"Fighter of the destiny ...."
[ANGELIC DEVIL: The Crown]
Setelah Paing dan Apo pamitan, Mile pun memesan tiket untuk penerbangan lusa. Dia mematikan ponsel karena tak ingin diganggu. Lalu menyuruh pelayan menutup gerbang dan pintu. Biarkan wartawan penasaran mengawasi dari luar. Mile lelah. Dia hanya ingin tenang, minum air hangat, lalu membawa gelasnya ke kamar Alan. "Wah ... sudah tidur rupanya. Cepat sekali," katanya, padahal ingin menyapa si bocah sebentar. Mile pun duduk di sebelah Alan. Membelai rambutnya. Juga bekas luka di pelipis. "I'm a fucking bad Dad ...." desahnya. Lalu mendekat perlahan.
Percayalah, Mile tidak pernah kepikiran, tapi kini dia membuka mata dengan sadar saat mengecup kening Alan. Cup. Lalu menuju ke pipi. Cup. Barulah dia membenahi selimut.
"Good night," bisik Mile. Lalu menghela napas kasar. "Kau mungkin belum sadar ibumu meninggal. Jadi, maafkan kami berdua."
Mile pun mematikan lampu utama. Berjalan keluar. Lalu menutup pintu kamar Alan. Ada CCTV di pojokan yang memantau kondisi dalam, tapi Mile tak bisa tidur (dia jadi sering insomnia). Alpha itu pun membuka laptop. Dia berselancar di internet bukan untuk kerja, tapi mengecek berita Nazha. Judul artikelnya macam-macam:
[Guli Nazha Bextiar, Puteri Tunggal Pewaris Green Star Zeneca Bunuh Diri di Rumah Sakit Setelah Keguguran Akibat Bertengkar Dengan Suaminya: Mile Phakphum Romsaithong]
Oke? Itu tidak sepenuhnya salah ....
[Guli Nazha Bunuh Diri Karena Hamil Dengan Selingkuhan? Berikut Beberapa Aktor Yang Digadang Memiliki Hubungan---]
What the fuck with that?! Mile pun muak dan tidak membaca judul sampai akhir karena terlalu mengada-ada.
[Nazha Bextiar Terlibat Skandal KDRT? Benarkah? Berikut Pengakuan Direktur Pemasaran XXX Pada Hari Pembatalan Iklan Mendadak]
DEG
Klik!
Mile pun membuka artikel itu dengan wajah datar. Dia membaca penuh debar-debar, tapi ternyata hanya berisi pernyataan. Tidak ada bukti khusus yang membuka aib, dan Nazha benar-benar melindungi Mile dengan berita kematiannya.
Direktur Pemasaran: "Iya, hari itu kami ada iklan handbody varian baru dan harusnya dia menjadi BA di dress pesta dansa. Tapi, tiba-tiba sore itu ada pembatalan mengejutkan. Diganti pinalti, padahal paginya kita bertemu. Terus ketika aku merasa dia bukan orang yang seperti itu, kusuruh seseorang untuk mengecek. Oh, dalam perjalanan dia melihat sekelebat Nazha di dalam mobil dalam kondisi penuh luka. Anaknya juga. Sudah pasti itu pemukulan rumah. Arah mobilnya dari--
Tapi Mile tidak membaca keseluruhan. Dari tanggal artikel kelihatan kalau berita ini sudah lama, tapi Nazha tak pernah cerita. Semakin ke bawah, ada berita lebih banyak lagi. Pencarian "Guli", "Nazha" dan "Bextiar" sedang trending dengan kecepatan cahaya. Tapi semua itu ditutup dengan kasus bunuh diri yang memiliki hasil otopsi terverifikasi. "Kau selalu menanggung semuanya sendirian. Jadi pintar dan tolol secara bersamaan," gumamnya. Parahnya aku sendiri membentukmu jadi begitu ....
