webnovel

Blood and Tears: Perebutan Immortality.

作者: Ariezs11
历史言情
連載 · 28.5K 流覽
  • 315 章
    內容
  • 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Terjadi pertengkaran besar antara Raja Arthur dengan Agatha, yang membuat istrinya itu pergi dari kerajaan Aqua, bersama dengan anak yang ada di dalam kandungannya. Tidak berselang lama ratusan ribu pasukan Shiners, mencoba menyerang Clan Aqua, dengan membabi buta seluruh penduduk di sana tanpa tersisa. Raja Arthur mencoba menghentikan penyerangan dengan segenap kekuatan yang ada. Namun, itu saja tidak bisa mengembalikan keadaan dan sebaliknya, Clan Shiners berhasil menduduki kerajaan Aqua secara keseluruhan. Raja Arthur dan beberapa Abdi setianya, berhasil melarikan diri menuju Bangsa Miracle, guna memulihkan kondisinya yang terluka parah, serta membangun kembali kekuatan. Sementara itu di Bumi, Alika Hester telah tumbuh menjadi remaja cantik, yang disukai oleh banyak pria. Usianya mulai menginjak delapan belas tahun, keberadaannya di Bumi, telah diketahui sejak lama oleh Bangsa Shiners, yang berasal dari planet Airraksa. Tempat yang berada jauh dari kawasan Bumi. Mereka berusaha membunuh Alika sejak usianya, menginjak tujuh belas tahun untuk mendapatkan Immortality, yang tertanam di tubuh Alika. Evander Fire adalah salah satu dari Clan Shiners, yang bertugas melenyapkan Alika. Namun, Blood berhasil menggagalkan setiap rencana tersebut. Blood adalah Ksatria yang dipercayakan Raja Arthur, untuk melindungi Alika serta Agatha dari kejaran Bangsa Shiners. Sebelum Immortality dikuasai Raja Orion, maka selama itu juga nyawa Alika akan terus dalam bahaya. Tepat di usia delapan belas tahun, Alika merasakan tubuhnya memiliki kekuatan besar yang, tidak dapat dirinya kendalikan. Immortality telah mencapai puncak kekuatannya, yang membuat Raja Orion dari Clan Shiners memerintahkan Evander untuk segera membunuh Alika, merebut Immortality dari keturunan Bangsa Aqua, seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Perang antara Bangsa Aqua dan Shiners tidak lagi dapat terelakan. Alika tidak dapat mengendalikan kekuatan Immortality, kesempatan ini digunakan Raja Orion untuk merebut Immortality secara licik. Namun, usaha itu digagalkan oleh Evander yang tidak lain adalah orang kepercayaannya. Pada akhirnya, Evander pun terbunuh dan membuat Blood menjadi marah. Keduanya dikenal sebagai Zeus dan Venus, yang membuat Zeus (Blood) harus ikut terluka, saat merebut kembali Immortality dari tangan Raja Orion. Kemarahan Alika memuncak. Dia tidak bisa melihat lebih banyak lagi orang-orang yang dicintainya pergi. Kepedulian Alika yang besar berhasil mengaktifkan Immortality. Immortality telah memilih Alika sebagai Tuan-nya yang baru. Kekuatan yang dihasilkan sungguh luar biasa, sampai akhirnya Raja Orion terbunuh Bagaimana kisah selengkapnya?

Chapter 1Chapter 1

''Cukup, jangan sentuh diriku, Arthur! Kau tidak lagi pantas disebut Ayah dari anak ini. Selama ratusan tahun kita sudah menantikan kehadirannya, dan sekarang … Kau mengatakan ingin membunuhnya. Ayah seperti apa dirimu?!"

 

"Di mana rasa kasih sayangmu, Arthur? Dia ini anakmu, darah dagingmu yang seharusnya kau jaga dengan segenap jiwa, dan bukan berpikir untuk mengakhiri nyawanya!''

