Sang ibu terkekeh pelan melihat Arya mengadu pada dirinya. "Enggak, Nak. Kamu dibohongi kakakmu. Jika Sherla memang benar mendapat tawaran itu, dia pasti menceritakan hal itu pada ibu."
Arya mengangguk sembari membulat mulutnya. "Oh, begitu. Memang sejak awal aku sudah tak percaya, sih. Orang kayak begini mana mungkin tahu-tahu mendapat tawaran dari stasiun televisi. Terkenal saja enggak."
Merasa geram mendengar pernyataan adik sepupunya, Sherla menarik rambut adiknya keras-keras, melampiaskan rasa emosinya.
"Ahh! Sakit! Kak, lepasin!" Arya terpekik keras, sembari menarik tangan Sherla. Namun genggaman Sherla sangatlah kencang, hingga merontokkan beberapa rambut Arya di tangannya.
"Sherla. Kamu ngapain? Lepasin Arya. Rambut Arya bisa botak kalau kamu menjambaknya terlalu lama."
"Enggak apa-apa, Tante. Biar anak ini merasakan apa yang aku rasakan."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者