Mile malah mengunduh foto cantik yang kebetulan dipajang dalam artikel. Lalu mengirimnya pada seorang pelukis tersohor di Bangkok. "Ya, ya ... buat itu dengan style hiperrealis. Yang besar. Aku mau dinding 5 x 10 meter penuh dengan lukisan ini." Dia lalu menilik karya Nazha apa saja (film mungkin?), toh sekarang waktu luangnya banyak.
[Ten Years Late]
[Weaving a Tale of Love]
[The Dance of The Storm]
[Chinese Paladin 5]
[Twelve Legends]
[Return The World to You]
[Legend of Nine Tails Fox]
[First Love]
[Xuan-Yuan Sword: Scar of Sky]
[Fighter of The Destiny]
-----dst.
Mile pun langsung terpana-pana. "Ho ... banyak sekali ternyata," gumamnya. "Ada 1, 2, 3 ... 10--" Dia menatap cover-cover film itu. "Per judul ber-episode panjang-panjang pula. Apa ini? 52 episode? Memang dia membahas seisi bumi?" Mile pun membuka informasi satu per satu. Membaca genre, tema, dan lain-lain ... juga penghargaan yang pernah diraih Nazha.
Well, dulu wanita itu memang fokus pada entertainment, seperti Mile yang berfokus pada fotografi. Namun, Nazha membelah fokus ke bisnis sejak kekuasaan Bextiar semakin besar. Jadilah mereka bertemu, tapi Nazha tak pernah akting lagi sejak pernikahan mereka.
Kau ini aneh sekali, Batin Mile. Aktor-aktor ini kurang tampan apa, ya? Kenapa memilih Mile Phakpum Romsaithong? Siapa dia dibanding mereka? Mile pun menertawakan diri sendiri. Namun, matanya memanas karena semua karya itu harta karun, dimana dia bisa menonton Nazha ketika merindukannya.
"Yang ini seperti dewi ...." ujar Mile. Dia pun meng-klik judul "Fighter of The Destiny", dengan genre Wuxia, Historical, Romance, dan Fantasy (padahal dia tak suka), tapi Mile juga takkan melewatkan sedetik pun.
Sejak episode pertama mata Mile serius memelototi layar. Kadang dia tak peduli percakapan Mandarin-nya. Karena gerak-gerik Nazha lah yang dia perhatikan. Caranya bicara, berkedip, mengerling, dan manja kepada si aktor--diam-diam dia cemburu dengan bodohnya. Lalu mendadak menguap. "Sebentar, aku ingin membuat kopi dahulu," katanya saat pukul 1 pagi. Mile tak mau mengganggu pelayan karena sudah tidur. Lalu mem-pause film seolah bicara pada orangnya. "Bagus, tinggal 17 menit lagi ...." Dia pun mengecek sisa durasi. Baru habis 1 episode, dan Mile ditinggali 32 judul yang berbeda untuk dijadikan teman hidup.
"Oke, enough for today ... besok mengurus pindahan lagi, dan kau takkan kemana-mana," kata Mile sambil menutup layar. Dia pun mematikan laptop. Menge-charge-nya. Lalu bersih-bersih dan tidur sendiri (Mile takkan gabung dengan Alan hingga dinyatakan sembuh). Dia bahkan mengunci pintu dari dalam (mana tahu melindur memukul), tanpa tahu Nazha transparan sedang duduk di balkon kamar.
Wanita itu menoleh sebentar pada sang suami. Tersenyum lagi. Lalu menatap langit berbintang dengan gaun yang Mile sebut "Dewi".
***
[BUKAN KASUS PEMBUNUHAN. HASIL OTOPSI BENAR-BENAR MENUNJUKKAN NAZHA BEXTIAR BUNUH DIRI]
Pagi harinya, stasiun YuZuTV dan RDTV milik Paing menyiarkan berita itu berulang. Mulai dari breaking news, TV Show, cipika-cipiki, atau versi yang lain, tapi inti informasinya tetaplah sama. Paing dan Apo sengaja merangkum fakta asli untuk Mile. Agar bebannya ringan, dan paparazi tidak semena-mena. Mereka bertiga sudah membicarakan soal ini. Bagaimana kronologi sebenarnya, tapi Paing melancarkan kelicikannya di sini. Dia sengaja mencampur adukkan beberapa fakta lain. Skandal keartisan, atau apapun yang bisa dicocoklogi. Semua agar fokus berita "keguguran" dan "KDRT" tenggelam.