 

Wanita bergaun merah, dengan rambut terurai sebahu, sedikit gelombang di ujungnya, tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pandangannya dengan pria pemilik manik berwarna biru, dengan pedang yang tersarung rapi di pinggang, saling bertemu.

 

Sesekali wanita itu mengibaskan tangannya, ketika pria tersebut berusaha ingin menyentuhnya. Dia tak ingin disentuh, terutama dengan pria yang secara gamblang ingin membunuh anak dalam kandungannya.

 

''Ini semua demi keselamatan nyawanya. Aku melakukan ini semata-mata ingin melindungi anak kita dan Kerajaan ini! Sungguh, aku tidak berniat membunuhnya. Kau dan aku telah menantikan dia, menunggu tangisannya mewarnai Istana ini, tetapi dia tidak bisa hidup untuk sekarang. Mohonlah untuk mengerti, Agatha!''

 

''Tidak ada yang harus dimengerti! Kau hanya dibutakan oleh kekuasaan. Seorang Ayah tidak akan berpikir untuk membunuh buah hatinya, hanya demi kesenangannya semata!''

 

''Astaga, sudah berapa kali kukatakan! Diriku sama sekali tidak memiliki niat membunuh anak kita hanya untuk kekuasaan. Keputusan ini kuambil semata-mata untuk melindungi Rakyat Aqua dari kekejaman Orion. Mohon untuk mengerti …''

 

 

Pria itu berdecak kesal. Tidak terpikirkan sebelumnya, berawal dari perbincangan santai dapat berakhir dengan perdebatan hebat. Dia sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan kembali kalimat yang terpotong itu.

 

''Agatha, biarkan aku melakukannya tanpa rasa bersalah. Percayalah, aku pun tidak ingin mengorbankan dia. Akan tetapi, saat ini kelahirannya akan membawa bencana besar bagi Tiga Kerajaan, kemungkinan Planet Airraksa pun akan hancur. Keseimbangan Alam Semesta akan kacau … Mohon untuk memahami keadaannya sekarang, Agatha.''

 

Pria; bernama Arthur itu berusaha menenangkan istrinya, yaitu; Agatha Hester yang tengah tersulut emosi.

 

Bagaimana Agatha tidak naik pitam? Pernikahan yang sudah terjalin ratusan tahun, menantikan tangisan bayi dalam kehidupan rumah tangga. Saat itu semua akan terwujud dalam waktu beberapa bulan lagi. Nyatanya sebelum kebahagiaan benar-benar datang, Arthur sendiri memutuskan untuk membunuh buah hatinya, dengan alasan ingin melindungi anak serta Kerajaan yang dipimpinnya.

 

Agatha tidak terima, hingga akhirnya perdebatan besar terjadi di antara keduanya. Arthur berusaha membuat Agatha mengerti, betapa mengerikannya bencana yang akan datang setelah anak itu lahir nanti. Namun, wanita bergaun merah itu tidak ingin memahaminya sama sekali, dan tetap kekeh mempertahankan bayi dalam janinnya.

 

 

''Cobalah untuk mengerti, Agatha. Saat ini ratusan ribu pasukan yang dipimpin langsung Raja Orion, mulai bergerak untuk melawan Bangsa kita. Tujuannya hanya satu, yaitu merebut Immortality yang ada pada anak kita. Aku tidak ingin dia mati di tangan Orion, dan Immortality jatuh padanya. Apa kau ingin Planet Airraksa dipimpin Raja seperti dia? Kau ingin Tiga Kerajaan tunduk di bawah perintah Raja biadab seperti dia? Cobalah untuk mengerti ….''

 

Sebesar apa pun Arthur menjelaskan, sekeras apa pun dia meminta istrinya untuk mengerti, Agatha tetap kekeh dengan pendiriannya. Tidak peduli Immortality jatuh di tangan Orion atau tidak, wanita bergaun merah itu hanya ingin, bayinya dapat hidup seperti yang sudah dinantikannya selama ini.

