di bawahnya.

"Hidup sendiri, tidak punya keluarga, di keluarkan dari pekerjaan. Dan sekarang? Ternyata Evan sudah bersama perempuan lain"

Dengan tubuh gemetar dia berjalan di pinggir jembatan itu dan berhenti tepat di tepinya. Malam semakin larut, tidak ada satu pun mobil yang melintas di jembatan itu entah dari arah tempat dia berdiri maupun di seberangnya.

Angin malam semakin menusuk, bahkan rasa dinginnya menembus kulit gadis yang memakai jaket yang basah karna keringat itu.

Entah apa yang dia pikirkan saat itu, dia pun melepas sepatu hak kecil yang dia pakai untuk bekerja dan melangkah naik ke atas tepian jembatan itu dan melihat ke arah kali dengan air yang deras di bawah sana.

Dia pun memejamkan matanya dan mencoba menyodorkan tubuhnya ke depan agar terjatuh dari sana, tapi..

*Hiks.. *Hiks..

Dia terkejut dan langsung berpegangan pada penyanggah jembatan itu agar tidak jatuh. Dia pun terdiam dan berkedip beberapa kali saat mendengar sesuatu yang menurutnya aneh kalau terdengar di jam segini.

*Hiks.. *Hiks..

Lagi-lagi terdengar suara isakan tangis seorang anak kecil dan membuatnya merinding.

"A-apa itu.. ma-masa sih ada hantu di jembatan ini.." pikir nya takut.

Dia pun perlahan turun dari sana sambil terus memperhatikan sekitar jembatan ini tapi tetap tidak menemukan orang lain selain dia. Pada akhirnya karna terlanjur takut, rasa ingin bunuh dirinya itu pun terurung dan mencoba untuk turun dari sana.

Dengan perlahan dia pun menurunkan satu kakinya lalu..

*Duak..

"HIII!!! APA ITU.." pikirnya ngeri saat ada sesuatu yang menyentuh punggungnya.

Perlahan-lahan dia pun menoleh ke belakang dan terkejut melihat ada seorang anak kecil yang terduduk di bawah sambil menangis dan mengusap kepalanya.

"A-anak kecil??" Pikir nya bingung sekaligus takut.

Okta pun perlahan berjongkok dan menyentuh anak itu.

"Di-dia anak kecil sungguhan" pikirnya lega.

"Adik.. kenapa ada disini sendiri? Mana orang tua mu?" Tanya Okta pelan. Tapi anak yang masih menangis itu tidak mau menjawabnya. Lalu dia teringat sesuatu yang ada di dalam tasnya dan mengambilnya.

"Lihat.. kakak punya coklat, kamu mau?" Kata Okta sambil tersenyum menunjukkan coklat kotak kecil dari tasnya. Isakan anak itu pun sedikit terhenti dan dia akhirnya mau menunjukkan wajahnya melihat Okta.

"Anak yang manis" pikir Okta tersenyum lucu.

Anak itu pun kembali menatap Okta dan melihat coklat yang di pegang nya.

"Ayo ambil" kata Okta tersenyum. Setelah Isakan nya perlahan berhenti, anak itu pun mengambil coklat itu lalu memakannya.

"Anak pintar" kata Okta tersenyum dan mengusap kepala anak itu.

"Rumah mu dimana? Biar kakak antar yuk" ajak Okta, tapi anak itu pun menggeleng perlahan lalu kembali menunduk.

"Waah.. kau tidak tau yah. Wajar saja sih. Berapa umur mu?" Tanyanya lagi.

"Gama lupa.." katanya pelan dengan suara agak serak.

"Waah.. namanya Gama? Nama yang lucu." kata Okta merasa lucu.

"Loh, dia tidak ingat umurnya? Tapi kalau di lihat-lihat sepertinya 7 atau 8 tahun," Pikirnya tiba-tiba merasa heran. Selain merasa aneh soal itu, dia juga jadi merasa aneh pada dirinya sendiri. Sudah bersikap layaknya di sinetron sampai mau bunuh diri dan secara tiba-tiba malah tidak jadi karna bertemu anak kecil.

Pikirnya itu sungguh memalukan. Tapi, dia merasa kalau saja dia tidak bertemu dengan anak ini, dia pasti sudah bunuh diri dan berakhir menyesal.

"Ngomong-ngomong nama kakak ka Okta. Ini sudah terlalu malam, kita ke rumah kakak yuk" kata gadis itu tersenyum memberikan tangannya. Anak itu pun melihat tangan yang menggantung di hadapannya lalu melihat wajah Okta yang masih tersenyum ke arahnya.

"Luka.." katanya polos sambil menunjuk ke arah telapak tangan Okta. Okta pun tersentak kaget saat anak itu mengatakan itu.

"Haha iya.. tadi sore saat kakak bekerja.." kalimatnya terhenti saat dia melihat anak itu menatapnya dengan mata polosnya.

"Sebaiknya aku tidak memberitahunya, luka karna pecahan piring sedikit brutal kan.." pikirnya canggung.

"Aah.. pokoknya ayo kita ke rumah kakak dulu. Kamu pasti belum makan kan?" Tawar Okta dan Gama pun mengangguk pelan lalu meraih tangan gadis itu mengikutinya kemana gadis itu pergi.

你也許也喜歡

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · 青春言情
4.9
178 Chs

PROMISE (a way to find a love)

"Aku tidak akan meninggalkan mu." Aku janji pada adikku, tapi aku tidak menepatinya. Ketika seorang William Alexander, pria sempurna yang memiliki sebuah rahasia besar dimasa lalu, seorang anak adopsi yang meninggalkan adiknya untuk menggantikan posisi seorang pewaris kerajaan bisnis yang memiliki kebutuhan khusus. William harus menepati janjinya untuk setia dan menuruti apapun permintaan dari ayah angkatnya Jackson Alexander, pengusaha kaya yang ambisius dan berhati dingin agar Jackson mempertemukannya dengan adiknya kembali. Suatu ketika Jackson memintanya kembali ke negara asalnya, untuk menjadi seorang gubernur agar memudahkannya melakukan pembangunan real estate, untuk itu ia harus menikahi seorang wanita, Rose gadis berumur dua puluh tiga tahun, seorang superstar yang di cintai seluruh masyarakat yang ternyata adalah kekasih dari adik kandungnya sendiri yaitu Rayhan Adamson yang telah tumbuh menjadi seorang produser musik yang terkenal tanpa William ketahui, ia hanya ingin segera bertemu dengan adiknya seperti apa yang dijanjikan oleh Jackson jika ia berhasil menjadi seorang gubernur dan mendapatkan ijin pembangunan maka Jackson akan mempertemukannya dengan Rayhan adiknya. Akankah William akan dapat kembali bertemu dengan Rayhan, menebus dosanya yang telah meninggalkan Rayhan saat ia masih berusia tujuh tahun dan mendapatkan cintanya yang perlahan tumbuh tanpa disadarinya kepada Rose? *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · 青春言情
4.9
450 Chs

評分

  • 全部評分
  • 寫作品質
  • 更新穩定度
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景
評論
哇! 如果您現在填寫評論,您將會是第一個評論的人!

鼎力相助