Mile pun menyetujui agar berita cepat reda. Toh laporan KDRT Nazha otomatis tercabut dengan kematiannya. Ya, walau Mile harus menghadapi dua polisi yang datang ke rumah. Tepatnya pukul 11 pagi, mereka meminta penjelasan banyak hal. Bahkan dia diuji berbagai cara. Ada pembuktian sidik jari dan lain-lain ... lalu Mile dinyatakan lolos dari status terdakwa.
[GULI NAZHA DEPRESI DENGAN PROJEK YANG GAGAL DI TENGAH JALAN. BERDEBAT DENGAN PIHAK B, LALU bla ... bla ... bla ... bla ....]
.... intinya kabar setelah itu beralih.
Para konten kreator YouTube akhirnya membuat video yang rata-rata berjudul mirip. Dan intinya adalah "KONSPIRASI KEMATIAN GULI NAZHA 24 APRIL 2016"--of shit! Sudah seperti biografi keluarga kerajaan saja disebut dengan konspirasi.
"ALAAAN!"
DEG
"Iyaaaaaa?"
Siang itu, Alan pun menoleh karena dipanggil. Dikira siapa, tapi senyum si bocah langsung hilang karena melihat Mile.
"Kau mau ikan hias baru?" tanya Mile. Dia berjongkok sambil membawa plastik ikan. Sudah disiapkan pelayan, tapi Alan sepertinya mikir-mikir sebelum mundur.
Brugh!
"Linliiiin! Ikaaaaannnn!" panggil Alan ke babysitter. Rupanya dia mau, tapi takut mengambil. Sehingga Linlin-lah yang jadi kambing hitamnya. "Itttuu!" katanya sambil menunjuk plastik.
"Oh, ha ha ha. Ya ampun, Tuan Muda. Kukira apa ...." kata Linlin sembari mendekat. Mile pun memberikannya, walaupun gagal. Lalu mencoba lagi pada sore hari.
"Bagaimana kalau jalan-jalan dengan Daddy? Belajar sepatu roda ...." Mile pun mengayunkan tangan kepada Alan Bextiar. "Sini ...." katanya sambil mengangkat sepatu. "Bukankah warnanya bagus? Ada banyak gambar bintang ...."
Alan justru menggeleng, lalu main kejar-kejaran dengan anjingnya. "HA HA HA HA HA! GUK-GUK-NYA CEPAT! HA HA HA HA HA!" Bocah itu mengejar tali di taman rumah.
Sepenuhnya dia mengabaikan Mile. Dan Mile perlu menunggu Alan tidur agar dibawa ke bandara saat hendak ke Islandia. "Sudah, sudah. Tidak apa. Biar aku saja yang gendong ...." katanya kepada Linlin. Alan pun dipeluk pada dadanya. Menggunakan setelan hangat. Lalu dibawa naik masuk pesawat. "Dia takkan mabuk kok. Sudah biasa seperti ini ...." Mile pun memasang sabuk untuk si bocah. Merebahkan pada kursi VVIP. Lalu menyentuh pergelangan tangan kiri. "Oh, ada yang lecet ternyata ..." Tapi kapan jatuhnya? Mile pun memeloroti celana Alan sebentar. Mengecek lutut. Tapi ternyata sudah diplester. Pasti yang sini tadi dilepas ....
"Kenapa, Tuan? Apa ada yang perlu dibantu?" tanya pramugari lewat.
"Iya. Kau punya plester luka untuk dia? Setidaknya beri dua untuk jaga-jaga," kata Mile.
"Oh ... ada. Tolong ditunggu sebentar ...." kata si pramugari sebelum berlalu.
Mile pun memasang plesternya. Mendesah, lalu memandang keluar jendela. "Hhhh, Alan. Hari ini kita akan melihat rumah berwarna warni ...."