 

Agatha telah lama mendambakan kehadiran anak dalam pangkuannya. Dirinya memang seorang Ratu, wanita tangguh, dengan mental baja. Akan tetapi, semua itu tidak membuat kehidupannya menjadi sempurna. Maka dari itu, dengan kehadiran seorang anak, Agatha merasa hidupnya sebagai seorang wanita telah lengkap.

 

"Jika, memang demikian. Maka, jangan salahkan diriku yang harus pergi. Bagaimana juga, aku tidak akan menyerahkan bayi dalam kandungan ini pada pria seperti dirimu, yang hanya memikirkan Kerajaan saja!"

 

Arthur terdiam sejenak. Pikirannya menjadi kosong. Pandangannya dan Agatha saling bertemu. Wanita bergaun merah dengan perut yang mulai membuncit itu, tampak serius. Nada bicaranya sudah menggambarkan dengan jelas, betapa dia tidak ingin anaknya mati sia-sia.

 

Arthur mengelah napas, sebelum akhirnya berbicara kembali, "Kau tidak akan bisa pergi dari Kerajaan ini. Seluruh penjuru Planet Airraksa bahkan sudah dipasang dinding kekuatan Lunar. Siapa saja yang ingin keluar dari Planet ini, maka Orion akan mengetahuinya dengan mudah. Ketika itu terjadi, kau tidak akan bisa lolos darinya."

 

Arthur terus mendekat. Agatha pun meningkatkan kewaspadaannya. Tempat yang saat ini dia pijaki sangat luas. Kendati demikian, Agatha tidak dapat keluar dari ruangan tersebut, dikarenakan Arthur telah memasang Sihir pelindung, yang sulit bahkan mustahil untuk bisa ditembus, dengan kekuatan biasa.

 

Pria yang kira-kira sudah berusia lima ratus tahun itu, berusaha keras untuk mendekati Agatha yang terus menjauh. Tangan Arthur mencoba meraih istrinya yang tengah mengandung lima bulan tersebut. Namun, Agatha selalu berhasil menepisnya.

 

"Berhenti di sana, Arthur! Satu langkah lagi kau mendekat, maka aku tidak segan-segan menggunakan kekuatan untuk melawan dirimu. Aku bukan hanya Ratu di Kerajaan Aqua saja, tetapi aku juga Dewi dari bangsa Miracle. Bagaimanapun kekuatan kita berimbang. Andaipun kita bertarung, maka aku tidak akan kalah!"

           

Arthur tersenyum pahit. Dia memijat pelan kepalanya yang mulai terasa sakit, andai perdebatan ini tetap dilanjut. Bukan tidak mungkin, dirinya akan mengambil tindak tegas, seperti yang terlihat. Diskusi tidak menemukan jalan keluar, sebaliknya semakin memperburuk situasi sekarang. Tidak ada cara lain, yaitu dengan bertarung andai itu bisa menyelesaikan semuanya.

 

Agatha terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya mengelah napas panjang dan menyadari, yang dikatakannya bisa membawa dampak buruk yang lebih besar lagi. Menantang Arthur sama saja menyerahkan nyawa. Hal yang seharusnya dia sangat hindari.

 

 

Namun, Agatha telah mengibarkan bendera perang, yang artinya sekarang Arthur bukan lagi suaminya, melainkan musuh. Musuh yang ingin mencelakai anaknya.

 

Siapa yang tidak mengetahui kehebatan pria yang selama tiga ratus tahun memimpin Kerajaan Aqua? Arthur terlahir dengan kekuatan luar biasa, bakat Ilmu Bela Diri yang dikuasainya membuat, pria berjuluk Raja Es tersebut sulit untuk dikalahkan. Bahkan di Tiga kerajaan sekalipun, belum ada yang dapat mengalahkannya, kecuali Orion; Raja dari kerajaan Shiner, itu pun kekuatan mereka sama-sama imbang.

 

Arthur, untuk sejenak memejamkan matanya, terlintas kembali kenangan indah yang telah dilalui bersama Agatha. Wanita bergaun merah, sosok pemberani, tangguh dan tidak kenal takut itu, nyatanya telah mewarnai kehidupannya hampir dua ratus tahun.

 

Dua ratus tahun bukan waktu yang singkat menjalani kehidupan rumah tangga. Ada kalanya badai menerpa, tetapi berlalu dengan mudah. Semua terikat dari kepercayaan. Arthur begitu mencintai Agatha, sejak awal dirinya dipertemukan dengan wanita tersebut.

 

Ketertarikannya bukan sekedar dari paras cantik wanita berjuluk Dewi Keajaiban itu, tetapi watak tegas dan tidak pandang bulu itulah yang membuat Arthur menyukai Agatha. Sejak awal, dia dapat melihat sifat lain yang tidak dimiliki oleh wanita pada umumnya, dan Arthur menemukannya pada diri Agatha.

 

 Sampai akhirnya cinta kedua insan itu dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Janji suci terucap, mengingat dua hati yang telah mengisi satu sama lain.

 

Nyatanya dua ratus tahun yang telah dilewati, asam manis kehidupan, suka duka rumah tangga yang telah lalu, tidak bisa membuat Agatha mengerti situasi sekarang.

 

Arthur membuka matanya kembali, memandang Agatha dari atas sampai bawah. Tidak ada yang berubah dari wanita itu, hanya sedikit terlihat perutnya yang mulai buncit, di sanalah keturunan Bangsa Aqua berada.

 

"Kau sendiri yang sudah mengatakannya, Agatha. Jangan salahkan diriku andai pada akhirnya, aku menggunakan kekuatan untuk membuat dirimu mengerti …."

 

Agatha menelan salivanya, yang ditakutinya akan segera terjadi. Sudah dapat dibayangkan bagaimana kekuatan besar yang akan Arthur tunjukkan nanti.

 

Agatha menekan perutnya, seolah sedang memeluk anaknya. Hal yang langsung terlintas dalam benaknya adalah, Arthur akan sangat mudah membunuh bayinya andai itu terjadi.

 

Sorot mata berwarna biru laut itu sudah berubah merah. Menandakan keseriusan dia untuk menggunakan kekuatan, demi mendapatkan apa yang diinginkannya.

 

Agatha tidak bisa diam begitu saja. Dirinya juga memiliki kewajiban untuk melindungi anak dalam kandungannya, meskipun lawan di hadapannya adalah suami, sekaligus Ayah dari bayinya.

 

"Aku berikan satu kesempatan lagi untukmu. Menyerahkan bayi itu secara baik-baik, atau …."

 

Arthur menggantung kata-katanya, di waktu bersamaan Agatha langsung menyambar ucapan tersebut.

 

"Sudah kukatakan! Aku tidak akan menyerahkan dia pada pria seperti dirimu. Jika kita harus bertarung, maka aku tidak akan segan-segan untuk melawan tanpa memedulikan statusmu, Arthur! Andaipun aku harus mati nanti, diriku tidak akan menyesalinya!"

 

 

________.

你也許也喜歡

Raja Kerajaan Air

Taishi diangkat menjadi raja Kerajaan Air sejak umurnya 9 tahun setelah ayahnya meninggal dan saat umurnya 16 ia akan menjadi raja penuh setelah dia menikah. Sementara menunggu ia dewasa, kekuasaan dipegang Paman Wan, sang perdana mentri yang ambisius dan melakukan banyak kejahatan mengatasnamakan sang raja muda. Kehidupan sepi di dalam istana tanpa orangtua dan teman membuat Taishi bertekad untuk pergi. Ia tak sabar menunggu tibanya perayaan pergantian abad saat pengawasan melemah dan ia bisa meninggalkan kehidupan di istana yang seperti penjara. Ia bertualang seorang diri dengan menyamar sebagai rakyat biasa, mencari ibunya yang pergi meninggalkan istana 15 tahun lalu. Ia tak mengira reputasinya sebagai raja di luar istana sangat buruk dan hatinya tersentuh melihat betapa rakyat hidup sangat menderita di bawah tekanan para pejabat dan perdana mentri yang korup. Taishi kemudian harus memilih antara hidup tenang sebagai rakyat biasa bersama gadis yang ia cintai, atau kembali ke istana dan menikah dengan putri pilihan perdana mentri agar bisa mengambil kekuasaan demi cintanya kepada rakyat. NB: Cerita ini saya saya hentikan sementara karena saya ingin fokus menyelesaikan novel "The Alchemists". Mohon bersabar ya ... ---------- Follow FB Page "Missrealitybites" untuk ngobrol dengan saya tentang novel-novel saya: 1. The Alchemists 2. Ludwina & Andrea 3. Katerina 4. Glass Heart : Kojiro - Nana 5. 1912-1932 6. Altair & Vega 7. Kisah dari Kerajaan Air

Missrealitybites · 历史言情
分數不夠
10 Chs

Gadis Peternakan yang Beruntung

Setelah meninggal secara tak terduga, dia dilahirkan kembali sebagai seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun di keluarga petani kuno, dengan hanya beberapa ruangan di rumahnya dan lebih sedikit lagi lahan, belum lagi rumah tangga yang dipenuhi oleh orang tua, lemah, sakit, dan cacat. Untungnya, para tetua di keluarga itu baik dan jujur, saudara-saudaranya penyayang dan berbudi luhur, dan tetangga-tetangga hidup rukun dan ramah. Bagi Yang Mengchen, yang telah menderita siksaan dari kerabatnya dan bertahan dari berbagai ejekan dan omelan sejak kecil, ini sungguh merupakan berkah dari surga. Untuk mendukung keluarga yang ia cintai, ia dengan tegas mengambil tanggung jawab berat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika dia, seorang CEO korporasi modern yang pernah mendominasi dunia bisnis, tidak dapat memberi makan sebuah keluarga, lantas siapa lagi? Resep farmasi, membangun rumah kaca, membuka toko-toko... Tidak hanya keluarganya mulai hidup nyaman dan sejahtera, tapi dia juga memimpin desa-desa di sekitarnya dalam menciptakan pemandangan pastoral yang megah! Dengan uang dan ketenaran, saat dia tumbuh dewasa, Yang Mengchen memutuskan sudah waktunya untuk memilih suami, dan dengan demikian, pemuda-pemuda berbakat dari seluruh dunia mulai berdatangan kepadanya. Siapa yang tahu dewa kematian bermuka masam akan memblokade pintu masuk rumah Keluarga Yang? "Kamu terlalu tinggi, kamu terlalu pendek, kamu terlalu gemuk, kamu terlalu kurus, kamu terlalu gelap, kamu terlalu pucat, kamu tidak berpendidikan, kamu licik dan penuh tipu muslihat... Semua gugur!" Dalam sekejap, pintu masuk menjadi kosong, dan Yang Mengchen langsung marah, "Pangeran, kau telah mengusir semua orang. Bagaimana aku seharusnya memilih suami sekarang?" "Saya ingin melihat siapa yang berani menikahi Anda. Saya tidak keberatan mengirimnya ke Dunia Bawah sebagai pengantin pria!" Yang Mengchen... Seorang Pangeran tertentu menghitung kelebihannya dengan jari-jarinya: "Saya memiliki kekuasaan, prestise, dan substansi, tidak memiliki selir, tidak ada cinta rahasia, tidak berkeliaran— Saya mewakili standar tiga ketaatan dan empat kebajikan suami... Singkatnya, hanya saya, pria baik yang tak tertandingi, yang layak untuk Anda!" Pengawal: Oh Pangeran yang bijak dan gagah berani, apakah benar-benar bagus untuk begitu kurang dalam peran Anda sebagai suami?

Lan Shao · 历史言情
分數不夠
500 Chs
目錄
1

鼎力相助